Kasada: Hari Raya bagi Suku Tengger Beragama Hindu

Kasada: Hari Raya bagi Suku Tengger Beragama Hindu
info gambar utama

Apakah Kawan tahu tentang Kasada? Hari raya itu memang merupakan hari raya terbesar bagi suku Tengger. Namun, mengapa hal itu begitu spesial? Mari kita simak ulasannya, yuk!

Mengenal Kasada

Upacara Yadnya Kasada atau Kasada merupakan upacara persembahan atau sesajen kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur. Acara ini rutin diselenggarakan setiap bulan Kasada hari ke-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger.

Istilah Yadnya menjadi populer karena orang Tengger menganut agama Hindu Dharma. Upacara adat ini ibasanya digelar di Pura Luhur Poten, kaki Gunung Bromo. Acara tersebut dilaksanakan pada malam hingga dini hari. Tujuan dalam upacara tersebut adalah mengangkat dukun atau tabib yang ada di setiap desa di sekitar Gunung Bromo.

Berikut beberapa hal yang harus Kawan ketahui tentang Kasada.

Sejarah Leluhur dalam Acara Kasada

Kasada
info gambar

Setiap bulan ke-12 (Kasada) hari ke-14, terjadi upacara sesembahan kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur (Dewa Kusuma). Dewa tersebut diyakini berasal dari kisah Rara Anteng (Putri Raja Majapahit) dan Jaka Seger (Putra Brahmana).

Legenda itu memang terkenal di media massa atau internet. Meskipun begitu, Kepala Dukun Tengger tidak menyebutkan nama putri Raja Majapahit atau Putra Brahmana. Secara cerita, pasangan Roro Anteng dan Joko Seger menyanggupi perjanjian dewa dan mendapat 25 orang putra-putri.

Baca juga: Ongkek, Sesaji Masyaraka Tengger yang Penuh Makna dan Tak Bisa Sembarangan Dibuat

Namun, naluri orang tua tetap menjaga putra-putri. Singkat cerita, Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji. Alhasil, dewa mengancam akan membawa malapetaka kepada mereka. Ancaman tersebut membuat Raden Kusuma (anak bungsu) lenyap karena api dari kawah Bromo.

Dengan hal itu, timbul suara gaib, "Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Sang Hyang Widhi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Sang Hyang Widhi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji kepada Sang Hyang Widhi di kawah Gunung Bromo"

Pada akhirnya, kebiasaan tersebut diikuti secara turun-temurun oleh warga Tengger dan setiap tahun diselenggarakan upacara Kasada di Poten dan kawah Gunung Bromo.

Mengenal Poten

Mungkin, Kawan membaca kata poten di dalam artikel ini. Yap, poten memiliki arti bagi warga Tengger. Secara sederhana, poten merupakan sebidang tanah di lautan pasir sebagai tempat pelaksanaan upacara Kasada.

Letaknya berada di kaki Gunung Bromo sebelah utara. Setelah masyarakat Tengger menganut Hindu Dharma, terdapat tempat peribadatan bernama Pura Luhur Poten. Sebenarnya tipa desa juga memiliki puranya masing-masing.

Baca juga: Kaya Kebudayaan, Ini Tradisi Suku Tengger Selain Yadnya Kasada

Di sisi lain, terdapat acara Pawedalan (hari ulang tahun) pura yang dirayakan tepat hari acara Kasada. Namun, waktu pelaksanaannya adalah siang hari. Dalam desain bangunan, poten terdiri dari beberapa susunan yang dibagi ke beberapa mandala/zona, yakni mandala utama, mandala madya, dan mandala nista.

Susunan Pelaksanaan Acara Kasada

Susunan atau rundown pada acara Kasada dijalankan dengan pedoman Kepala Dukun Tengger. Dalam acara ini, suku Tengger akan melemparkan sesajan berupa sayuran, ayam, dan uang ke kawah gunung Bromo. Selain itu, upacara ini biasanya dilaksanakan pada bulan Agustus-September (bulan purnama).

Calon tabib akan menyiapkan beberapa sesajen untuk dipersembahkan dengan cara melemparkan ke kawah Gunung Bromo. Persembahan ini dilaksanakan sebelum upacara Kasodo. Selain itu, calon tabib akan melakukan tes pembacaan mantra dan dinilai oleh tetua adat.

Peran tabib atau dukun memang sangat penting bagi masyarakat Tengger. Sebab, mereka dapat membantu dalam menyembuh penyakit dan masalah yang dialami masyarakat.

Itulah beberapa informasi singkat tentang upacara Kasada/Kasodo. Sebenarnya, banyak informasi yang bisa dituliskan tentang upacara ini. Namun, akan sulit digambarkan jika Kawan tidak mempelajarinya secara langsung. Apakah Kawan tertarik untuk mempelajari upacara Kasada?

Referensi: wikipedia.org | bpbd.problinggokab.go.id | pasuruankab.go.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini