Konsep Sustainability Concert di Music of the Spheres World Tour Coldplay

Konsep Sustainability Concert di Music of the Spheres World Tour Coldplay
info gambar utama

Sudah hampir setahun sejak lockdown resmi dilonggarkan. Banyak acara dan event lainnya yang sudah mulai diadakan secara offline. Event yang sudah banyak dinanti sejak lockdown tentunya adalah konser. Salah satu konser berskala besar yang sedang ramai diperbincangkan adalah konser grup band Coldplay. Grup band ternama asal Inggris, Coldplay sedang melaksanakan tur dunia dan salah satu negara yang dikunjungi adalah di Indonesia.

Kesenangan yang datang dari konser serta event-event offline ini tidak sebanding dengan apabila dibandingkan dengan dampak lingkungan yang dihasilkan. Sebagai band yang sudah terkenal secara internasional Polusi yang dihasilkan dari sebuah konser apalagi tur dunia tentunya tidaklah kecil. Mulai dari polusi yang dihasilkan melalui transportasi yang digunakan seperti penerbangan keliling dunia.

Lalu, Pembangunan panggung dan segala macam kebutuhan lainnya. Coldplay yang identik dengan warna warna yang nyentrik tentunya memiliki Panggung yang megah dengan cahaya dan sound system yang canggih tentunya juga memerlukan daya listrik yang amat besar. Kembang api dan confetti yang menghiasi konser juga menimbulkan sampah yang menumpuk yang akan berdampak buruk pada lingkungan.

Dikarenakan kepeduliannya akan isu dan dampak yang dibawa dari konser mereka, band Coldplay sempat menghentikan turnya untuk sementara waktu guna membenahi isu ini. Band ini tidak mengadakan tur dunia untuk salah satu album mereka yang berjudul “Everyday Life”.

Meskipun sulit untuk menciptakan konser yang sepenuhnya eco-friendly, Coldplay sebagai band yang memiliki dampak luas secara global memiliki cara yang unik untuk mengatasi masalah polusi dan pencemaran yang dihasilkan dari konsernya. Coldplay merupakan salah satu band yang mencetuskan konser yang lebih ramah lingkungan ini. Bahkan Coldplay pernah mengatakan bahwa mereka tidak akan menjalankan tur dunia apabila tur ini tidak menerapkan sustainability.

Ada 6 Pos Batas Negara Baru yang Dapat Membantu Pertumbuhan Wilayah Perbatasan

Maka dari itu, tur dunia untuk album “Music of the Spheres” mengusung konsep sustainability concert. Konsep ini diusung oleh vokalis dari band ini yaitu Chris Martin. Selama ini orang-orang berpikir bahwa masalah iklim akan diselesaikan oleh seorang pihak yang bertanggung jawab. Namun, ia sadar bahwa ialah bagian dari pihak yang bertanggung jawab itu maka ia harus mulai bergerak dan memulainya dari dirinya sendiri. Ia beranggapan bahwa isu lingkungan seperti ini bukanlah lagi isu salah satu pihak melainkan isu kolektif.

Coldplay secara serius menerapkan upaya-upaya ini. Mereka banyak bekerjasama dengan orang-orang yang ahli dalam bidang lingkungan ini untuk mengkaji dampak yang mereka hasilkan dari konser mereka dan bagaimana cara untuk menanggulangi atau meminimalisirnya.

Coldplay memiliki cara untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari konsernya adalah dengan menerapkan tiga prinsip utama yaitu reduce, reinvent, dan restore. Prinsip ini diterapkan dalam seluruh perjalanan tur dunia coldplay baik didepan maupun dibalik layarnya.

Reduce, dalam konsernya coldplay mengupayakan untuk mengurangi emisi karbon selama tur dunia ini. Band ini memiliki target untuk mengurangi jejak emisi karbon sebanyak 50% dari tur dunia mereka sebelumnya di tahun 2016-2017. komitmen ini diterapkan dengan cara mengganti penggunaan energi berbasis fosil dengan sumber energi terbarukan. Upaya untuk menjadi lebih ramah lingkungan ini juga diterapkan dalam proses diluar konser itu sendiri. Band Coldplay sesuai dengan prinsipnya, mengurangi penggunaan pesawat sebagai sarana transportasi dan beralih ke mobil listrik untuk berkendara.

Namun, tentu saja untuk beberapa perjalanan menggunakan pesawat sebagai transportasi tidak bisa dihindari. Coldplay berupaya untuk mengurangi penggunaan jet pribadi untuk melaksanakan tur dunia ini. Tentunya mereka juga tidak sembarangan dalam memilih maskapai yang mereka gunakan untuk akomodasi mereka.

Coldplay bekerjasama dengan perusahaan Neste untuk menyediakan maskapai yang bahan bakarnya terbuat dari limbah minyak bekas memasak. Dalam konsernya guna mengurangi sampah plastik, Coldplay membagikan gelas dari bahan aluminium secara gratis. Bahkan mereka juga membagikan air minum gratis yang diperoleh dari sebuah mesin yang mengumpulkan kelembaban di udara.

Reinvent, dalam prinsip ini band Coldplay berusaha untuk menciptakan hal-hal baru untuk meminimalisir kerusakan yang dihasilkan dari konser mereka. Tak hanya melibatkan cara yang eco-friendly dalam internalnya, coldplay juga turut melibatkan penggemarnya dan bekerja sama dengan beberapa perusahaan dalam upaya konser yang lebih ramah lingkungan ini. Band ini berkolaborasi dengan perusahaan ternama BMW untuk membuat baterai yang bisa digunakan berulang-ulang sebagai salah satu sumber daya untuk menjalankan konser mereka.

Di zaman yang canggih ini band Coldplay menggunakan bantuan teknologi untuk mengurangi jejak emisi karbon yang mereka hasilkan dengan bantuan dari penggemar yang sedang menonton konsernya. Dalam konsernya, coldplay membangun lantai dansa kinetik dan stasiun sepeda yang bisa menyalurkan energi untuk mengisi ulang baterai yang langsung digunakan dalam konsernya.

Sejarah Jakarta Fair Kemayoran, Dari Monas hingga ke JIEXPO

Fitur ini juga dapat menjadi hiburan bagi para penggemar yang sedang menonton konsernya. Band ini juga menggunakan teknologi seperti panel surya untuk menjadi salah satu sumber energi di konser mereka. Fitur-fitur ini selain bermanfaat bagi lingkungan juga dapat menjadi daya tarik tersendiri yang membuat konser ini berbeda dengan grup atau penyanyi lainnya.

Selain dari kecanggihannya venue konser Coldplay juga memiliki keunikan lainnya. Ternyata panggung dan dekorasi yang digunakan oleh band ini juga dipikirkan dengan sebagaimana mungkin agar tetap ramah lingkungan. Coldplay memilih bambu sebagai bahan dasar pembuatan panggung konser mereka. Coldplay juga memilih dekorasi panggung yang terbuat dari bahan yang bisa didaur ulang kembali. Kembang api yang digunakan untuk memeriahkan konsernya pun dibuat secara khusus agar langsung terurai di udara. Gelang LED yang digunakan sebagai penanda terbuat bahan nabati yang mudah untuk didaur ulang menjadi kompos.

Terakhir ada Restore, yang berarti mengembalikan. Dalam upaya untuk memberikan kembali kepada bumi, Coldplay mendonasikan sebagian dari hasil penjualan tiket mereka. Donasi ini diberikan berupa penanaman pohon untuk tiap tiket yang terjual. Penanaman pohon ini dilakukan untuk menggantikan ‘menebus’ energi yang mereka gunakan. Coldplay juga berinvestasi dengan mendanai riset tentang masalah iklim dan kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh para ahli di bidangnya. Coldplay mendukung pengadaan teknologi terbaru untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang dihasilkan dari sebuah konser yang bermanfaat bagi khalayak umum.

Dengan demikian, Coldplay menjadi salah satu band music yang secara serius menerapkan prinsip ramah lingkungan di konser dan tur dunia mereka. Mereka berupaya semaksimal mungkin untuk turut berkontribusi dalam mengurangi dampak negative dari tur mereka pada lingkungan.

Referensi: sustainability.coldplay.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini