Tahun Depan, Subsidi Listrik Diusulkan Naik hingga Rp74,85 Triliun

Tahun Depan, Subsidi Listrik Diusulkan Naik hingga Rp74,85 Triliun
info gambar utama

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menaikkan anggaran subsidi listrik pada 2024. Total bujet yang diusulkan antara Rp69,81-74,85 triliun.

Informasi ini tertera dalam dokumen RAPBN 204 yang dipaparkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI, Senin (5/6/2023). Dari jumlah tersebut, sebesar Rp35,5-37,53 triliun bakal diperuntukkan bagi kelompok rumah tangga berdaya 450 VA. Lalu, Rp 13,66-14,56 triliun untuk rumah tangga berdaya 900 VA.

Sementara itu, pemerintah akan mendapatkan subsidi listrik sebesar Rp0,30-0,33 triliun, kemudian Rp4,32-4,88 triliun untuk industri, Rp6,91-7,60 triliun untuk bisnis, Rp8,79-9,59 triliun untuk segmen sosial, serta Rp0,33-0,36 triliun untuk sektor lainnya.

Arifin menerangkan, rancangan subsidi listrik sebesar Rp69,81-74,85 triliun pada 2024 didasari indikator asumsi makro, mulai dari harga minyak mentah (ICP) yang diperkirakan 70-80 dolar AS per barel, kurs rupiah Rp14.700-15.300 per dolar, serta inflasi ditargetkan 1,5-3,5 persen.

240 Alat Konversi Skuter Listrik Buatan RI Siap Diekspor ke Eropa Tahun Ini

Rancangan anggaran subsidi listrik untuk 2024 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp58,83 triliun pada APBN 2022 dan Rp 70,49 triliun pada APBN 2023. Jumlahnya bahkan paling besar sejak 2015.

Jika diurutkan, APBN untuk subsidi listrik pada 2015 hanya sebesar Rp56,6 triliun, lalu Rp58 triliun pada 2016, Rp45,7 triliun pada 2017, Rp48 triliun pada 2018, Rp51,7 triliun pada 2019, Rp48 triliun pada 2020, Rp49,8 triliun pada 2021, dan Rp58,8 triliun pada 2022.

Sepanjang Januari-Mei 2023, subsidi listrik telah terealisasi hingga Rp21,08 triliun dan diproyeksikan mencapai Rp68,47 triliun sampai akhir tahun ini.

"Usulan kebijakan subsidi listrik tahun 2024, yaitu tepat sasaran diberikan hanya kepada golongan yang berhak untuk rumah tangga miskin dan rentan, serta mendorong pengembangan energi baru terbarukan yang lebih efisien," ujar Arifin, Senin (5/6/2023).

Menurut data Kementerian ESDM, volume penjualan listrik bersubsidi dalam RAPBN 2024 diperkirakan mencapai 68,31 terawatt hour (TWh). Angka ini lebih besar dibandingkan proyeksi APBN 2023 yang mencapai 66,2 TWh.

Kemudian, anggaran subsidi listrik yang tertuang dalam RAPBN 2024, bakal diberikan kepada 40,89 juta pelanggan. Jumlah tersebut pun meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 39,94 juta pelanggan.

Selain subsidi listrik, Kementerian ESDM juga mengusulkan volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar 18,73-18,76 juta kiloliter, volume LPG bersubsidi sebesar 7,80-7,90 juta MTon, serta subsidi tetap minyak solar sebesar Rp1.000/liter.

Proyek Ekosistem Kendaraan Listrik RI Dilirik Investor Asing, Ada China hingga Jerman!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini