Upacara Generasi Kedewasaan Negara Jepang Selanjutnya

Upacara Generasi Kedewasaan Negara Jepang Selanjutnya
info gambar utama

Upacara Kedewasaan di Negara Jepang atau disebut Seijinshiki (成人式) merupakan upacara tahunan yang diadakan pemerintah local kota dan desa di Negara Jepang. Upacara ini telah mengundang penduduk / mahasiswa yang mencapai usia 20 tahun, dalam merayakan usia yang dianggap cukup umur menurut hukum undang-undang. Hal ini menjadikan suatu perayaan yang menjadi suatu janji pada hati dan harga diri sendiri di depan umum, menjadi alasan menunjukan bahwa akan menanggung masa depannya dengan penuh kebanggaan negara sendiri. Suatu upacara yang membuktikan perkembangan generasi setelah mencapai kedewasaan, akan memilki rasa kedewasaan dengan penuh tanggung jawab akan menggapai masa depan pada diri sendiri dan negaranya tersebut.

Upacara Kedewasaan menjadi upacara zaman periode, yaitu zaman Nara hingga Heian. Pada keluarga kaisar dan bangsawan merayakan sebuah acara “ritus peralihan” kepada anak – anak. Anak laki-laki umur 13 – 16 tahun dan anak perempuan umur 12 -16 tahun, kedua berbeda kelamin menyisir rambut mereka secara pertama kali. Dan mengenakan kostum kedewasaan sebagai penyambut upacara kedewasaan pada umur mereka tersebut.

Ilustrasi Sejin No Hi
info gambar

Pada zaman periode tersebut, menjadi pembuka upacara kedewasaan sebagai doa dan kebudayaan pada generasi mendatang. Suatu pada era Samurai periode Nara, di Jepang menandai peralihan penanda usia yang cukup umur bagi anak laki-laki dari kalangan Samurai dan Kuge. Hal ini disebut Genbuku (元服), karena sebagai salah satu upacara kedewasaan pada kaum anak laki-laki pada usia yang begitu dianggap dewasa pada peralihan tersebut.

Ilustrasi Sejin No Hi
info gambar

Seijinshiki dilakukan upacara pada mahasiswa atau masyarakat telah mencapai pertumbuhan kedewasaan. Negara Jepang mengadakan upacara setahun sekali pada pukul 11.30 di waktu Jepang, untuk diwaktu Negara Indonesia sekitar pukul 09.30 pagi. Para mahasiswa melakukan sebuah pidato maupun berpesan kepada hadapan umum maupun keluarga mahasiswa, menjadi tekad dalam menanggapi sebuah janji menanggung secara resmi sebagai orang dewasa terhadap diri sendiri, keluarga, dan negaranya dalam masyarakat Negara Jepang.Seijin no hi merayakan Seijin shiki untuk menyambut orang dewasa baru ke dalam masyarakat. Jika di Indonesia remaja dapat memiliki KTP dan SIM untuk mengikuti pemilihan umum setelah berusia 17 tahun, maka mereka sudah dewasa, sedangkan di Jepang remaja belum dianggap dewasa secara resmi hingga berusia 20 tahun. Sebagai orang dewasa, mereka sekarang dapat minum, mengemudi, merokok, dan berjudi secara legal. Namun, ternyata aturan negara tersebut telah berubah sejak 2015, menurunkan usia pemilih menjadi 20 tahun untuk pemilihan umum yang sah.

Pada upacara kedewasaan di Jepang, kaum pria dan wanita mengenakan kostum yang dikenakan pada acara ini, hampir semua remaja putri lebih memilih memakai kimono atau furisode yang lebih rumit untuk dikenakan. Furisode adalah kimono lengan panjang yang khusus dikenakan oleh wanita muda yang belum menikah saat ini. Dan karena bulan Januari sangat dingin, mereka juga mengenakan syal yang serasi. Mereka juga menata rambut mereka dengan gaya rambut rumit dan riasan tebal. Kimono bisa dikatakan sebagai pakaian mahal di Jepang. Oleh karena itu, banyak juga tempat yang menyewakan kimono hanya karena alasan tersebut. Remaja laki-laki biasanya lebih suka memakai pakaian formal barat. Ini seperti jas atau kadang-kadang bahkan kimono pria tradisional dengan hakama. Karena mengingat biaya pada kimono laki-laki maupun bagus apapun mencapai ribuan yen.

Seijin no hi adalah hari libur nasional di Jepang. Pada hari ini, upacara diadakan di balai kota, kantor publik, dan tempat resmi milik pemerintah lainnya di seluruh Jepang. Akan ada beberapa perayaan di kota-kota besar. Di Tokyo, upacara kedewasaan ini diadakan di kantor-kantor di lingkungan Shinjuku dan Shibuya. Perayaan halal terbesar diadakan di sini, dan ada banyak laporan media. Hal ini menjadi suatu kebanggaan dalam penyambutan suatu kelahiran generasi Jepang untuk membangkitkan situasi perubahan Negara Jepang tersebut. Apalagi, upacara kedewasaan buka lah suatu pertunjukan kedewasaan baru yang hanya dilakukan secara tegang di depan umum, tetap menjadi suatu hiburan pada hari libur nasional dalam mengadakan berbagai pertemuan atau acara yang lebih besar, mereka bahkan mungkin akan mengadakan musik live atau pertunjukan yang menarik lainnya dengan mengikuti formalitas dari acara tersebut.

Menyambut hari upacara kedewasaan menjadi suatu spiritual yang sangat penting. Hal ini, menjadi suatu perubahan pada masa depan pada saat mahasiswa yang mulai ber-kedewasaan menjadi perubahan generasi dalam negara Jepang tersebut. Dimulai dari ke pegunungan kuil Jepang, mendoakan kesuksesan pada generasi kedewasaan muda bagi anak kandung keluarga atau seluruhnya di Negara Jepang. Demi hanya satu, menggapai kesuksesan pada masa depan Negara Jepang jauh lebih baik dari zaman sebelumnya. Kemudian berfoto bersama keluarga dan teman-teman. Jadi jika Anda berada di Jepang hari itu, yang Anda lihat di seluruh negeri hanyalah orang-orang muda berkimono atau berjas yang berfoto di kuil.

Menyusul maraton upacara, pemotretan, doa, dan perpisahan emosional dengan orang tersayang, segerombolan orang dewasa berwajah segar akan merayakan kesuksesan mereka di pesta informal, yang diadakan di berbagai izakaya, restoran, atau bahkan rumah. Ini adalah kesempatan sempurna untuk menikmati kemenangan mereka dan menggunakan hak hukum mereka untuk minum. Seperti kebiasaan pada pertemuan seperti itu, para pemuda yang bersuka ria memperpanjang pesta mereka, menunda ke lubang air atau restoran untuk mengakhiri pesta pora sepanjang hari, dengan keyakinan bahwa mereka cukup dewasa untuk minum tanpa melanggar hukum.

Acara Upacara Kedewasaan memiliki ketaatan kepada masyarakat Jepang yang dilakukan sesuai undang-undang. Karena upacara dilakukan dengan sumpah dalam menjaga suatu pola pikiran kemanusiaan diri sendiri dan nama sebagai negara Jepang maupun keluarganya sendiri. Aturan yang dipegang dalam pencapaian masa kedewasaan, sebagai berikut:

  1. Pria dan Wanita memiliki hak dalam sebagai warga masyarakat Jepang dalam pencapaian umur sekitar 20 tahun. Hal ini, ditunjukan dengan memiliki tanggung jawab dan pola pemikiran yang dewasa dari usia tersebut.
  2. Dalam bawah hukuman dibawah umur kedewasaan, akan memiliki tuntutan sasaran bagi yang melakukan kejahatan pada bawah umur tersebut.
  3. Hukum pernikahan di Jepang, Pria maksimal berusia 18 tahun dan untuk Wanita berusia 16 tahun. Hal ini, menjadikan awalan dalam mempersatukan antara pria dan wanita dengan cepat.
  4. Dalam penerimaan pekerjaan di berbagai perusahaan, tidak diperbolehkan untuk menerima lamaran pekerjaan bagi yang masih dibawah umur sekitar 15 tahun kebawah.
Ilustrasi Gambar Pakaian Acara Upacara Kedewasaan Jepang
info gambar

Pada saat selama bertahun-tahun, jumlah peserta Seijin Shikidi Negara Jepang terus menurun. Beberapa mengaitkan tren ini dengan angka kelahiran yang rendah di Jepang. Di distrik Shibuya, misalnya, diperkirakan 4.300 orang dewasa menghadiri upacara tersebut dua dekade lalu. Angka ini sangat kontras dengan hanya 1.300 peserta yang muncul pada tahun 2016. Faktor lain yang berkontribusi, seperti biaya pakaian formal yang terlalu tinggi, dan keengganan untuk memasuki masa dewasa hanya berdasarkan usia ganjil, juga disoroti oleh orang Jepang. Maka dari itu Negara Jepang berkonsultasi, agar hari libur nasional seijin no shiki ini mulai menjadi suatu pertumbuhan pada masa depan Negara Jepang tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini