Wayang Golek Menak Kebumen yang Bertokoh Arab

Wayang Golek Menak Kebumen yang Bertokoh Arab
info gambar utama

Kesenian wayang tentunya sudah akrab di telinga Anda. Di Jawa, ada beberapa jenis wayang yang populer, salah satunya adalah wayang golek. Jenis wayang ini juga berkembang di beberapa daerah. Seperti wayang golek menak yang berasal dari Kebumen.

Bila kebanyakan wayang mengambil cerita dari kisah Mahabharata, maka yang satu ini berbeda.

Lakon-lakonnya sendiri bersumber dari cerita-cerita yang berasal dari serat menak. Karya sastra Jawa kuno yang merupakan turunan dari Sastra Melayu lama, yaitu Hikayat Amir Hamzah. Oleh karena itu, pertunjukan ini juga erat dengan sejarah penyebaran Islam.

Kebo Kinul, Tarian Panen Padi dari Sukoharjo

Wayang khas Kebumen

Di Yogyakarta, sebenarnya juga terdapat kesenian wayang golek menak. Hanya saja, dalam gaya kebumen, ceritanya bisa lebih dikreasikan oleh dalang. Salah satu maestro dalang dari kesenian ini adalah Ki Sindhu Jataryono.

Sekarang, kesenian ini memang sudah semakin jarang ditemukan. Di antara para pelaku seni yang masih bertahan adalah Suryanto. Bertempat tinggal di desa Tlogodepok, Kecamatan Mirit.

Sampai sekarang ia masih terus melestarikan kesenian ini. Bahkan, tidak hanya menjadi seorang dalang, ia juga berprofesi sebagai pembuat wayang golek menak.

Tokohnya sendiri memiliki corak Arab yang berasal dari Mekkah, seperti tokoh Abdul Muthalib atau Amir Hamzah.

Wayang golek menak ini biasa ditampilkan ketika acara-acara perayaan maupun saat ritual bersih desa. Kemudian, untuk iringannya sendiri menggunakan gamelan dengan laras pelog dan slendro.

Layaknya wayang golek pada umumnya, bahannya berbahan dasar dari kayu. Biasanya, yang dipakai adalah kayu jaranan, kayu weru, atau kayu sengon laut.

Untuk pembuatannya badan wayang, semuanya benar-benar dilakukan oleh Suryono sendiri. Mulai dari pemotongan kayu, pembentukan badan, hingga pengecatan.

Sementara pembuatan pakaiannya menjadi tugas dari istrinya, Sulyati. Untuk kostum wayang golek ini menggunakan pakaian dan aksesoris khas Jawa,

Satu wayang golek sendiri harganya cukup variatif. Hal ini berpatokan dari seberapa besar ukurannya.

Untuk wayang Marmoyo dan Jayarono yang jadi tokoh utama, harganya 500 ribu rupiah.Lalu untuk tokoh buto harganya bisa mencapai 750 ribu. Sementara untuk wayang-wayang yang bukan tokoh, harganya sekitar 300 ribu rupiah.

Grup Wayang Orang Ngesti Pandowo Semarang dan Upayanya untuk Melestarikan Wayang Orang

Berada di era krisis

Wayang Golek Menak Kebumen (Facebook)

Menurut Suryanto, era sekarang adalah masa puncak krisis dari kesenian khas Kebumen ini. Untuk saat ini, memang masih ada beberapa dalang yang menguasai wayang golek menak. Namun, mereka tidak mempelajari Islam secara mendalam. Padahal kesenian ini sarat dengan nilai-nilai keislaman.

Selain itu, kesenian ini juga cukup sulit untuk berkembang. Hal ini dikarenakan masyarakat masih berpatokan dengan gaya pentas dari Ki Sindhu Jataryono. Dimana ia adalah seorang maestro dari wayang golek menak yang menjadi patokan bagi dalang-dalang di generasi sekarang.

“Soalnya perkembangan zaman si dalang tak bisa mengikuti. Ada dalang yang tidak bisa ngaji. tidak tahu tentang agama. Lalu, ada dalang yg menonjol bikin gebrakan tapi ga bisa diterima masyarakat. Masyarakat masih berpatok pementasan pak Sindhu Jataryono,” ujarnya.

Meskipun sekarang wayang golek menak berada di ambang kepunahan, namun Suryanto dan istri tetap berusaha mempertahankan seni ini.

Sebab, ia yakin di masa depan kelak masih ada yang berusaha mencari jejak kesenian ini. Biarpun tidak ada lagi yang mementaskannya, setidaknya wayang buatannya menjadi saksi bisu dari riwayat kesenian ini.

Deretan Sosok Sinden yang Berasal dari Mancanegara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini