Pemerintah dikabarkan tengah bernegosiasi untuk menambah porsi saham Indonesia di PT Freeport Indonesia. Jika membuahkan hasil, maka nantinya saham Indonesia di Freeport akan bertambah lebih dari 51 persen seperti saat ini.
“Ini masih proses pembicaraan terus intinya kita minta tambahan. Persentasenya bukan 51 persen, tapi ada tambahan persentase,” kata Presiden Jokowi saat meninjau Smelter Freeport Gresik, dilansir dari detikfinance.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pun mengonfirmasikan bahwa hingga kini pembahasan soal penambahan saham sedikit lagi dilakukan. Pihaknya menegaskan porsi Indonesia akan jadi lebih besar di Freeport.
Sebelumnya, pemerintah berencana menambah saham di PT Freeport Indonesia sebesar 10 persen menyusul rencana perpanjangan operasional perusahan tambang ini di dalam negeri.
Dengan pendapatan perusahaan yang kian membaik, maka pemerintah berharap agar kepemilikan saham RI bisa bertambah menjadi 61 persen.
Freeport Akan Jadi Perusahaan Tambang Pertama di ASEAN yang Andalkan 5G untuk Operasional
Perlu sejumlah dana
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif , dilansir dari CNBC Indonesia,sebelumnya mengatakan bahwa Indonesia perlu mempersiapkan sejumlah dana untuk menambah kepemilikan saham di Freeport.
Terlepas dari kesiapannya, Menteri Arifin juga menegaskan bahwa rencana soal saham tersebut masih akan dilakukan pada 2041 mendatang.
Penambahan kepemilikan saham oleh Indonesia diketahui baru bisa terealisasi setelah masa kontrak Freeport yang habis di tahun 2041 diperpanjang.
Sebagai informasi, saat ini Freeport masih dalam proses perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) yang akan habis pada 2041.
Pertimbangan untuk memperpanjang kembali masa kontrak diambil setelah melihat pendapatan PTFI yang terus membaik dari tahun ke tahun.
Mengenal Sosok Claus Wamafma, Putra Papua Direktur Freeport
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
