Benteng Pendem Ngawi, Bangunan Bersejarah dengan Pintu Lebih Banyak dari Lawang Sewu

Benteng Pendem Ngawi, Bangunan Bersejarah dengan Pintu Lebih Banyak dari Lawang Sewu
info gambar utama

Jika mendengar nama destinasi wisata Lawang Sewu, banyak orang pasti akan langsung mengingat soal keberadaan banyak pintu. Karena hal itu pula lah, Lawang Sewu hingga kini dikenal sebagai destinasi wisata berupa bangunan bersejarah yang unik.

Tapi belum banyak yang tahu, jika sebenarnya ada destinasi wisata berupa bangunan bersejarah lain di Indonesia, yang memiliki keunikan sama, yakni berupa keberadaan banyak pintu. Bahkan berdasarkan cerita dan pemberitaan di beberapa kesempatan, jumlah pintu dari destinasi yang dimaksud lebih banyak dari Lawang Sewu.

Nama tempat yang dimaksud adalah Benteng Pendem Ngawi.

Benteng Pendem, Saksi Sejarah Tangguhnya Pertahanan Belanda di Selatan Jawa

Saksi pusat perdagangan pemerintah Hindia Belanda

Benteng Pendem Ngawi | Eko Ari Riswanto/Shutterstock
info gambar

Penuh sejarah, Benteng Pendem Ngawi yang dikenal juga dengan nama Van den Bosch, sudah ada dan selesai dibuat pada tahun 1845.

Sedikit memahami makna namanya, kata ‘pendem’ diberikan hingga kini karena memang bangunan dari benteng itu sendiri yang dibuat terpendam, atau lebih rendah dari tanah sekitar yang mengelilingi bangunan benteng.

Konsep benteng pendem ini sendiri sebenarnya bukan hanya ada di Ngawi, ada satu lagi benteng pendem yang berlokasi di Nusakambangan, Jawa Tengah.

Sedangkan Benteng Pendem Ngawi berlokasi detail di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Titiknya sendiri saat ini sangat mudah dijangkau, karena berlokasi tak jauh dari Kantor Pemerintahan Kabupaten Ngawi, yang hanya berjarak sekitar satu kilometer.

Dilihat dari bangunan keseluruhan, bangunan Benteng Pendem Ngawi memiliki ukuran sekitar 165 x 80 meter.

Kembali ke alasan pembangunannya di masa lampau yang dibuat terpendam, ternyata hal itu dilakukan dengan tujuan agar bangunan benteng tidak terlihat dan nampak terpendam dari luar.

Mengapa demikian?

Menilik riwayat pembangunan yang dimuat pada laman resmi Pemkab Ngawi, dijelaskan bahwa dulunya Ngawi menjadi salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur, sekaligus dijadikan pusat pertahanan Belanda di wilayah Madiun dan sekitarnya, dalam masa Perang Diponegoro (1825–1830).

Pada tahun 1825 Ngawi berhasil direbut dan diduduki oleh Belanda. Kemudian untuk mempertahankan kedudukan dan fungsi strategis Ngawi serta menguasai jalur perdagangan, Pemerintah Hindia Belanda akhirnya membangun benteng pendem Ngawi ini, yang saat itu dinamakan Benteng Van Den Bosch.

Pembangunan benteng disebutkan baru selesai pada tahun 1845, dan setelahnya benteng ini dihuni oleh sekitar 250 tentara Belanda 250 yang dibekali persenjataan bedil, enam meriam api, dan 60 orang kavaleri yang dipimpin oleh Johannes Van den Bosch.

Misteri Situs Biting: Jejak Benteng Kuno yang Dibangun Pada Era Majapahit

Revitalisasi menjadi wisata sejarah dan edukasi

Ratusan tahun terbengkalai, benteng ini sempat hanya menjadi bangunan mati. Meski telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya, namun sebelumnya nampak belum ada upaya untuk memulihkan dan menjaga bangunan Benteng Pendem Ngawi.

Baru di tahun 2019, setelah Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan akhirnya diputuskan bahwa Benteng Pendem Ngawi akan mendapat upaya revitalisasi total.

Berbagai persiapan dan tahap awal pun dilakukan untuk merancang proses revitalisasi, yang mana dalam proses tersebut, ditemukan fakta bahwa ternyata pintu yang ada di Benteng Pendem Ngawi lebih banyak jumlahnya dibandingkan pintu di bangunan bersejarah Lawang Sewu.

Hal tersebut dibuktikan oleh tim dari kontraktor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang diunggah faktanya oleh Bupati Ngawi, yakni Ony Anwar Harsono, melalui unggahan di akun media sosial pribadinya.

“Benteng Pendem memiliki 510 buah lubang pintu dan jendela, yang mana melebihi Lawang Sewu 429 buah lubang pintu dan jendela” tulis keterangan dalam fakta yang diunggah, pada Rabu (14/12/2022).

Diketahui jika rehabilitasi Benteng Pendem Ngawi mulai dikerjakan sejak 10 Desember 2020, dengan nilai kontrak sebesar Rp113,7 miliar. Dana tersebut digunakan untuk merehabilitasi sebanyak 13 bangunan di dalam kompleks Benteng serta penataan Kawasan Inti Benteng.

Saat ini, proses revitalisasi Benteng Pendem Ngawi telah rampung 100 persen, dan akan segera diresmikan sekaligus dibuka sebagai destinasi wisata edukasi, sejarah, dan landmark kawasan heritage di Kabupaten Ngawi.

"Mudah-mudahan (Benteng Pendem Ngawi) dapat menjadi salah satu ikon cagar budaya di Ngawi dalam rangka mengedukasi sejarah kepada masyarakat, terutama terkait perlawanan pejuang bangsa Indonesia dalam mengalahkan penjajah," ujar Bupati Ony.

Menjelajahi Wisata Ngawi, dari Alam hingga Tempat Bersejarah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini