Kerajinan Payung Lukis Juwiring, Seni Warisan yang Menjadi Ekonomi Kreatif Warga

Kerajinan Payung Lukis Juwiring, Seni Warisan yang Menjadi Ekonomi Kreatif Warga
info gambar utama

Kita biasa mengenal payung sebagai alat untuk melindungi diri dari hujan maupun panas. Selain berguna untuk melindungi diri, payung juga memiliki fungsi sebagai barang estetika

Sejak zaman dahulu, payung juga kerap digunakan dalam berbagai acara maupun ritual besar. Hingga sekarang, pengrajin kesenian payung masih tersebar di beberapa kota di Indonesia.

Contohnya seperti kerajinan payung lukis yang berada di Desa Tanjung, kecamatan Juwiring, Kabupaten klaten. Di sini Anda bisa melihat aktivitas warga sekitar yang sedang mengerjakan payung, seperti merakit, mengecat, hingga menjemurnya.

Para pembuat payung di desa ini dalam sebuah paguyuban yang bernama ngudi rahayu. Kelompok ini diketuai oleh Ngadiyakur, seorang pegiat kerajinan payung yang sudah berkecimpung di hal ini selama dua dekade.

Menjelajah Klaten sebagai Surganya Kuliner Soto yang Abadi

Perkembangan kerajinan payung di Juwiring

@lokesywara (Instagram)
info gambar

Sebelum era Ngudi Rahayu, kerajinan payung di Juwiring sempat mengalami masa kejayaan di tahun 60-an. Lalu di tahun 1998, kerajinan ini sempat mati suri, hingga akhirnya perlahan mulai berkembang lagi hingga saat ini.

Payung yang dibuat pun bermacam-macam. Mulai dari payung panas hujan, payung ritual, payung keraton, hingga payung untuk keperluan dekorasi.

Pembuatan payung ini melewati proses yang cukup panjang. Pertama, kayu dan bambu dipotong dan dibentuk sesuai dengan pesanan untuk membuat kerangka atas. Lalu kerangka bawah pun dibuat dan disatukan dengan kerangka atas.

Setelah kerangka payung sudah terbentuk, payung pun disulam sesuai dengan motif yang diinginkan. Lalu, kerangka atas payung dipasangi dengan kain menggunakan lem. Proses ini dinamakan mayu. Terakhir, dilanjutkan dengan proses pengecatan menggunakan cat minyak.

Proses pembuatan payung ini membutuhkan waktu selama 2 sampai tiga hari hingga cat payung benar-benar kering. Bila cuaca kurang mendukung, maka waktunya bisa menjadi empat hari.

Susuk Wangan, Upacara Menghormati Air bagi Warga Desa Setren Wonogiri

Bernilai seni dan berkualitas tinggi

mahdy_zza (Instagram)
info gambar

Yang menjadi keunggulan dan keunikan dari payung lukis juwiring ini adalah variasi model dan pemilihan bahan baku. Seperti kayu yang lebih awet dan sulaman yang lebih tebal. Mengikuti jenis sulaman payung khas keraton yang menggunakan teknik sulaman penuh.

Jangkauan pemasaran dari payung Juwiring ini pun sudah mencakup seluruh Indonesia. Dari berbagai kota maupun kalangan. Kisaran harga dari payung lukis Juwiring ini berkisar di 25 ribu rupiah hingga 2 juta rupiah.

Harga ini sesuai dengan jenis payung dan kerumitan dari pesanan pelanggan. Rentang ukuran payung yang dapat dipesan berkisar dari 25 centimeter hingga 4 meter.

Hingga sekarang, paguyuban ini akan berusaha untuk melakukan regenerasi agar kerajinan nenek moyang ini bisa terus lestari.

Mengenal Sosok Mbah Minto, Seniman Dagelan Kebanggaan Masyarakat Klaten

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MM
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini