9 Upaya Mitigasi dan Resolusi Peningkatan Emisi Karbon di Udara

9 Upaya Mitigasi dan Resolusi Peningkatan Emisi Karbon di Udara
info gambar utama

Emisi karbon (carbon emission) adalah peristiwa pelepasan senyawa ke atmosfer bumi hasil pembakaran zat yang mengandung unsur karbon. Senyawa tersebut antara lain: karbon dioksida, solar, LPG, dan bahan bakar lain. Emisi karbon dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia misalnya: deforestasi, pemakaian kendaraan yang memproduksi karbon dioksida, penggunaan plastik, pembahakan bahan bakar fosil untuk kebutuhan industri dan manufaktur, dan dampak lain.

Emisi karbon berdampak esensial pada perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global (global warming). Kedua dampak itu terasa pada fenomena naiknya suhu bumi dan efek rumah kaca. Naiknya suhu bumi berpeluang mencairkan es di daerah kutub yang mengakibatkan banjir di pesisir, proyeksi tingginya frekuensi kebakaran hutan, satwa yang stress, hingga ketidakstabilan cuaca yang mengakibatkan bencana serta ancaman kesehatan. Di antara ancaman kesehatan yang mungkin timbul antara lain: potensi revolusi penyakit baru, dehidrasi, hingga cepatnya penularan penyakit.

Tahukah kawan? Bahkan smartphone, tablet, dan laptop yang menjadi kebutuhan zaman sekaran pun menjadi sektor primer penyumbang emisi karbon. Hal ini diperoleh dari proses produksi alat tersebut yang melibatkan pemanfaatan mesin pembangkit, pengolahan bahan tambang, pembangkit server, yang dalam prosesnya menghasilkan limbah karbon. Belum lagi trend fast fashion yang produksi timbun berbagai bahan dengan sistem produksi lekat dengan bahan kimia. Berbicara Indonesia, Databoks Katadata melaporkan, prestasi Indonesia dalam menyumbang emisi karbon berada di peringkat kelima mencapai 102,562 GtCO2.

Sebagai salah satu pemegang peran penting dalam siklus hidup dan keseimbangan alam, manusia perlu kesadaran penuh dan tinggi akan peristiwa emisi karbon. Dalam setiap aktivitas pengembangan dan inovasi teknologi, perlu kecerdasan dalam mempertimbangkan secara matang mengenai analisis dampak alam dan lingkungan (AMDAL). Berikut adalah rangkuman mengenai 9 upaya mitigasi dan resolusi dari peningkatan emisi karbon di udara.

Baca juga:Kasus Penyakit DBD di Bali Tertinggi Se-Indonesia, Apa Langkah Pemerintah?
  1. Menjaga Kelestarian Hutan

Berdasarkan informasi dari PNAS hutan berperan vital sebab menjadi pabrik olah alami karbondioksida menjadi oksigen. Sebuah siklus yang menguntungkan makhluk hidup. Berbagai manfaat hutan:
a. Habitat berbagai spesies satwa
b. Memproduksi oksigen
c. Menyerap air dan mencegah banjir
d. Mengurangi suhu panas bumi
e. Menjaga cadangan air
f. Mencegah terjadinya erosi dan longsor.

  1. Hemat dalam Penggunaan Energi

Dalam beraktivitas, manusia lekat memanfaatkan berbagai peralatan listrik seperti kulkas, setrika, charging daya perangkat, dan aktivitas lain. Penggunaan listrik yang berlebih berbanding lurus dengan pembakaran fosil yang menghasilkan karbon. Dengan demikian, bijak bagi manusia untuk efektif dan efisien memanfaatkan listrik baik dalam rumah tangga atau dimana pun berada.

Baca juga: Keajaiban Tersembunyi: Spesies Baru Ditemukan di Wilayah Mekong Asia Tenggara
  1. Tidak Food Waste

Egg Foto: Pixabay/Agnali
info gambar

Kebiasaan membuang makanan menyumbang peran dalam emisi karbon, Kawan. Mengapa? Tumpukan makanan sisa akan menjadi sampah dan mengakibatkan produksi gas metana sebagai pemicu timbulnya pemanasan global.

  1. Mengurangi Penggunaan Plastik

Aktivitas ini dapat diimplementasikan pada kebiasaan membawa botol minum (menghindari membeli air mineral kemasan) dan membawa tas belanja sendiri. Mengapa plastik menyumbang emisi karbon? Karena proses produksi dan transportasi minyak bumi menjadi pelet plastik. Selain itu, sifat plastik yang sulit terurai akan mendorong untuk melalui proses pembakaran, pada proses pembakaran ini menghasilkan logam berat dan zat beracun seperti dioksin.

  1. Konsumsi Makanan Alami dan Rendah Pengolahan

Aktivitas sederhana berupa materi yang dikonsumi pun berpartisipasi dalam mitigasi karbon. Kok bisa? Sebab makanan yang cenderung alami dan rendah pengolahan bebas dari proses yang melibatkan berbagai tahap pembakaran bahan kimia seperti plastik untuk kemasan, mesin untuk mengolah, hingga zat kimia sebagai pengolah limbah yang berdampak pada lingkungan.

Baca juga:Heboh Ikan Belida Lopis yang Kembali dari Kepunahan, Apa Kata Pakar IPB?
  1. Menanam Pohon

Kita tahu bahwa industri dan manufaktur semakin dibangun dan dilebarkan, dengan demikian ruang ramah lingkungan pun semakin terkikis yang berdampak pula pada pengurangan penghijauan. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menanam pohon sebagai upaya penghijauan berkala dari generasi ke generasi.

  1. Penggunaan Limbah Organik

Limbah organik akan lebih sehat untuk unsur hara tanaman dibanding pupuk kimia. Pupuk kimia lagi-lagi melibatkan proses dan senyawa kimia yang memang terasa express bagi produksi tapi semakin mengikis kesuburan dan kandungan gizi tanaman.

  1. Klasifikasi Sampah berdasarkan Jenisnya

Pengelompokan sampah yang benar akan membantu dalam ketepatan proses pengolahannya. Sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pupuk kompos dan eco enzym.

  1. Pakai Kendaraan Umum dan Seringlah Jalan

Kurangi emisi karbon akibat kendaraan dengan membiasakan diri berjalan dan menggunakan transportasi umum.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini