Fakta Kemiskinan di Indonesia

Fakta Kemiskinan di Indonesia
info gambar utama

Kemiskinan menjadi masalah multidisiplin yang terjadi di setiap negara dan setiap masa. Indonesia sendiri tak luput dari permasalahan kemiskinan yang terus mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Perbincangan tentang kemiskinan tidak pernah habis pun termasuk berbagai strategi penyelesaiannya, mulai dari penyelenggaraan pelatihan hingga pemberian bantuan. Berikut beberapa fakta yang Kawan GNFI perlu ketahui tentang kemiskinan di Indonesia.

Biji Kopi Atasi Masalah Kemiskinan di Lereng Gunung Argopuro

Poin Penting tentang Kemiskinan di Indonesia

1. Penduduk dikategorikan miskin di Indonesia apabila rata-rata pengeluaran per kapita per bulan berada di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah pengeluaran minimum seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama satu bulan, berupa kebutuhan makanan dan non makanan.

2. Kemiskinan memiliki berbagai faktor penyebab. Diantaranya yaitu lapangan pekerjaan yang terbatas, tingkat pendidikan rendah, harga kebutuhan pokok yang tinggi, keterbatasan akses terhadap sumberdaya alam maupun modal (merdeka.com). Pada Agustus 2022, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,4 juta otang.

3. Angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan di tahun 2022, baik secara persentase maupun jumlah penduduk miskin. Pada September 2021, tingkat kemiskinan sebesar 9,71% atau 26,5 juta jiwa. Sedangkan pada September 2022, tingkat kemiskinan menurun 0,14% menjadi 9,57% dengan jumlah penduduk miskin sebesar 26,36 juta jiwa.

4. Angka kemiskinan di perkotaan lebih kecil daripada di pedesaan. Dengan kata lain, kemiskinan lebih banyak terjadi di pedesaan. Menurut data BPS pada September 2022, tingkat kemiskinan di pedesaan mencapai 12,36% dengan jumlah 14,38 juta jiwa. Sementara tingkat kemiskinan di perkotaan sebesar 7,53% dengan jumlah 11,98 juta jiwa.

5. Tingkat kemiskinan lebih tinggi di wilayah Indonesia Timur. Lima provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi yaitu Papua (26,80%), Papua Barat (21,43%), Nusa Tenggara Timur (20,23%), Maluku (16,29%), dan Gorontalo (15,51%).

Mengukur Permasalahan Sosial, Mulai dari Kemiskinan hingga Kelaparan Global

6. Secara kuantitatif, provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak tersebar lebih acak. Lima provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak yaitu Jawa Timur (4,23 juta jiwa), Jawa Barat (4,05 juta jiwa), Jawa Tengah (3,85 juta jiwa), Sumatera Utara (1,26 juta jiwa), dan Nusa Tenggara Timur (1,14 juta jiwa).

7. Rumah tangga yang tergolong miskin sebagian besar memiliki mata pencaharian di sektor pertanian dengan persentase 49,89%.

8. Rumah tangga yang tergolong miskin sebagian besar juga berpendidikan rendah atau tidak tamat Sekolah Dasar, dengan persentase 63,66%.

9. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) menurun 0,1. Pada September 2021 sebesar 1,67 menurun menjadi 1,56 pada tahun 2022. Indeks Kedalaman Kemiskinan adalah rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin menurun nilai indeks menunjukkan perbaikan kesenjangan antara standar hidup penduduk miskin dengan garis kemiskinan atau kondisi perekonomian semakin membaik.

10. Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) juga mengalami penurunan 0,04. Pada September 2021 sebesar 0,42 kemudian menjadi 0,38 pada tahun 2022. Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukkan persebaran pengeluaran pada penduduk miskin, sehingga dapat diketahui ketimpangannya semakin membesar atau tidak. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan semakin tinggi ketimpangan pengeluaran antara penduduk miskin di suatu wilayah.

11. Kemiskinan masih menjadi tantangan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yang ingin dicapai oleh Indonesia adalah mengurangi tingkat kemiskinan menjadi 4,5% pada tahun 2030.

Mengakhiri Kemiskinan dengan Perbaikan Gizi Jangka Panjang

12. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai program untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Beberapa program tersebut antara lain Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Program Sembako, Program Indonesia Pintar (PIP), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Meskipun mengalami penurunan secara persentase, jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup besar. Tidak hanya mengurangi jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga perlu mengurangi Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan. Dibutuhkan upaya kolaborasi dan terintegrasi dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta, dalam rangka mencapai Indonesia yang lebih sejahtera.

Sumber: bps.go.id | merdeka.com | Perhitungan dan Analisis Kemiskinan Makro Indonesia 2022. Badan Pusat Statistik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini