1,5 Tahun Hadiah Bharada Eliezer atas Keberanian Mengabdi pada Kejujuran

1,5 Tahun Hadiah Bharada Eliezer atas Keberanian Mengabdi pada Kejujuran
info gambar utama

Terkadang hidup memang seperti permainan catur. Meski kuda punya kekuatan melompat, pion yang biasanya maju lebih dulu dan dikorbankan. Kehilangan sebuah pion tidak menjadi masalah besar karena masih banyak pion yang lainnya.

Selain itu, pion yang hanya mampu bergerak maju dan miring satu langkah tidaklah mumpuni untuk diandalkan sebagai pejuang meraih kemenangan. Lain dengan kuda yang lincah melompat dengan langkah L-nya. Apalagi patih yang langkahnya bisa panjang dalam lurus maupun diagonal. Meskipun pion kecil juga bisa mematikan raja.

Di sebagian besar kalangan masyarakat, menjadi anggota Polri adalah sebuah kebanggaan. Selain bisa mengabdi pada bangsa dan negara, pekerjaan ini menjamin masa depan. Maka tidak heran di setiap ada pembukaan lowongan pasti akan diserbu oleh pendaftar.

Pangkat dan jabatan tidak terlalu diperhatikan. Ada yang sebenarnya lulus SMA tapi mendaftar lowongan yang sebenarnya disediakan untuk lulusan SMP. Yang penting bisa masuk. Dan seiring berjalannya waktu, pangkat dan jabatan lebih tinggi bisa diraih.

Goa Seplawan, Wisata Purworejo yang Semakin Berkembang

Ini mungkin yang dipilih oleh pemuda bernama Richard Eliezer. Demi pengabdian kepada bangsa dan negara dan demi jaminan akan masa depan, tanpa ragu-ragu ia tinggalkan kampung halamannya di Manado untuk mengikuti pendidikan di Pusat Pendidikan Brimob Watukosek, Jawa Timur. Meski menduduki pangkat terendah dalam Polri, ia tetap penuh semangat menjadi salah satu ajudan Fedy Sambo.

Namun, menjadi bawahan juga ada resikonya. Selain pendapatan yang diterima lebih sedikit, bawahan juga mempunyai kewajiban terhadap atasan. Dikutip dari Tirto.id, dalam Pasal 7 ayat (2), (3), dan (4) pada Peraturan Kapolri Nomor 14 tahun 2011 tercantum kewajiban anggota Polri yang berkedudukan sebagai bawahan, yaitu:

  1. melaporkan kepada atasan apabila mendapat hambatan dalam pelaksanaan tugas;
  2. melaksanakan perintah atasan terkait dengan pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangannya;
  3. menolak perintah atasan yang bertentangan dengan norma hukum, norma agama, dan norma kesusilaan; dan
  4. melaporkan kepada atasan pemberi perintah atas penolakan perintah yang dilakukannya untuk mendapatkan perlindungan hukum dari atasan pemberi perintah.

Pada poin 2 tertera jelas bahwa tugas bawahan adalah melaksanakan perintah atasan terkait dengan pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangannya. Mungkin karena itulah Richard Eliezer tidak kuasa untuk menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Apalagi, perintah itu diberikan dalam kondisi Ferdy Sambo yang berpakaian dinas lengkap. Selain itu, mungkin juga Richard Eliezer takut akan keselamatannya sendiri. Ia hanyalah polisi yang pangkatnya paling rendah. Brigadir J yang pangkatnya lebih tinggi darinya saja akan ditembak, bagaimana ia jika tidak memenuhi perintah Ferdy Sambo selaku atasannya?

Umpama permainan catur, ia hanyalah pion kecil yang mau tidak mau harus maju terlebih dahulu ketika memulai permainan. Pion yang wajar untuk dikorbankan. Ia tidak bisa bergerak mundur, apalagi bersembunyi di balik kebesaran atasan.

Padahal pada poin ke-3, tertera bahwa bawahan berhak menolak perintah atasan yang bertentangan dengan norma hukum, norma agama, dan kesusilaan. Mungkin Eliezer melupakan kewajiban itu atau poin tersebut itu tidak pernah dijelaskan sedetailnya.

Atau mungkin saja Eliezer yang tidak mengenyam pendidikan tinggi tidak suka membaca meskipun hanya sekedar membaca kewajiban dalam pekerjaannya sehari-hari. Pengalaman penulis yang bekerja sebagai abdi negara di lingkungan sipil, juga tidak pernah mendapatkan penjelasan yang detail tentang kewajiban sebagai atasan atau bawahan sesuai UU. Padahal, penulis sudah bekerja 18 tahun lebih.

Tiket Kereta Lebaran 2023 Sudah Bisa Dipesan Sekarang, Simak Syarat dan Ketentuannya!
Pengadilan Negeri
info gambar

Yang pasti, usai ditangkap karena kesalahannya itu, keberanian Eliezer mulai tumbuh. Mungkin karena nasehat pengacara atau juga orangtuanya yang didatangkan, Eliezer yang semula mengabdi pada kekuasan, berubah menjadi mengabdi pada kebenaran. Karena keberaniannya kasus yang semula tidak jelas karena banyak barang bukti dihilangkan menemui titik terang.

Setuju dengan putusan hakim yang hanya memberikan hukuman 1,5 tahun penjara meskipun ia sudah menembak Brigadir J. Keberaniannya membela kebenaran perlu dihargai. Ia sudah menempuh banyak resiko melawan orang-orang yang punya kuasa diatasnya.

Sumber: Tirto.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DY
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini