Kain Tenun sebagai Warisan Leluhur Minangkabau yang Terjaga Berabad-abad

Kain Tenun sebagai Warisan Leluhur Minangkabau yang Terjaga Berabad-abad
info gambar utama

Masyarakat Sumatra Barat telah memiliki keterampilan menenun sejak berabad-abad lalu. Dalam The History of Sumatra yang diterbitkan pada tahun 1811 menjelaskan bahwa masyarakat Minang telah membuat kain sutra dengan pola indah dan cantik.

Guru Besar Antropologi Universitas Andalas Padang, Nursyirwan Effendi menyebut belum ada literatur atau penelitian tentang siapa yang membawa keterampilan tenun songke ke wilayah Minang.

“Songket merupakan bagian dari keterampilan perempuan Minangkabau yang diturunkan oleh nenek moyang. Umumnya songket dikerjakan oleh perempuan yang bermukim di rumah gadang, pada waktu senggang. Sekarang keterampilan tenun aktif masih ditemukan di Pandai Sikek dan Sawahlunto,” tuturnya yang dimuat Kompas.

Melihat Tenun Rote, Keindahan yang Tingkatkan Derajat Kaum Perempuan

Warga Pandai Sikek misalnya mengaku mewarisi tradisi menenun dari nenek moyang. Mereka juga tidak tahu persis sejak kapan kemahiran menenun itu dimiliki warganya. Catatan sejarah mencatat kemahiran ini telah ada pada abad 14.

“Perempuan-perempuan yang tinggal di sekitar Gunung Singgalang dan Marapi telah pandai menenun. Apalagi Kerajaan Pagaruyung kala itu mewajibkan warga mengenang kain tenun setiap upacara adat, termasuk pernikahan,” kata Sekretaris Nagari Pandai Sikek Pelmi Dt Sati Mahadirajo.

Riwayat menenun

Ilustrasi tenun/Flickr
info gambar

William Marsden dalam The History of Sumatra (1811) mencatat bahwa masyarakat Sumatra telah memproduksi sendiri kain sutra dan katun dengan alat tenun. Polanya sangat indah dan cantik.

Sementara itu pada 1347, Adityawarman menggeser pusat kebudayaan dan kerajaan dari Dharmasraya ke Pagaruyung. Daerah sekitar Gunung Marapi dan Singgalang menjadi sentra-sentra budaya.

Pada masa itu, kaum perempuan sudah terampil menenun dengan benang emas menjelang menikah. Ada juga yang memperdagangkannya. Aktivitas menenun makin marak lantaran warga wajib memakai kain tenun setiap upacara adat.

Tenun Sutra yang Berharga bagi Masyarakat Bugis dalam Pergumulan Kehidupan

Tetapi aktivitas itu meredup seiring penjajahan Belanda. Warga sibuk mengusir penjajah sehingga tak sempat menenun. Ketika Indonesia merdeka pun warga sibuk dengan pemberontakan pemerintah revolusioner Republik Indonesia dan Gerakan 30 September.

“Baru pada tahun 1970-an, Nagari Pandai Sikek menjadi percontohan seni ukir,” ucap Adian Anwar, warga Pandai Sikek.

Terawat hingga kini

Alat tenun/Flickr
info gambar

Ketenaran tenun Pandai Sikek seperti abadi, hal ini terlihat dari lembaran uang Rp5.000 yang pernah terbit pada 2013. Di situ tercetak jelas gambar seorang gadis Minang tengah menenun Pandai Sikek.

Pemerintah Provinsi Sumbar pun terus melestarikan dan mempromosikan tenun Pandai Sikek melalui program kunjungan wisata. Setiap pejabat yang berkunjung ke Sumbar selalu diajak ke Pandai Sikek.

Bukan hanya di Pandai Sikek, keseluruhan daerah Minangkabau memiliki banyak motif kain tradisional. Konon ada lebih 500 macam motif pada kain tradisional Minang, tetapi sebagian besar sudah punah sejak puluhan tahun lalu.

Peneliti dan perancang pakaian, Henni Adli menyebut dahulu setiap nagari mempunyai kain tradisional dengan motif-motif khas masing-masing. Semisal motif suji caia khas Koto Gadang, motif sungayang pada kain songket khas Batusangkar.

Tenun Troso, Tenun Ikat Tradisional Kebanggaan Jepara

Henni menyebut almarhum Tien Soeharto serta putrinya Siti Hardiyanti adalah penggemar produknya. Begitu juga Sinta Nuriyah, istri Abdurrahman Wahid. Karena itulah dirinya mencoba menjaga tradisi tenun ini.

Untuk mewujudkan ide-idenya. Henni mendidik lebih dari 100 remaja putus sekolah menjadi tenaga terampil, bertalenta tinggi, dan andal. Tetapi penyelesaian akhir idenya tetap dikerjakan olehnya sendiri.

“Proses pengerjaan bordiran karancang begitu rumit, memerlukan ketelitian, dan proses pembuatannya memakan waktu yang sangat lama. Sehingga hasil kerajinan tangan yang secara terampil ini menonjolkan karya seninya dan kenyamanan bagi setiap pemakai,” unggak Henni.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini