Nikmat! 4 Kuliner Khas Purworejo yang Menggugah Selera

Nikmat! 4 Kuliner Khas Purworejo yang Menggugah Selera
info gambar utama

Beberapa kuliner di berbagai wilayah Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri yang menjadikan identitas bagi daerah setempat. Saat ini, wisata kuliner sedang ramai eksis di berbagai media platform digital untuk mempromosikan budaya kuliner yang ada dan sebagai media untuk memperkenalkan kuliner di Indonesia sebagai bentuk upaya meningkatkan budaya kuliner Nusantara agar tidak tenggelam dalam budaya makanan luar negeri yang terus mengikis budaya lokal.

Berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, kabupaten Purworejo yang dikenal dengan julukan Kota Pejuang, tidak hanya mempunyai banyak sejarah saja, dalam hal kuliner pun Purworejo tidak kalah saing. Makanan khas Purworejo memiliki cita rasa khas Jawa yang unik sehingga membuat para wisatawan tertarik untuk mencobanya.

Kuliner khas Purworejo pada umumnya diturunkan secara turun temurun, jadi apabila mencari di daerah lain akan sulit untuk mencarinya. Hal ini juga sebagai peluang daya tarik wisatawan untuk ramai-ramai mengunjungi Kabupaten Purworejo.

Penasaran dengan kuliner khas Purworejo? Simak artikel berikut ini, ya!

5 Kuliner Khas Bojonegoro yang Eksis dari Masa ke Masa

1. Dawet Ireng

Dawet Ireng | www.instagram.com/imasdimah01
info gambar

Sama seperti Banjarnegara yang menjadi pemilik Dawet Ayu, Purworejo juga mempunyai minuman khas yaitu Dawet Ireng. Perbedaannya dengan dawet yang lain, dawet ireng berwarna hitam. Hal ini sesuai dengan bahasa Jawa, ireng yang berarti Hitam.

Menurut Dinporapar Purworejo, dawet ireng diolah menggunakan bahan-bahan yang sama dengan dawet lainnya seperti tepung beras, santan kelapa, gula jawa, dan daun pandan. Dalam pewarnaannya, Dawet Ireng menggunakan abu bakar Jerami yang dicampur dengan air sehingga menghasilkan warna hitam.

Uniknya, jumlah dawet jauh lebih banyak daripada kuahnya yang terbuat dari santan yang ditambah air gula. Santannya pun diperoleh langsung dari perasan serabut kelapa.

Tekstur yang kenyal dan disajikan dengan es, sangat cocok diminum saat cuaca panas sebagai pelepas dahaga. Harga dawet ireng dibandrol murah dan terjangkau. Cukup mengeluarkan Rp8.000, satu porsi mangkuk kecil dawet ireng sudah bisa dinikmati sambil merasakan suasana di Purworejo.

Menjelajahi Wisata Sejarah dan Kuliner di Yogyakarta

2. Clorot

Clorot | www.instagram.com/semuaviral
info gambar

Namanya cukup unik dan sangat digemari masyarakat, baik di dalam maupun luar Purworejo. Jajanan legendaris yang berbentuk kerucut seperti mainan terompet ini berbahan dasar tepung beras yang dicampur dengan gula jawa, kelapa, santan dan daun pandan sebagai penyedap aroma. Hasil campuran bahan tersebut, nantinya dituang kedalam janur atau kelapa muda yang sudah dibuat dengan bentuk kerucut yang unik.

Clorot dengan rasa manis yang gurih dan tektur yang agak lengket, dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional yang ada di Purworejo. Kudapan ini biasanya disajikan masyarakat Purworejo sebagai acara hajatan atau hidangan hari raya lebaran. Bagi para wisatawan, clorot dijadikan sebagai oleh-oleh saat mengunjungi Purworejo.

Terdapat cara menarik untuk mengonsumsi clorot. Cukup dengan mendorong bagian bawah wadah clorot dengan jari tangan, lalu setelah isinya keluar dapat langsung disantap.

3. Geblek

Makanan khas Purworejo yang satu ini sudah digemari sejak zaman dulu. Olahannya yang terdiri dari tepung tapioka dan bumbu yang digoreng memberikan rasa gurih dan kenyal saat dikonsumsi. Makanan yang menyerupai angka delapan ini hampir sama tekstur dan rasanya dengan cireng. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk dan komposisi bahannya.

Masyarakat Purworejo biasanya menyantap geblek dengan melumuri sambal pecel yang disajikan saat masih hangat. Bagi para pelancong, makanan ini masih tersedia dan dijual di pasar-pasar tradisional yang ada di Purworejo dengan harga yang cukup murah dan terjangkau.

Kenalan dengan Ikan Mas Naniura, Makanan Mentah Khas Suku Batak

4. Sate Winong

Soto Winong | www.instagram.com/iseng.jajan
info gambar

Sate yang satu ini, berbeda dari sate kambing umumnya. Sate kambing muda yang berasal dari desa Winong Purworejo, memiliki tekstur daging yang lembut dan empuk saat disantap.

Melansir dari Radar Purworejo, tusukan sate winong akan terlebih dahulu dibakar tanpa bumbu, kemudian setelah daging layu, baru dilumuri kecap racikan dan dibakar. Aroma sate winong yang dibakar akan timbul bau yang menyengat sehingga membedakan dari aroma sate pada umumnya.

Penyajiannya pun tidak menggunakan tusuk sate, tetapi langsung dikumpulkan di piring dengan menambahkan taburan irisan bawang merah, sampuran daun jeruk purut.

Kecap yang digunakan oleh para pedagang sate winong ini, sejak dulu menggunakan kecap hasil buatan sendiri. Kecapnya diolah dari gula merah yang dicampur dengan bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas, dan daun serai.

Sate yang sudah dikenal luas pada tahun 1970-an, sangat mudah didapati, yakni dengan mengunjungi Desa Winong atau sekitarnya. Biasanya terletak dipinggir-pinggir jalan, sehingga ketika melewati desa tersebut akan tercium aroma sate winong yang sangat khas.

Itulah kuliner khas Purworejo yang memiliki cita rasa nikmat. Jika berkunjung ke Purworejo, jangan lupa untuk mencicipi makanan-makanan di atas, ya!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini