Program Pascasarjana Monash University Menjawab Tantangan dan Kebutuhan di Indonesia

Program Pascasarjana Monash University Menjawab Tantangan dan Kebutuhan di Indonesia
info gambar utama

Sejak kecil kita seringkali mendengar pepatah “Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina atau Tiongkok”. Pepatah yang mendorong kita untuk mencari ilmu sejauh dan sebanyak mungkin. Namun kini, mencari ilmu tak perlu harus berkelana ke negeri seberang, cukup di negeri sendiri, tepatnya di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten. Karena di situlah berdiri Monash University, Indonesia. Universitas asal Australia yang baru sekitar 2 tahun terakhir beroperasi di Indonesia.

Monash University merupakan Universitas asing pertama yang berdiri di Indonesia dan memulai kelas pertamanya di Oktober 2021.

President Monash University, Indonesia, Profesor Andrew MacIntyre menyampaikan bahwa Indonesia dan Monash University memiliki kedekatan dan sejarah panjang bahkan siswa Indonesia lulusan Monash lebih banyak dibanding kampus lainnya di dunia. Sehingga ketika Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) mengundang mereka mendirikan kampus di Indonesia, Monash langsung menyanggupinya.

Monash University di Indonesia dikhususkan untuk program pascasarjana. Monash sendiri dikenal sebagai Universitas berbasis riset sehingga cocok untuk para siswa maupun profesional yang ingin melanjutkan Pendidikan mereka ke jenjang pascasarjana.

6 program pascasarjana Monash Univerisity Indonesia

Kampus Monash University di Tangerang, Indonesia | Monash University
info gambar

1. Data Science (Data Sains)

Di program sains data ini, mahasiswa akan belajar untuk mengerti cara menerapkan data ke berbagai aspek kehidupan di Indonesia sehingga siap menjadi ilmuwan data di sektor privat dan publik.

2. Urban design (Desain Urban)

Program interdisipliner ini mencakup ekonomi, teknik, ilmu lingkungan, geografi, pembangunan internasional, dan berbagai bidang lain yang berkaitan dengan perencanaan kota dan pembangunan berkelanjutan. Mahasiswa juga akan memperdalam pengetahuan tentang isu-isu seperti ketahanan iklim, teknologi cerdas, dan mobilisasi sumber daya manusia.

3. Business Innovation (Inovasi Bisnis)

Dalam program ini, mahasiswa akan belajar hal-hal seperti inovasi, desain dan strategi model bisnis, manajemen operasi dan teori kendala, institusi formal dan informal, alokasi sumber daya dan kinerja bisnis, hingga manajemen risiko.

4. Public Policy and Management (Managemen Kebijakan Publik)

Kebijakan publik adalah program multidisipliner yang menggabungkan keahlian dari ilmu sosial, kesehatan, hukum, sains, perencanaan kota, bisnis, ekonomi, teknik, dan pendidikan.

5. Cyber security (Keamanan Siber)

Mahasiswa dalam program cybersecurity akan belajar untuk menggunakan blockchain, teknologi aman kuantum, forensik IT, dan lain-lain.

6. Public Health (Kesehatan Masyarakat)

Mahasiswa akan belajar menavigasi disiplin ilmu dan masalah lintas wabah, pencegahan, kebijakan, penelitian penyakit menular dan kronis, penyakit tidak menular, komunikasi kesehatan masyarakat, dan lain-lain.

Keenam program tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan keahlian yang diperlukan di Indonesia, jelas Andrew. Tahun depan, kemungkinan besar akan ada penambahan 3 program pascasarjana Ketiga program ini akan dimulai pada Oktober 2024. Mereka akan mendapatkan gelar dari Monash University yang memungkinkan lulusannya untuk bekerja di Luar Negeri.

Saat ini lebih dari 200 mahasiswa belajar di Monash University, Indonesia, kebanyakan datang dari sektor privat dan pekerja kantoran termasuk pegawai BUMN serta pegawai pemerintahan. Profesor Andrew menjelaskan bahwa jumlah siswa dari pegawai pemerintahan jumlahnya semakin meningkat berkat kerjasama pemberian beasiswa Monash University dalam program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui jalur Universitas dalam negeri

“Kami berharap dalam waktu 10 tahun, Monash University, Indonesia mampu menarik sekitar 2000 siswa pascasarjana dan 100 siswa program doctoral” lanjut Andrew.

Namun berapa biayanya? Pertanyaan itu pasti muncul di benak Anda. Profesor Andrew menjelaskan bahwa biaya pascasarjana Monash University, Indonesia tentu saja tidak akan semahal biaya kuliah ditambah biaya hidup di Australia namun diakuinya sedikit lebih mahal jika dibandingkan Universitas dalam negeri. Andrew meyakinkan bahwa biaya yang dibayarkan siswa sesuai dengan keuntungan yang akan mereka dapatkan.

“Monash University dikenal dengan kualitas pengajaran serta hasil risetnya, belajar di Monash akan membuka lebih banyak pintu pada pekerjaan yang Anda impikan, belum lagi Anda akan diajar oleh dosen-dosen terbaik dari dalam dan luar negeri serta fasilitas Kampus yang luar biasa” tambah Andrew. Belum lagi jaringan networking Monash yang luas serta kualitas sesama siswa yang mumpuni sehingga mahasiswa dijamin mendapatkan pengalaman belajar dan diskusi yang menyeluruh.

Sayangnya Monash University belum menyediakan program pembelajaran daring bagi mahasiswa diluar Jakarta karena kebijakan Kemendikbud yang tidak mengijinkan proses pembelajaran daring secara penuh. Sementara untuk mahasiswa yang tidak dapat hadir pada kelas tatap muka karena kesibukan, Monash menyediakan layanan livestream khusus yang interaktif dan menyenangkan.

Nah, di tanggal 24 Juni mendatang, Monash University, Indonesia akan mengadakan “Open Day” sebuah event dimana Anda bisa datang dan mencari tahu lebih banyak mengenai kampus dan program yang ditawarkan. Anda juga bisa bertemu dengan para pengajar dan mahasiswa serta menjajal fasilitas yang ditawarkan di kampus Monash di Green Office 9 Building, Tangerang, Banten.

Untuk menutup artikel ini, saya ingin mengutip ucapan Presiden Amerika Serikat ke-36, Lyndon B. Johnson yang mengatakan bahwa pendidikan bukanlah sebuah pengeluaran, namun merupakan investasi. Untuk itu, pastikan Anda berinvestasi di tempat (Pendidikan) yang tepat.

6 Kelebihan Universitas Swasta yang Bisa Didapatkan Saat Kuliah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini