Arsitektur Jengki: Gaya Asli Interior Indonesia

Arsitektur Jengki: Gaya Asli Interior Indonesia
info gambar utama

Arsitektur Jengki adalah sebutan yang digunakan untuk menggambarkan gaya arsitektur yang populer di Indonesia pada era 1950-an hingga 1960-an. Dilansir dari binus.ac.id, istilah "Jengki" sendiri berasal dari kata "Art Deco" yang dalam Bahasa Indonesia diucapkan sebagai "Arsitek" atau "Jengki".

Arsitektur Jengki dipengaruhi oleh gaya arsitektur modernis dari Barat, terutama Art Deco, dan juga beberapa elemen arsitektur tradisional Indonesia. Gaya ini muncul pada periode pascaperang di Indonesia ketika negara sedang mengalami modernisasi dan perubahan sosial yang signifikan. Secara umum, gaya Jengki termasuk kedalam arsitektur postmodern.

Karakteristik Aristektur Jengki

Gaya Modern

Model Atap | Foto: BBC.com
info gambar

Arsitektur Jengki menampilkan bentuk-bentuk geometris sederhana dan garis-garis yang tegas. Bangunan-bangunan ini sering kali memiliki atap datar atau atap yang hampir datar dengan sudut tajam.

Orientasinya juga termasuk minimalis. Arsitektur Jengki cenderung menghindari ornamen yang rumit. Lebih sering, bangunan-bangunan ini memiliki garis-garis tegas dan permukaan yang halus.

Baca juga: Kilas Sejarah Gedung Singa: Cagar Budaya dari Arsitektur Terbaik di Belanda

Bentuk Atap Rumah

Dilansir dari bramblefurniture.com, bentuk atap pelana yang tidak biasa adalah ciri khas arsitektur jengki. Patahan atap memiliki ketinggian yang berbeda, yang membuat bentuknya terlihat berbeda dari model arsitektur lainnya. Selain itu, atap jengki memiliki lubang angin yang berfungsi sebagai sistem ventilasi. Sistem ini menjaga suhu di dalam rumah tetap sejuk meskipun cuaca panas.

Dinding Rumah

Dinding rumah berbentuk miring dan segi lima juga menunjukkan sentuhan aristektur jengki pada sisi eksterior. Rumah dengan lahan luas lebih cocok untuk jenis bentuk ini karena lebih luas.

Penggunaan Bebatuan Alam

Penggunaan bebatuan alam untuk dinding rumah adalah ciri khas arsitektur jengki lainnya. Dinding rumah tampak artistik karena batu alam berwarna abu-abu ditempel dalam susunan asimetris. Selain itu, berbagai jenis bebatuan alam yang dapat digunakan untuk dinding rumah memberikan kesan yang nyaman dan sejuk, yang sangat cocok untuk lingkungan tropis.

Selain itu, bahan-bahan seperti beton, baja, dan kaca sering digunakan dalam konstruksi bangunan-bangunan Jengki. Penggunaan bahan-bahan ini memberikan tampilan yang bersih dan modern.

Ukuran Beranda yang Luas

Karena keterbatasan lahan, rumah modern biasanya memiliki beranda yang sempit. Namun, rumah-rumah bergaya jengki berbeda. Rumah-rumah ini memiliki beranda yang luas dan digabungkan dengan teras sehingga tamu dapat melakukan aktivitas yang mereka inginkan di beranda. Bagian atap beranda juga didominasi bentuk melengkung untuk mengurangi kesan monoton dari arsitektur Eropa yang kaku.

Sirkulasi Udara Rumah

Pemanfaatan loster digunakan untuk mendukung sirkulasi udara rumah khas arsitektur Jengki ini. Penggunaan loster di dalam jengki mempertimbangkan persyaratan rumah tropis. Rumah-rumah jengki biasanya menggunakan loster pada salah satu sisi dindingnya untuk mencegah hawa panas dan pengap di dalam rumah.

Loster dengan berbagai bentuk mulai dari segi empat, segi lima, bunga, dan lainnya. Loster tidak hanya membantu sirkulasi udara menjadi lebih lancar, tetapi juga dapat membantu memaksimalkan pencahayaan alami di dalam rumah.

Selain itu, jendela-jendela besar digunakan untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara di dalam bangunan. Hal ini juga memberikan kesan transparansi pada bangunan.

Baca juga:Transformasi Stasiun Cisauk: Arsitektur Warisan Kompeni yang Kini Terlihat Mewah

Sentuhan Lokal

Meskipun terpengaruh oleh gaya Barat, arsitektur Jengki juga mencoba menggabungkan elemen-elemen lokal seperti ornamen batik, ukiran kayu, atau ornamen-ornamen tradisional Indonesia lainnya untuk memberikan sentuhan lokal pada bangunan-bangunan tersebut.

Contoh bangunan-bangunan yang mewakili arsitektur Jengki di Indonesia antara lain Hotel Indonesia di Jakarta, Pasar Senen di Jakarta, Gedung Pusat Pertamina di Jakarta, dan beberapa gedung perkantoran dan perumahan yang dibangun pada masa itu.

Arsitektur Jengki merupakan warisan bersejarah yang penting bagi Indonesia dan menjadi saksi perkembangan arsitektur modern di negara ini. Meskipun banyak bangunan Jengki yang telah mengalami perubahan atau pembongkaran seiring waktu, tetapi beberapa contoh bangunan yang masih bertahan menjadi bagian penting dalam panorama arsitektur Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini