Apa Kabar Petani Sumbing?

Apa Kabar Petani Sumbing?
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Para penduduk di lereng gunung mayoritas bekerja sebagai petani ataupun pekebun. Hal ini disebabkan karena keadaan iklim, cuaca, dan tanah yang sesuai dengan komoditas ini. Dengan keadaan yang sangat mendukung ini, pekerjaan sebagai petani dan pekebun sering disebut-sebut sangat menjanjikan, dikarenakan sebagian besar hasilnya langsung bisa dinikmati oleh masyarakat secara luas.

gambar pribadi
info gambar

Berdasarkan hasil penelitian dari Badan Penelitian Statistik (BPS) tahun 2022, nilai impor di indonesia meningkat 32,81% per agustus 2022 dibandingkan agustus tahun 2021. Bisa dikatakan nilai impor indonesia ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi, nilai ini dihitung berdasarkan impor migas maupun nonmigas. Tingginya nilai impor, menyebabkan ekonomi bagi petani lokal menjadi tidak stabil. Komoditas yang paling banyak diimpor adalah komoditas hasil pertanian dan perkebunan, contohnya saja, buah-buahan, sayuran, dan beras. Bahkan, pupuk yang digunakan oleh petani sebagai bahan utama pertaian juga banyak diambil dari negara lain.

Para petani mulai resah. Semua harga pangan naik sedangkan harga penjualan hasil sawah menurun. Banyak petani di lereng Gunung sumbing yang mulai kebingungan. Mereka kehabisan modal agar usaha pertanian tetap berputar. Pupuk anorganik dipersulit, hanya petani berpenghasilan besar yang mampu membelinya. Sedangkan setiap tanaman, tidak akan tumbuh subur jika tidak diberi pupuk anorganik. Menurut mereka, jika hanya mengandalkan pupuk kandang, tanaman tidak akan tumbuh maksimal dikarenakan pada masa sebelumnya mereka sudah terbiasa menggunakan pupuk anorganik.

Tidak hanya masalah pupuk, keresahan lain juga mereka dapatkan dari harga penjalan hasil pertanian. Dengan hasil yang sedikit, penjualan mereka dihargai sangat rendah. Saking rendahnya, beberapa petani mengatakan, jika dihitung pengeluaran dari awal hingga masa panen, hasil penjualan ini tidak mengalami keuntungkan, bahkan ada beberapa yang mendapatkan hasil panen lebih sedikit dari modal awal.

Masalah terakhir yang dirasakan para petani adalah iklim yang tidak menentu. Pergeseran musim menyebabkan petani kesulitan menentukan jenis tanaman apa yang cocok untuk ditanam.

Contohnya saja pada sekitaran bulan juni 2022 harusnya sudah memasuki musim tembakau di Lereng Sumbing ini, tetapi karena iklim yang kurang tepat, para petani banyak yang memutuskan tidak menanam tembakau karena ditakutkan akan menuai kegagalan. Tetapi, sebagian juga banyak yang berani mengambil resiko untuk tetap menanamnya. Dapat dilihat kala itu, banyak petani yang gagal panen tembakau. Yang harusnya tembakau hidup pada iklim panas, ternyata malah banyak turun hujan yang menyebabkan tanaman tembakau menjadi busuk dan gagal tumbuh.

Dibalik semua keresahan itu, masih tersimpan hal-hal yang menyebabkan para petani di lereng Gunung sumbing enggan meninggalkan pekerjaanya sebagai seorang petani. Meskipun banyak yang beralih menjadi buruh bangunan dan merantau, nantinya ketika modal dari berburuh udah terkumpul, mereka akan pulang dan kembali menggurus persawahan.Ketika mengalami gagal panen, petani masih memiliki sisa-sisa hasil pertanian yang masih bisa dinikmati sendiri. Ketika harga bahan pangan melonjak tinggi, para petani juga masih memiliki hasil pertanian yang masih bisa dikonsumsi. Menurut salah seorang petani di sana, menjadi petani adalah pekerjaan yang tidak akan pernah membosankan, mereka memiliki jam kerjanya sendiri yang tidak terikat dengan siapapun, mereka juga lahan yang bebas akan mereka tanami apapun, serta keadaan dan pemandangan sawah khas pegunungan yag tidak akan pernah bosan untuk di pandang.

Dari semua keresahan itu, mereka tetap dapat bertahan hidup dengan baik. Bekerja keras setiap hari akan tetap membawa mereka pada keberhasilan. Entah itu esok, sekarang atau nanti. Para petani selalu yakin, pada setiap kegagalan, pada setiap kesulitan, pasti ada kebaikan yang selalu mengiringi. Karena setiap usaha selalu menuai hasilnya, entah rintangan apa yang akan selalu ada disampingnya.

Referensi:Musim Tembakau 2022 - Search (Bing.com) | 19 Komoditas Impor Indonesia dari Berbagai Negara (Finansialku.com) | Nilai Impor Indonesia Tahun 2022 - Search (Bing.com)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini