6 Ulama Indonesia yang Mendunia dengan Gelar Tempat Kelahiran

6 Ulama Indonesia yang Mendunia dengan Gelar Tempat Kelahiran
info gambar utama

Ulama Indonesia memiliki kealiman, kecerdasan, dan kiprah yang membongkar sauh hingga keabadian namanya terkenang sampai zaman sekarang. Sebagai informasi, apabila kita familiar dengan asal muasal penamaan ulama bernama Imam Bukhari yang gelar “Bukhari” ini diperoleh dari asal wilayahnya yaitu di Bukhara, maka pun demikian dengan pembahasan ulama dalam artikel ini yang mendapatkan atribusi atau gelar penamaan dengan motif asal wilayah. Memangnya ada? Tentu saja ada. Silakan simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui tokohnya.

Yusuf Al Makassari

Tahukah kawan mengenai eksistensi ulama Indonesia yang terkenal dengan Syekh Yusuf Al Makassari? Beliau merupakan ulama yang perjuangannya masif baik dalam bidang keagamaan, kemanusiaan, bahkan hingga perjuangan mengusir penjajah. Dalam aspek agama, kiprahnya terlihat pada perjuangan menuntut ilmu yaitu memperdalam ilmu al- Qur’an dengan Daeng ri Tasammang dan belajar fiqh, tauhid, tasawuf kepada Sayyid be Alwi bin Abdullah al-Allamah al-Thahir, hingga hijrah ke Yaman dan mendapatkan berbagai ijazah keilmuan dan mendakwahkannya hingga ke negara tetangga yaitu Afrika Selatan yang konon menginspirasi sosok Nelson Mandela.

Baca juga: Bikin SIM Kini Wajib Punya Sertifikat Kelas Mengemudi

Dalam bidang kemanusiaan Syekh Yusuf menginspirasi persatuan dan kesatuan masyarakat Afrika untuk melawan penindasan penjajah. dalam bidang mengusir penjajah, Syekh Yusuf Al Makassari ini juga aktif dalam perjuangan pengusiran penjajah sekitar abad 17 Masehi atau sekitar tahun 1600an. Konon Syekh Yusuf menjadi pelopor pasukan untuk bergerilya menentang peraturan penjajahan Belanda, VOC kala itu.

Secara singkat mengenai latar belakang kelahirannya, syekh Yusuf Al Makassari lahir pada tahun 1626 Masehi di Gowa, Sulawesi Selatan. Syekh Yusuf lahir dengan nama asli Muhammad Yusud dengan gelar Asy-Syaikh al-Hujj Yusuf Abu Mahasin Hadiyahtullah Taj al-Khalawati al-Makassari al-Bantani. Beliau mendapatkan gelar yaitu “guru kami yang agung dari gowa”.

Syekh Nawawi Al Bantani

Syekh Nawawi Al Bantani merupakan ulam Indonesia yang masyhur dengan keilmuan dan kehormatan mendapatkan kesempatan sebagai imam Masjidil Haram. Konon kepiawaiannya dalam bidang ilmu memiliki kapasitas luar biasa pada masanya. Hal ini terbukti dengan kehormatan berupa adalah Sayyidu ‘Ulama’ al-Hijaz (Pemuka Ulama Hijaz), al-Mufti (Pemberi Fatwa), dan al-Faqih (Pakar Fikih/orang yang sangat dalam ilmunya) dari Saudi Arabia, Mesir, dan Suriah. Beliau pun memiliki pengalaman mengajar di Masjidil Haram, Mekkah. Ilmu dan pemikirannya tertuang dalam sekitar 115 kitab.

Baca juga: Tingkatkan Perekonomian Daerah, Libur Iduladha Diusulkan Tambah 3 Hari

Syekh Nawawi Al Bantani lahir dengan nama Muhamad Nawawi bin Umar bin Arabiy di Tanara, Tirtayasa, Serang, banten pada 1813 M. Pasca menjadi seorang ulama, Syekh Al Bantani dikenal dengan nama Syekh Abu Abdil Mu’thi Muhammad Nawawi ibnu Umar ibnu ‘Arabiy at-Tanari al-Bantani al-Jawi.

Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi

Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dikenal dengan ulama yang memiliki andil besar dalam karya yang berkenaan dengan kemurnian akidah, memperbaiki kekeliruan praktik tarekat, persoalan bid’ah, adat-adat yang berseberangan dengan Al-Quran dan sunah. Sama seperti Syekh Nawawi al Bantani, Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi juga memiliki kehormatan sebagai imam Masjidil haram pada abad 19 dan awal abad 20 Masehi.

Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi lahir di Koto Tuo, Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Senin pada 1276 H atau 1860 M. Sebelum berangkat ke Makkah, Syekh Ahmad menimba ilmu pendidikan formal di Sekolah Raja (Kweekschool) di Bukittinggi. Sekitar tahun 1287 H, Syekh Ahmad berangkat ke Mekkah untuk haji dan belajar.

Syekh Junaid Al Batawi

Kehormatan sebagai imam Masjidil Haram juga dididapatkan oleh Syekh Junaid Al Batawi, bahkan beliau yang pertama. Beliau merupakan alim ulama yang masyhur dan disegani, serta merupakan guru dari Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dan Syekh Nawawi Al Bantani. Kapasitas keilmuannya diakui dengan mendapatkan gelar syaikhul masyaikh (gurunya guru).

Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari

Syekh Muhammad Arsyad memiliki sepak terjang perjalanan pendidikan yang luar biasa, dimulai dari Banjar, Mekah, Madinah, hingga Mesir. Keaktifan strategi dakwah dan kontribusinya terlihat dari inovasi untuk membuka perkampungan baru, membuat irigasi, berda‟wah secara intensif, membentuk mahkamah syar‟iah. adapun dakwahnya dilakukan dengan metode da‟wah bilhal, metode da‟wah billisan, dan metode da‟wah bilkitabah.

Beliau terkenal dengan keahlian di bidang ilmu fiqih dan bidang ilmu lain sehingga juga mendapatkan gelar ensiklopedi ilmu. Salah satu maha karyanya adalah Sabilal Muhtadin Littafaqquh Fi Amriddin. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari memilikilatar belakang lahir di Lok Gabang Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar pada 15 Shafar 1122 H.

Baca juga: Indonesia Beli 13 Radar Militer dari Prancis, Jaga Kedaulatan Wilayah Udara

Syekh Muhammad Yasin al-Fadani

Syaikh Muhammad Yasin merupakan keturunan padang yang lahir tahun 1915. Karya beliau dimanifestasikan dalam bentuk kitab sebanyak 97 kitab, salah satunya Al-Fawaid al-Janiyyah yang menjadi materi silabus dalam mata kuliah ushul fiqih di Fakultas Syariah Al-Azhar Kairo, Mesir. Konon, al-Allamah Habib al-Segaf bin Muhammad Assegaf memberi gelar Syekh Yasin dengan Sayuthiyyu Zamanihi (Imam Sayuthi pada zamannya). Ulama besar al-Allamah Habib al-Segaf bin Muhammad Assegaf menjuluki Syekh Yasin dengan sapaan Sayuthiyyu Zamanihi (Imam Sayuthi pada zamannya).

Referensi: medcom.id | idr.uin-antasari.ac.id | republika.id | akurat.co | an-nur.ac.id | kompasiana.com | nu.or.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini