Mengenal KH Zainal Mustafa, Sosok Pembela Tanah Air dari Tasikmalaya

Mengenal KH Zainal Mustafa, Sosok Pembela Tanah Air dari Tasikmalaya
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Mulanya, kedatangan Jepang ke Indonesia disambut dengan harapan. Selang beberapa waktu, nyatanya, harapan tersebut tidak pernah terealisasikan. Alih-alih harapan, Jepang justru banyak membuat kebijakan yang merugikan rakyat Indonesia.

Adalah KH Zainal Mustafa. Seorang pejuang yang gigih melawan pendudukan Jepang di Tasikmalaya. Lalu siapa sebenarnya sosok KH Zaenal Mustafa ini?

KH Zainal Mustafa | Foto: Mandala POS
info gambar

Sekilas Mengenai KH Zainal Mustafa

KH Zainal Mustafa merupakan ulama yang berasal dari Tasikmalaya, tepatnya Singaparna. Beliau memiliki nama asli Hudaemi, kemudian diganti menjadi KH Zainal Mustafa selepas menunaikan ibadah haji.

Pada tahun 1927, KH Zainal Mustafa mendirikan pondok pesantren Sukamanah. Mengingat kondisi Indonesia yang pada saat itu sedang dijajah Belanda, sudah jelas bahwa KH Zainal Mustafa dihadapkan pada situasi yang sulit. Terutama dalam mengembangkan pendidikan dan ajaran islam.

Jauh sebelum Jepang menduduki Indonesia, KH Zainal Mustafa sudah kerap menentang pemerintah kolonial Belanda. Mengutip dari Tirto, melalui ceramahnya, KH Zainal Mustafa berupaya mengobarkan semangat nasionalisme rakyat Singaparna. Tak jarang, KH Zainal Mustofa menyelenggarakan rapat rahasia dalam upaya melawan pemerintah kolonial Belanda.

Pendudukan Jepang dan KH Zainal Mustafa

Setelah Belanda menyerah kepada Jepang, rakyat Indonesia seakan diberi tonggak kehidupan baru. Kemakmuran bersama Asia Timur yang dijanjikan Jepang, membawa harapan bagi rakyat Indonesia. Akan tetapi, harapan tersebut tidak pernah terwujud.

Pada akhirnya, tujuan Jepang adalah ingin menguasai kekayaan Indonesia demi kebutuhan perang dan perdagangan. Sejak pertama kali Jepang datang, KH Zainal Mustafa sadar betul akan bahayanya pendudukan Jepang. Berbagai pendekatan Jepang, dengan tegas ditolak olehnya.

Bahkan, kepada santrinya, KH Zainal Mustafa memperingatkan agar senantiasa tidak terhasut oleh propaganda Jepang. Hal ini kemudian terbukti dengan perlakuan Jepang yang semakin kejam terhadap rakyat Indonesia. Rakyat menjadi semakin sengsara dengan adanya romusha (kerja paksa) dan jugun ianfu (perbudakan seks) yang diberlakukan Jepang.

Tidak berhenti disitu, Jepang juga menerapkan kebijakan seikerei. Kebijakan inilah yang menjadi pemicu ledakan perlawanan antara Jepang dan KH Zainal Mustafa. Dilansir dari Kompas, Seikerei merupakan penghormatan kepada Dewa Matahari yang dilakukan dengan membungkukkan badan searah dengan terbitnya matahari.

Perlawanan KH Zainal Mustafa dan Rakyat Singaparna

KH Zainal Mustafa menentang keras adanya seikerei. Pasalnya, seikerei dinilai bertentangan dengan nilai-nilai ajaran islam. Sehingga, KH Zainal Mustafa menyerukan kepada santrinya agar tidak melakukan seikerei yang dianggap menyekutukan Tuhan.

Dalam perjuangannya, KH Zainal Mustafa gencar untuk meminta santrinya agar memperkuat keyakinan dan juga mempelajari seni bela diri silat. Namun, persiapan KH Zainal Mustafa jutru diketahui dan disinyalir sebagai ancaman. Karenanya, tepatnya 24 Februari 1944, Jepang mengambil tindakan tegas untuk menangkap KH Zainal Mustafa.

Upaya penangkapan tersebut berhasil terhindarkan, tetapi berujung dengan pecahnya pertempuran yang dikenal sebagai “Peristiwa Perlawanan Singaparna”. Pertempuran tersebut terjadi pada 25 Februari 1944, diawali oleh Jepang yang mengirim pasukan militer untuk menyerang KH Zainal Mustafa dan rakyat Singaparna.

Mau tidak mau pertempuran sengit tidak dapat terhindarkan. Kala itu, dalam strateginya melawan Jepang, KH Zainal Mustafa juga melakukan sabotase, memutuskan komunikasi, dan membebaskan tawanan politik. Namun, sayangnya perlawanan rakyat Singaparna dihadapkan dengan kekalahan.

Perlawanan tersebut mengenang 86 santri rakyat Singaparna yang gugur dalam pertempuran. Usai pertempuran, KH Zainal Mustafa bersama 23 orang yang dianggap terlibat ditangkap untuk dinyatakan bersalah dan diadili oleh Jepang. Setelahnya, KH Zainal Mustafa ditawan dan bahkan lama kelamaan tidak diketahui keberadaannya.

Akhir Perjuangan KH Zainal Mustafa

Dalam waktu yang lama, Jepang menyembunyikan kabar mengenai KH Zainal Mustafa. Belakangan, diketahui bahwa KH Zainal Mustafa telah dihukum mati pada 25 Oktober 1944. Makamnya bersama para santrinya ditemukan di daerah Ancol Jakarta.

Jenazahnya kemudian dipindahkan untuk dikebumikan di Singaparna Tasikmalaya. Atas jasa kepahlawanannya, pemerintah Indonesia resmi menetapkan KH Zainal Mustafa sebagai pahlawan Nasional pada 6 November 1972.

Kendati pertempuran tidak berhasil dimenangkan, KH Zainal Mustafa adalah sosok tangguh yang gigih memperjuangkan Indonesia, khususnya tanah Singaparna. Perjuangannya kala itu berhasil membakar semangat juang rakyat dalam melawan propaganda Jepang. Bukan hanya di Singaparna, melainkan seluruh rakyat Indonesia.

Sejak dulu hingga kini, harum nama KH Zainal Mustafa kian tersohor. Sampai namanya dijadikan sebagai penamaan di beberapa tempat. Meski raganya telah tiada, perlawanannya bersama rakyat Singaparna akan selalu abadi. Semoga keberaniannya dapat menginspirasi khususnya kepada kawan Indonesia generasi masa kini.

Referensi: tirto.id | kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini