Belajar Folklore: Meningkatkan Semangat Baca Anak Usia Dini Lewat Cerita Daerah

Belajar Folklore:  Meningkatkan Semangat Baca Anak Usia Dini Lewat Cerita Daerah
info gambar utama

Pada Rabu (25/1/2023), Hana Indah Olivia mahasiswa KKN Tim 1 program studi Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro, bertekad untuk meningkatkan minat baca anak sekaligus berkenalan dengan budaya Indonesia. Dengan program keilmuannya, yaitu mengajak anak-anak untuk membaca Folklore dalam sebuah puzzle untuk TK Pertiwi Sudimoro, Desa Sudimoro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Edukasi dijalankan dengan menjelaskan bahwa di Indonesia ada banyak sekali cerita daerah yang bermakna bagus. Hal ini dilakukan guna meningkatkan minat baca anak sekaligus memperkenalkan cerita daerah yang ada di Indonesia.

Masa kini, minat membaca kian hari semakin berkurang di era digital sekarang. Pengenalan smartphone pada anak usia dini juga menyebabkan mereka kurang berminat dalam membaca. Padahal membaca merupakan aspek penting kehidupan. Membaca juga memberikan manfaat yang luar biasa, seperti meningkatkan kinerja otak, memperluas pengetahuan, dan menajamkan daya ingat.

Pengenalan cerita daerah ini dibuat melalui puzzle dan bentuk buku cerita bergambar yang menarik di dalamnya. Belajar menyusun puzzle merupakan hal yang menantang dan bermanfaat bagi anak usia dini, “Biasanya kita juga bermain puzzle, Mbak. Karena bagus dalam melatih perkembangan anak,” ujar Bu Titik salah satu pengajar di TK Sudimoro.

Fokus Membaca Sambil Puasa Gadget Bersama Komunitas Kumpul Baca
Anak sedang membaca buku bersama ibunya
info gambar

Lingkungan belajar Taman Kanak-Kanak dapat menjadi wadah bagi anak untuk berkenalan dengan banyak cerita menarik salah satunya folklor. Menurut Taylor (Danandjaya, 2003: 31) folklor adalah bahan-bahan yang diwariskan dari tradisi, melalui kata-kata dari mulut ke mulut maupun dari praktik adat istiadat.

Dengan kata lain, folklor pada dasarnya merupakan wujud budaya yang diturunkan dan atau diwariskan secara turun-temurun secara lisan (oral). Cerita daerah merupakan bagian dari folklor lisan, yang biasanya dapat ditemukan di perpustakaan sekolah. Seperti buku cerita Malin Kundang yang berasal dari Sumatera Barat, Timun Mas dari Jawa Tengah.

Sayangnya di TK Pertiwi Sudimoro tidak terdapat buku bacaan cerita daerah. Sebuah hal baru bagi anak-anak TK bisa mengetahui tentang cerita rakyat. Pembelajaran dimulai dengan semangat dan senyum yang sumringah, dengan menyusun Puzzle yang bergambar “Timun Mas” dan “Malin Kundang”. Dalam penyusunan puzzle, dibagi menjadi beberapa kelompok yang tiap kelompok berisi dua orang. Tak lupa juga para ibu guru membantu muridnya dalam menyusun puzzle.

Anak-anak dengan semangat berlomba cepat menyusun puzzle melawan teman-temannya. Setelah selesai menyusun puzzle di lanjut belajar membaca cerita rakyat Malin Kundang dengan buku yang sudah dibagikan. Dikarenakan masih banyak anak-anak yang belum lancar membaca, Hana (20) berinisiatif untuk membacakan cerita bagi anak-anak TK Pertiwi Sudimoro.

Read Aloud Indonesia, Komunitas yang Tumbuhkan Minat Baca Anak Indonesia

Menghadapi anak usia pra-sekolah merupakan suatu tantangan tersendiri bahwa dalam menyampaikan pembelajaran harus sesuai sehingga dapat diterima dengan tepat.

Dengan hal ini, di akhir pelajaran dijelaskan tentang pesan moral yang bisa diambil dari cerita Malin Kundang, bahwa sebagai anak kita tidak boleh melawan orang tua dan harus menghormati orang tua kita. Secara sadar anak-anak di TK Pertiwi memahami arti dari cerita tersebut dan berjanji setelah pulang sekolah akan memeluk ayah dan ibu mereka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HO
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini