10 Humor Gus Dur yang Super Cerdas

10 Humor Gus Dur yang Super Cerdas
info gambar utama

KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih hangat disapa Gus Dur ini bisa dibilang sosok yang sangat fenomenal. Ia dikenal sebagai pribadi yang unik, otentik dan progresif, baik ketika masih menjabat presiden maupun saat berstatus warga sipil alias Kiai.

Dalam banyak kesempatan, memang Gus Dur acapkali melontarkan jokes-jokes yang nyeleneh dan membuat sesiapa saja yang mendengarnya merasa terhibur sekaligus tersindir.

Kadung dianggap humoris, Gus Dur pun mendapati pemakluman dari rekan sejawat bahkan di kancah Internasional pun guyonannya dinanti-nanti, seperti pertemuannya dengan Fidel Castro, Presiden Kuba saat itu.

Berikut ini beberapa Humor Gus Dur yang cukup mengocok perut dan menantang logika kalian untuk berfikir dalam.

1. Humor tentang Soeharto dan Harmoko Naik Haji

Barangkali tema guyon Gus Dur paling banyak berisi seputar era pemerintahan Orde Baru. Hal ini disinyalir sebagai upaya perlawanannya terhadap kekangan rezim saat itu.

Gus Dur bercerita bahwa suatu kali Soeharto berangkat ke Mekkah untuk berhaji. Bersamanya ikut mendampingi Menteri Penerangan Harmoko, seorang menteri yang dikenal rajin "minta pertunjuk" pada Soeharto.

Setelah melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan lontar jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan dengan cara melempar batu ke sebuah tiang mirip patung.

Di sini lah muncul masalah, terutama bagi Harmoko. Setiap batu yang dilemparkannya selau berbalik menghantam jidatnya.

"Wah kenapa jadi begini ya?" cerita Gus Dur menuturkan pernyataan Harmoko yang saat itu tampak gemetaran karena takut.

Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama saja, batu yang dilemparnya seperti ada yang melempar balik ke arah dirinya.

Setelah tujuh kali lemparan hasilnya selalu sama, maka Harmoko pun menoleh ke kiri dan ke kanan sembari mencari-cari keberadaan presiden untuk "minta petunjuk".

Setelah ketemu, lalu dengan legah ia pun tergopoh-gopoh menghampiri Bapak Presiden. Namun, sebelum sampai di hadapan Soeharto, ia tiba-tiba mendengar bisikan "Hai manusia, sesama setan jangan saling lempar."

2. Humor tentang Polisi Jujur

Gus Dur sering terang-terangan mengkritik siapa saja, tidak terkecuali mengkritik dan menyindir polisi.

Suatu hari ia berkelakar bahwa di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur.

“Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (Kapolri Pertama).”

Kalau polisi lainnya, Gus?.

Gus Dur hanya tersenyum.

3. Humor tentang Jembatan Proyek Surga - Neraka

Gus Dur bercerita bahwa suatu ketika penghuni surga yang berasal dari Indonesia melakukan musyawarah soal kenginan membangun jembatan dari surga ke neraka.

Jembatan itu nantinya akan menghubungkan surga dan neraka, sehingga baik penduduk surga dan maupun penduduk neraka bisa saling mengunjungi.

Para penghuni surga dan neraka kemudian membentuk panitia masing-masing. Penghuni neraka yang ditunjuk menjadi panitia bergegas untuk bekerja merancang struktur bangunan.

Tak lama berselang, jembatan dari neraka menuju surga akhirnya selesai dibangun. Berbeda dengan penghuni neraka, penghuni surga yang ditunjuk menjadi panitia tak kunjung merampungkan pembangunan jembatan.

Jangankan bangunan, rancangan jembatannya saja belum jadi. Penghuni neraka pun marah ke penghuni surga.

“Jembatan kami sudah selesai, sementara kalian ini masih belum melakukan apa-apa," protes penghuni neraka.

"Lah, bagaimana bisa kami mengerjakan pembangunan jembatan ini? Wong pimpinan proyeknya, pemborongnya, dan juga menteri-menterinya di neraka semua," kata penghuni surga.

4. Humor tentang Nasib Gus Dur dan Supir Metro Mini di Akhirat

Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.

“Saya sopir Metro Mini, wahai malaikat.” Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.

Lalu datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di dunia?”. Tanya malaikat kepada Gus Dur.

“Saya presiden dan juga juru dakwah”. Lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu.

Melihat itu Gus Dur protes. “Malaikat kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro ?”

Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan.

Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa dan mengingat Tuhan”

5. Humor Gus Dur tentang Presiden Wisatawan

Cerita ini terjadi tatkala Gus Dur memberikan pidato di Jerman yang mana mantan Presiden Indonesia BJ Habibie pun ikut serta dalam rombongan.

Di situ Gus Dur runtut menyebutkan status kepresidenan dari masa Soekarno sampai dirinya.

“Seokarno itu negarawan, Soeharto itu hartawan, Pak Habibie adalah ilmuwan, sedang saya sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur jujur.

Pernyataan Gus Dur itu mungkin untuk menanggapi berbagai pernyataan bahwa selama dia menjabat, presiden gemar melancong/kunjungan ke luar negeri.

6. Humor Gus Dur tentang Siapa Paling Dekat dengan Tuhan

Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran kepercayaan dan agama sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah, kata mantan Presiden RI ke 4 tersebut.

Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam berdialog, misalnya percakapan seperti yang dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan pendeta berikut ini.

“Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak.

Si Bhiksu menimpali; Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi Om.

Lalu bagaimana dengan Anda, pak kyai?

Pak Kyai menjawab; Boro-boro dekat, manggil-nya aja mesti pake menara” urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.

7. Humor Gus Dur tentang Karakter Presiden

Di sela-sela kunjungan kerjanya ke Eropa itu, Gus Dur dan kawan kerabat menjenguk istri Habibie, Hasri Ainun Besari yang sedang sakit.

Pada kesempatan yang hangat itu, Habibie mengonfirmasi kepada Gus Dur soal banyolan yang dilakukan Gus Dur di hadapan Presiden Fidel Castro, saat Gus Dur berkunjung ke Kuba.

Saat itu, Soekarno disebut Gus Dur sebagai presiden gila wanita, Soeharto disebut gila harta, termasuk Habibie yang gila teknologi. Sementara Gus Dur menyebut dirinya sebagai presiden yang bikin orang gila.

8. Humor Gus Dur yang Membuat Presiden Clinton Tertawa Terbahak

Gus Dur suatu waktu bercerita kepada sahabatnya Jaya Suprana dalam sebuah talkshow bahwa Presiden Clinton pernah tertawa terbahak mendengar dongeng lucunya.

Waktu ceritanya selesai, lalu Clinton bertanya pada Gus Dur “Di buku apa dongeng itu?”. Lalu Gus Dur menjawab "Saya baca di buku Ted Sorrensen,".

Jaya Suprana yang mendengar bertanya heran, "Lho jadi Clinton sendiri tidak tahu cerita itu?" tanya Jaya Suprana.

"Ya mungkin nggak tahu, sebab dia nggak baca buku. Mana mungkin Presiden Amerika baca buku?”, kata Gus Dur.

Lalu Gus Dur berkata “Di Amerika, Presiden baca buku itu artinya dia nganggur. Nah, kalau di Indonesia, Presiden harus baca buku karena memang nganggur,".

9. Humor Gus Dur Tentang Permintaan Presiden kepada Tuhan

Suatu hari, para presiden dan pemimpin negara lainnya tengah berdialog dengan Tuhannya.

Diawali dengan Presiden Amerika Serikat. "Tuhan, kapan negara kami makmur?. Tuhan jawab, "20 Tahun lagi". Presiden AS menangis.

Kemudian yang kedua dialog Presiden Prancis. "Tuhan, kapan negara Prancis makmur? Tuhan menjawab: "25 Tahun lagi." Mendengar jawaban Tuhan, Presiden Prancis juga menangis.

Selanjutnya giliran Perdana Menteri (PM) Inggris. "Tuhan, kapan negara Inggris bisa makmur?" Tuhan menjawab: "20 Tahun lagi."Presiden Inggris itu ikut juga menangis.

Terakhir giliran Presiden ke-4 Republik Indonesia, yaitu Gus Dur. "Tuhan, kapan negara Indonesia bisa makmur?" tanya Gus Dur. Tuhan tidak jawab. Ternyata bergantian, giliran Tuhan yang menangis.

10. Humor Gus Dur soal Perbedaan Karakter Orang Indonesia dengan Bangsa Lain

Menurut Gus Dur, ada perbedaan karakter orang Indonesia dengan karakter bangsa lain:

  • Orang Nigeria atau Angola itu sedikit bicara, sedikit kerja.
  • Orang Jepang atau Korsel itu sedikit bicara, banyak kerja
  • Sedangkan orang Amerika atau China itu banyak bicara, dan banyak kerja
  • Adapun orang Paksitan, banyak bicara, sedikit kerja.

Kemudian seseorang bertanya: "Kalau bangsa Indonesia, masuk yang mana Gus?"

Orang Indonesia itu lain yang dibicarakan, lain yang dikerjakan.

Referensi: nu.or.id | historia.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini