Mobil Setir Kanan: Sejarah dan Negara yang Menggunakannya

Mobil Setir Kanan: Sejarah dan Negara yang Menggunakannya
info gambar utama

Pernahkah Kawan bertanya-tanya jika menonton drama Korea atau film Barat? Kenapa para tokohnya biasa menyetir mobil di kursi sebelah kiri, beda dengan kebiasaan Indonesia, yakni di sebelah kanan?

Mobil setir kanan merujuk pada mobil yang dikendalikan dari sisi kanan, dengan setir yang ditempatkan di sebelah kanan pengemudi. Dalam mobil setir kanan, posisi pengemudi berada di sisi kiri kendaraan, dan posisi penumpang berada di sisi kanan. Setir, pedal gas, rem, dan instrumen-instrumen kendaraan lainnya juga disesuaikan agar sesuai dengan posisi pengemudi yang berada di sisi kiri.

Untuk membuat jarak pandang pengemudi lebih mudah, mobil dengan setir di sebelah kanan, juga dikenal sebagai left-driving country, harus menggunakan lajur di sebelah kiri. Selain itu, hal ini juga berlaku untuk kendaraan dengan setir di sebelah kiri, yang biasanya menggunakan lajur kanan, atau negara yang mengemudi dengan tepat. Ini mencakup Amerika Serikat, China, dan semua negara di Eropa kecuali Inggris.

Baca juga: Vlugge Vier, Kereta Api Ekspres Jakarta-Bandung pada Zaman Kolonial

Sejarah Mobil Setir Kanan

Dilansir dari kumparan.com, ini bermula ketika kerajaan Romawi membangun jalan-jalan di seluruh Eropa, yang mengharuskan semua orang yang menggunakannya menggunakan lajur kiri. Ini disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar penduduk Romawi lebih dominan pengguna tangan kanan, sehingga mereka harus menunggangi kuda dari sebelah kiri karena menggunakan lajur kanan akan mengganggu orang lain dan karena dominasi tangan kanan memudahkan mereka untuk mengeluarkan pedang.

Mobil setir kanan dan kiri | Foto: Sripoku.com
info gambar

Napoleon dan Pengaruhnya

Karena ia dominan tangan kiri, Napoleon menjadi lebih nyaman berkuda di sebelah kanan jalan. Tidak diragukan lagi, karena Napoleon menjadi penguasa pada saat itu, ia memaksa seluruh Eropa untuk menggunakan lajur kanan, kecuali Inggris dan Swedia, yang menganggap perubahan ini tidak masuk akal. Setelah itu, kolonialisme dimulai, dengan Prancis membawa kebiasaan mereka ke beberapa negara yang dijadikan koloni. Akibatnya, negara-negara yang menggunakan setir kiri atau yang menggunakan setir kiri, seperti Vietnam, masih menggunakan setir kiri.

Perpindahan ke mobil setir kanan juga dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh negara-negara jajahan Inggris di seluruh dunia. Pada tahun 1903, di Inggris, diperkenalkan undang-undang yang mengharuskan semua kendaraan bermotor baru untuk berjalan di sebelah kiri jalan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Keputusan ini juga mempengaruhi posisi setir pada mobil, sehingga sebagian besar mobil yang diproduksi di Inggris mulai menggunakan setir kanan.

Ketika negara-negara jajahan asal Inggris tersebut merdeka, banyak dari mereka mempertahankan kebiasaan lalu lintas dan kendaraan setir kanan yang ditinggalkan oleh Inggris. Hal ini terjadi di negara-negara seperti Australia, India, Pakistan, dan negara-negara di wilayah Afrika dan Asia. Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua negara yang awalnya menggunakan mobil setir kanan tetap mempertahankannya. Beberapa negara seperti Swedia, Jerman, dan Prancis beralih dari setir kanan ke setir kiri pada abad ke-20.

Sejak itu, mobil setir kanan tetap menjadi standar di negara-negara dengan lalu lintas berjalan di sisi kiri jalan, sementara mobil setir kiri menjadi standar di negara-negara dengan lalu lintas berjalan di sisi kanan jalan.

Mobil Setir Kanan di Indonesia

Sejarah mobil setir kanan di Indonesia dapat ditelusuri kembali ke masa penjajahan Belanda. Pada saat itu, Belanda menerapkan sistem setir kiri, yang berarti mobil di Indonesia juga menggunakan setir kiri. Namun, setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengadopsi sistem setir kanan yang sesuai dengan kebiasaan lalu lintas di Indonesia.

Baca juga: Evolusi Transportasi Umum, Mobil Terbang Bakal Beroperasi di IKN Nusantara

Pada tahun 1960-an, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk beralih ke setir kiri guna meningkatkan keselamatan lalu lintas dan mengikuti standar internasional yang umumnya menggunakan setir kiri. Keputusan ini dilatarbelakangi oleh peningkatan jumlah mobil di Indonesia pada saat itu dan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi lalu lintas.

Namun, rencana untuk beralih ke setir kiri tidak sepenuhnya direalisasikan. Rencana ini menghadapi banyak tantangan dan protes dari masyarakat serta produsen mobil yang sudah memproduksi mobil setir kanan. Akhirnya, pada tahun 1966, pemerintah Indonesia membatalkan kebijakan tersebut dan memutuskan untuk tetap menggunakan setir kanan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini