Proyek Ekosistem Kendaraan Listrik RI Dilirik Investor Asing, Ada China hingga Jerman!

Proyek Ekosistem Kendaraan Listrik RI Dilirik Investor Asing, Ada China hingga Jerman!
info gambar utama

Ekosistem baterai kendaraan listrik yang hendak dikembangkan pemerintah Indonesia telah mendapat perhatian investor dari berbagai negara. Pemerintah pun terus menggodok proses negosiasi untuk memperoleh komitmen investasi dalam pengerjaan proyek pengembangan industri kendaraan listrik berbasis baterai (EV battery).

Dilansir dari Sindonews, saat ini minat investasi dalam proyek EV battery di dalam negeri datang dari perusahaan raksasa asal China hingga Eropa. Adapun investor China yang dimaksud, yakni Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

Melalui anak perusahaannya, produsen baterai ion lithium ini menggarap proyek Dragon bersama PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan proyek Dragon sebagai pengembangan end to end dari proyek EV battery di Indonesia.

Sementara investor Eropa yang berminat untuk menaruh investasi pada EV battery RI adalah produsen mobil asal Jerman, Volkswagen (VW). Perusahaan ini nantinya akan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia dengan mitra Vale, Ford, dan produsen baterai asal China.

Selain kedua investor ini, sebelumnya pemerintah melalui konsorsium BUMN juga mendapat komitmen investasi dari perusahaan asal Korea Selatan, LG Energy Solution (LG). Namun, sampai saat ini belum masuk tahap finalisasi karena negosiasi belum mencapai titik temu.

Indonesia Ajak ASEAN Jadi Pusat Industri Kendaraan Listrik di Tingkat Dunia

Pertama di Asia Tenggara

Jika sesuai rencana, maka pada 2024 nanti Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menjalankan ekosistem kendaraan listrik. Tak hanya memproduksi mobil bertenaga listrik, tetapi juga bisa membuat baterainya sendiri di dalam negeri.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengklaim kapasitas produksi baterai kendaraan listrik di Tanah Air akan mampu mencapai 10 gigawatt.

Pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai kendaraan listrik (EV) dikatakan menjadi salah satu strategi besar agar Indonesia tidak lagi terjebak pada negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

Mengutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa integrasi komponen-komponen baterai dan mobil listrik akan mendorong ketergantungan negara lain kepada Indonesia.

Meskipun hampir semua bahan yang dibutuhkan ada di Indonesia, proses tersebut tetap tidak mudah. Dari segi geografis, tantangannya adalah bagaimana menyatukan berbagai bahan tambang yang lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Kemudian dari sisi eksternal, tantangan muncul akibat gugatan Uni Eropa terhadap Indonesia karena pemerintah menghentikan ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah. Pemerintah menyatakan tidak akan mundur dan tetap konsisten menghentikan ekspor barang tambang mentah meskipun Indonesia kalah dalam gugatan di Organisasi Perdagangan Indonesia (WTO).

Sebentar Lagi, Indonesia Bakal Punya Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Terbesar di Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FI
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini