Kerja Tahun, Pesta Tahunan Suku Karo

Kerja Tahun, Pesta Tahunan Suku Karo
info gambar utama

Suku Karo, kelompok etnik yang mendiami wilayah Sumatera Utara ini sudah ada sejak 8.300 tahun yang lalu. Bagi masyarakat suku tersebut, salah satu tradisi yang paling melekat dalam diri mereka ialah Kerja Tahun.

Kerja Tahun atau Merdang Merdem merupakan sebuah pesta tahunan yang wajib diadakan setiap tahunnya oleh masyarakat Karo. Awalnya, Kerja Tahun diadakan sebagai bentuk rasa syukur setelah acara penamaan padi. Masyarakat berharap agar padi yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang baik pula.

Pada tahun 2014, pesta tahunan ini terdaftar sebagai warisan budaya takbenda Indonesia dari provinsi Sumatera Utara.

Merdang Merdem | Foto: Teks Karo
info gambar

Kerja Tahun diselenggarakan selama 6 (enam) hari, dan setiap harinya diberi nama yang berbeda sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.

Hari pertama dinamakan Cikor-Kor, yang dimana menjadi awal dari perayaan. Penduduk satu kampung akan pergi ke ladang guna mencari serangga yang biasanya hidup di dalam tanah bernama Kor-Kor untuk dijadikan lauk.

Hari kedua dinamakan Cikurung, ditandai dengan kegiatan mencari serangga bernama Kurung yang biasanya hidup di tanah basah seperti ladang atau sawah dan akan dijadikan lauk oleh masyarakat.

Hari ketiga dinamakan Ndurung, kegiatan mencari nurung (ikan) di sungai maupun sawah. Ikan yang biasa ditangkap berupa ikan mas, cebakut (lele), ikan kaperas, belut, dan lain-lain.

Hari keempat dinamakan Motong atau Mantem. Pada hari itu, masyarakat setempat akan menyembelih hewan berkaki empat seperti kerbau, sapi, dan babi untuk dijadikan lauk.

Hari kelima dinamakan Matana, yang dimana merupakan hari puncak perayaan. Pada hari itu, penduduk setempat akan saling mengunjungi satu sama lain, begitu pula dengan kerabat dari berbagai daerah akan datang. Setiap pengunjung wajib makan dan menikmati hidangan dari tuan rumah. Kebanyakan orang Karo akan menyempatkan pulang dari perantauan demi turut merayakan Kerja Tahun bersama keluarganya.

Perayaan ini akan dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian tradisional yang diadakan selama dua malam di balai pertemuan atau biasa orang Karo sebut sebagai Jambur. Kegiatan yang ditampilkan berupa Gendang Guro-guro Aron, dimana para muda-mudi akan menari dan bernyanyi dalam balutan pakaian adat. Biduan atau perkolong-kolong juga akan ikut memeriahkan acara dengan kemampuan bernyanyi dan berjenaka mereka.

Kedatangan kerabat serta penduduk dari kampung lain akan membuat suasana perayaan bertambah semarak. Siapa saja diperbolehkan untuk menari maupun bernyanyi sesuai dengan arahan dari pembawa acara.

Hari keenam dinamakan Nimpa, yaitu kegiatan membuat Cimpa, salah satu kudapan khas Karo yang paling populer. Cimpa terbuat dari olahan tepung beras ketan, santan, juga gula aren, dan dibungkus menggunakan daun singkut. Cimpa dapat bertahan cukup lama, dan masih baik dikonsumsi meski sudah dua hari lamanya. Oleh sebab itu, kudapan ini sangat cocok dijadikan oleh-oleh kepada tamu yang hendak kembali ke daerah asalnya.

Hari ketujuh dinamakan Rebuna, hari terakhir dalam rangkaian perayaan. Pada hari itu sudah tidak ada lagi kegiatan. Para tamu sudah pulang dan semua penduduk akan berdiam diri di rumah.

Kerja Tahun dapat dirayakan oleh siapa saja, terkecuali bagi keluarga yang baru saja berduka atau kehilangan anggota keluarganya kurang dari jangka waktu satu tahun akan dilarang untuk merayakan.

Pesta tahunan ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk bertemu dan berkumpul bersama keluarga, terkhusus pada orang tua dan nenek moyang yang masih hidup, serta menjalin hubungan kekeluargaan yang lebih erat lagi dengan sesama. Oleh karena itu, sejak dulu Kerja Tahun selalu menjadi acara perayaan yang selalu dinanti-nantikan oleh masyarakat Karo.

Referensi:Kumparan.com | 1001indonesia.net

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DD
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini