Belajar Cinta Indonesia dengan Balok Kayu Kebudayaan

Belajar Cinta Indonesia dengan Balok Kayu Kebudayaan
info gambar utama

Tulung (16/01). Era globalisasi masa kini membawa dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. Anak-anak pun tak luput dari godaan globalisasi yang kian maju. Smartphone membuat siapa saja mampu menghabiskan waktu lebih lama bersamanya. Mudahnya mengakses informasi dan komunikasi membuat kebudayaan asing begitu mudah masuk ke Indonesia dan secara perlahan menggeser kebudayaan negeri ini.

Dengan hal ini, anak-anak hingga remaja lebih suka bermain smartphone dan terpapar langsung dengan budaya nonlokal. Tanpa disadari, kondisi tersebut membawa dampak yang kurang baik. Bahkan, rasa cinta kepada tanah air dan bangsa semakin luntur.

Pada siswa-siswi SDNI Sudimoro yang hanya berjumlah 44 orang ini sebagian besar sudah dibekali dengan telepon genggam sendiri. Mereka gemar bermain Tik Tok dan games online yang saat ini sangat gampang didapatkan.

Yang sangat disayangkan, para siswa tersebut jarang mendapatkan pengajaran dan pengenalan seputar kebudayaan yang ada di Indonesia. Bahkan, mereka saja masih kurang tahu tentang pulau-pulau yang tersebar di negeri tercinta.

Kurangnya pengajar, sarana, dan prasarana menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan dalam ketidaktahuan murid tentang budayanya sendiri. Melihat situasi murid-murid di SDN 1 Sudimoro yang cukup memprihatinkan ini, seorang mahasiswi KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas Diponegoro, Hana Indah Olivia (20), tertarik memperkenalkan budaya Indonesia melalui "Balok Kayu Kebudayaan".

Proses pembelajaran tersebut menawarkan pengenalan dan menanamkan rasa cinta kepada budaya Indonesia. Balok Kayu Kebudayaan sendiri merupakan salah satu dari program keilmuan dari Universitas Diponegoro, Fakultas Ilmu Budaya, jurusan Antropologi Sosial.

Sebagai mahasiswa Antropologi Sosial, Hana merasa bertanggung jawab dalam melestarikan budaya Indonesia. Mencintai keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia semestinya merupakan tugas kita semua sebagai warga negara yang harus dijaga dan dilestarikan agar tidak dicuri atau ditiru oleh bangsa lain.

Melestarikan kebudayaan bangsa semestinya tidak terbatas oleh usia atau golongan mana pun. Pembelajaran ini dilakukan dengan metode fun learning yang disambut hangat dan antusias oleh siswa siswi SDN 1 Sudimoro pada saat proses pengajaran dimulai.

Proses belajar yang pertama adalah memperkenalkan Indonesia melalui "Puzzle kayu Peta Indonesia". Di sini, pengajar akan menjelaskan kepada semua murid tentang geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan provinsi. Lokasi strategis inilah yang menyebabkan terciptanya keberagaman budaya.

Selanjutnya, Hana menunjukkan balok-balok kayu yang menunjukkan 8 provinsi dan sudah dilengkapi dengan ilustrasi rumah adat, pakaian adat, tarian adat, alat musik tradisional, dan senjata tradisional pada setiap provinsi. Dengan adanya alat simulasi tersebut, akan memudahkan para siswa mengingat bentuk gambar, nama, dan asal daerah dari setiap balok yang ada. Sebab, gambar dan bentuknya dibuat menarik.

Pada akhir pembelajaran, akan diadakan kuis cepat-tepat mengenai nama dan asal daerah dari balok kayu. Sebagai penyemangat dan reward, tak lupa mereka juga akan diberikah hadiah, baik yang bisa menjawab maupun yang tidak. Selain itu, akan diadakan juga lomba mewarnai rumah adat dan tebak nama dan asalnya dengan menggabungkan beberapa kalas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HO
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini