Inilah Kerajinan Gerabah Kasongan Yogyakarta yang Mendunia!

Inilah Kerajinan Gerabah Kasongan Yogyakarta yang Mendunia!
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Yogyakarta, kota yang kental dengan seni dan budayanya. Hilir mudik para wisatawan berkunjung ke kota itu. Tak lupa mereka berburu oleh-oleh dulu sebelum beranjak pulang. Terlepas dari gudeg dan bakpianya yang terkenal, Yogyakarta juga menyediakan kerajinan cantik yang bisa dijadikan sebagai souvernir ataupun oleh-oleh loh! Kalian bisa menemukannya di Daerah Kasongan, Bantul, Yogyakarta.

Berawal di masa penjajahan, matinya seekor kuda milik orang Belanda telah meresahkan hati warga. Karena warga merasa takut akan dijatuhi hukuman, akhirnya mereka melepaskan hak tanah pertanian yang mereka miliki. Setelah kejadian itu warga tidak memiliki lahan garapan dan kosong mata pencaharian. Kemudian ditemukan tanah liat yang berlimpah di desa itu. Akhirnya masyarakat sekitar memanfaatkannya sebagai bahan pembuatan gerabah dan sumber pendapatan.

Turun temurun nenek moyang mewariskan gerabah pada anak cucunya. Tangan lihai mereka menyulap adonan tanah liat menjadi barang yang indah nan serbaguna. Menjemur kemudian membakar tembikar. Menghasilkan tungku, guci, vas bunga, atau bahkan patung.

Gapura berhias ornamen dewa raksasa berdiri megah. Patung kuda yang terletak di kanan dan kiri gapura mengingatkan kita akan sejarah desa ini. Warna merah bata yang kontras serta guci menambah kesan estetika ketika kalian memasuki Kasongan. Kini jika kalian berkunjung kesana akan nampak berderet toko yang memamerkan karyanya. Berpuluh-puluh gerai layaknya etalase yang tengah berusaha menarik hati para kustomer. Kini Kasongan telah menjadi desa wisata bahkan sentra industri kerajinan gerabah di Yogyakarta.

Gerabah Kasongan Yogyakarta | 1001indonesia.net
info gambar

Yuk kita intip bagaimana proses pembuatan kerajinan ini! Mengutip dari Kumparan, gerabah Kasongan memiliki masa pembuatan selama tiga hari. Mulanya para pengrajin mencampur tanah liat, pasir, dan air yang diaduk hingga menjadi padat. Setelah dirasa sesuai dengan tekstur yang diinginkan, barulah mereka membentuk tanah liat sesuai kreativitas mereka.

Setelah adonan telah terbentuk, tahap selanjutnya adalah proses penjemuran dibawah terik matahari. Kiranya setelah tanah liat sudah mengeras, gerabah akan dibakar pada suhu 150 derajat celcius selama 3-9 jam. Setelah proses pembakaran selesai, gerabah akan dicat sesuai warna yang diinginkan. Begitulah kreativitas para pengrajin menciptakan barang-barang yang indah. Selain membeli, kalian juga bisa belajar cara membuat gerabah secara langsung loh! Tak jarang satuan instansi sekolah melakukan wirakarya ke Kasongan dan memberikan edukasi gerabah pada siswanya. Membentuk tanah liat di atas meja putar sungguh mengasyikkan!

Wisatawan yang telah memasuki Kasongan pasti dibuat bingung hendak memilih barang yang mana untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. Semuanya terlihat begitu cantik. Seiring berjalannya waktu dan majunya teknologi, kini gerabah Kasongan bisa dipesan secara online. Dewasa ini kerajinan tersebut juga telah didistribusikan ke seluruh seantero Indonesia. Oh iya, gerabah Kasongan tidak hanya mencuri hati wisatawan dalam negeri saja loh. Bahkan gerabah ini sangat diminati warga mancanegara!

Mengutip dari Kompas, gerabah Kasongan mulai menembus pasar ekspor pada 1986. Australia adalah pengimpor perdana, diikuti negara lain, seperti Jepang, Kanada, serta negara-negara di Eropa. Pengimpor luar negeri pun kerap mengajukan pesanan kerajinan secara custom, seperti patung Buddha atau patung China. Tahun 1990 kerajinan gerabah Kasongan memasuki masa kejayaan. Produsen tak henti-hentinya melakukan ekspor barang dan produk semakin ramai di pasar global. Bahkan ketika krisis moneter melanda pada 1998 tak membuat usaha ini terpuruk. Diperkirakan pengiriman gerabah bisa mencapai 100 kontainer per-bulan dengan omzet Rp 7,5 miliar. Wah, tentunya kita sebagai warga Indonesia harus bangga dengan produk lokal yang telah go internasional!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini