Nasi Tutug Oncom, Kuliner Tasikmalaya yang Melegenda sejak Penjajahan

Nasi Tutug Oncom, Kuliner Tasikmalaya yang Melegenda sejak Penjajahan
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia #CeritadariKawan

Nasi merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Sampai muncul anggapan bahwa seseorang belum dikatakan makan apabila belum menyantap makanan yang satu ini. Oleh sebabnya, wajar bila setiap daerah memiliki penyajian yang khas dalam mengolah nasi.

Salah satu olahan nasi yang tak boleh dilewatkan adalah Nasi Tutug Oncom. Biasa disebut Nasi TO, kuliner satu ini merupakan makanan khas yang berasal dari wilayah Jawa Barat tepatnya Tasikmalaya.

Secara umum, Nasi Tutug Oncom memiliki rasa yang gurih dan juga asin. Aromanya kaya akan rempah yang didominasi oleh kencur. Bungkusan daun pisang membuat aroma Nasi Tutug Oncom semakin menguar.

Pembuatan Nasi Tutug Oncom yang Sederhana

Nasi Tutug Oncom

Dalam bahasa Sunda, ‘tutug’ berarti tumbuk. Sebagaimana namanya, Nasi Tutug Oncom merupakan paduan nasi dengan oncom yang telah ditumbuk. Oncom sendiri merupakan bahan makanan yang terbuat dari kedelai, mirip dengan tempe.

Menariknya, meskipun sama-sama hasil fermentasi, oncom berasal dari bahan sisa seperti bungkil kacang tanah, ampas kedelai, dan ampas tahu. Hingga kini, oncom dapat ditemukan dengan mudah di pasar-pasar tradisional yang ada di Jawa Barat dengan harga terjangkau.

Di sisi lain, cara membuat Nasi Tutug Oncom terbilang mudah. Cara membuatnya dimulai dengan menumbuk oncom dengan bahan lain seperti bawang merah, bawang putih, kencur, cabe, dan terasi.

Dengan kata lain, prosesnya seperti membuat sambal. Kemudian, bahan yang telah ditumbuk, disangrai tanpa minyak dan dibumbui garam. Terakhir, oncom tinggal diaduk bersama nasi pulen yang masih hangat.

Melegenda sejak masa penjajahan

Nyatanya, Nasi Tutug Oncom telah melegenda sejak masa penjajahan. Melansir dari Detik, sejak tahun 1904 oncom kerap dijadikan lauk yang dipadukan bersama nasi. Mulanya, oncom hanya dibakar dan diberi garam sebagai bumbu. Sampai kemudian terbiasa dipadukan dengan nasi sebagai lauk.

Bukan tanpa alasan, pada masa itu Nasi Tutug Oncom memang menjadi makanan harian bagi masyarakat kelas bawah di Jawa Barat. Pasalnya, harga komoditas makanan pokok yang tinggi membuat masyarakat kelas bawah tak mampu menjangkaunya.

Sulitnya ekonomi pada masa penjajahan membuat masyarakat berinisiatif untuk menggunakan oncom sebagai alternatif lauk. Sehingga kerap kali Nasi Tutug Oncom diidentikan sebagai makanan rakyat jelata.

Nasi Tutug Oncom di masa kini

Seiring berjalannya waktu, Nasi Tutug Oncom menjadi makanan yang digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Rasanya yang lezat membuat Nasi Tutug Oncom tetap bersaing di pasaran. Hal lain yang membuat makan satu ini semakin digemari adalah karena penyajiannya yang berangsur menjadi lebih variatif.

Popularitasnya semakin meroket karena bukan lagi sebatas nasi yang hanya dipadukan dengan oncom. Kini Nasi Tutug Oncom disajikan dengan berbagai menu pelengkap. Mulai dari asin, gorengan, telur dadar, ayam, lalap, hingga sambal. Kombinasi lauk tersebut membuat Nasi Tutug Oncom cocok disantap kapan saja. Pada akhirnya, Nasi Tutug Oncom berhasil melepaskan statusnya sebagai makanan kelas bawah.

Lambat laun, Nasi Tutug Oncom tidak hanya dijajakan di warung-warung sederhana. Saat ini, tidak sedikit restoran besar di Tasikmalaya yang menjadikan Nasi Tutug Oncom sebagai menu utama. Mengenai harga, Nasi Tutug Oncom dibanderol mulai dari Rp10 ribu hingga Rp35 ribu per porsinya.

Namun, yang disayangkan adalah masih banyak orang yang belum mencicipi lezatnya Nasi Tutug Oncom. Lantaran masih jarang rumah makan yang menyediakan menu Nasi Tutug Oncom selain di Tasikmalaya.

Meskipun belum menjamur, Nasi Tutug Oncom dapat ditemukan secara langsung di luar kota Tasikmalaya. Beberapa kota seperti Ciamis, Bandung, dan Jakarta turut menyediakan makanan satu ini.

Kabar baiknya, banyak Nasi Tutug Oncom yang mulai dijual secara online melalui e-commerce. Hal tersebut memungkinkan karena pendistribusiannya yang tidak disertai nasi, tetapi berupa ‘Tutug Oncom’ yang siap dipadukan sebagai lauk. Selamat Mencoba!

Referensi: food.detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini