KKN UGM, Harmoni Kehidupan Santri dan Petani di Dusun Kalilembu

KKN UGM, Harmoni Kehidupan Santri dan Petani di Dusun Kalilembu
info gambar utama

Terletak di kawasan dataran tinggi Dieng, Dusun Kalilembu merupakan sebuah perkampungan yang berkembang dengan napas agama Islam yang berhembus kuat di dalamnya. Hal tersebut salah satunya didorong oleh adanya Makam Syekh Selomanik yang kerap dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah.

Wilayah perkampungan yang semula sunyi dan syahdu ini dihidupkan oleh beberapa pemuda yang menginisiasi pendirian Basecamp Pendakian Gunung Prau sepuluh tahun yang lalu. Inisiasi tersebut memberikan warna baru bagi pemuda Dusun Kalilembu yang selama ini menjalani hidup seperti Fulan (34).

Fulan merupakan seorang penduduk Dusun Kalilembu yang menetap di sana seumur hidupnya. Sejak lahir, masa depan Fulan sudah direncanakan oleh kedua orang tuanya.

“Nyong rampung madrasahbanjur lanjut mondok (Saya kalau sudah selesai pendidikan sekolah dasar, kemudian langsung melanjutkan ke pesantren),” ujar Fulan ketika ditemui di tempat.

Mahasiswa UGM Memfokuskan Pertanian Sebagai Tema Program Kerja, Lahan Luas yang Terbengkalai

Begitulah yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Dusun Kalilembu pada setiap anak di keluarga mereka. Sejak usia 4 tahun, anak-anak Dusun Kalilembu sudah mendapat pendidikan keagamaan yang cukup kuat, terutama yang berkaitan dengan pendidikan Al-Qur’an. Hal ini tercermin dari rutinitas anak-anak Dusun Kalilembu yang selama masa libur sekolah menghabiskan lebih dari setengah harinya untuk belajar mengaji bersama Ustadz dan Ustadzah.

Ba’da Dzuhur ana ngaji Qiraati, nek Ashar ana Qur’an-an, Maghrib ana fiqih-an (Setelah shalat Dzuhur ada kegiatan mengaji Qiraati, setelah shalat Ashar ada mengaji Al-Quran, setelah shalat Maghrib ada mengaji fiqih),” tutur Fulan ketika menjelaskan jadwal rutin anak-anak Dusun Kalilembu dalam mendalami pendidikan keagamaan.

Rutinitas harian yang dilakukan tersebut pun merupakan salah satu jembatan yang dibangun oleh orang tua mereka guna membiasakan diri ketika melanjutkan pendidikan di pondok pesantren. Ya, mayoritas anak-anak Dusun Kalilembu akan mondok seperti arahan dari orang tua mereka.

Bak garis lurus, jalan hidup mayoritas penduduk Dusun Kalilembu sudah ditetapkan oleh orang tua mereka. Entah itu sebagai pemuka agama atau sebagai petani. Hal ini merupakan perwujudan dari menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, sesuai dengan konsep hablum minannas.

Namun, beberapa di antaranya juga berhasil memilih jalan hidupnya masing-masing. Ada yang melanjutkan pendidikan hingga sarjana, menjadi perangkat desa, bekerja di perusahaan, hingga mengadu nasib di ‘tanah orang’. Jalan hidup yang ‘berbeda’ ini pun dipilih dengan tetap mengedepankan terjaganya hubungan baik antara mereka dengan orang tuanya.

Komunitas Muslim di Dusun Kalilembu | Foto: @kknugm.kejajar
info gambar

Bagi mereka, yang utama adalah hablum minallah atau cara mereka membangun kedekatan dengan Yang Maha Kuasa. Pun demikian, bagi mereka yang memilih untuk mengikuti titah orang tuanya, tidak ada rasa iri atau menyesal karena tidak membangun jalan hidupnya sendiri. Bekerja dekat dari rumah, memiliki waktu kerja yang fleksibel, dan dapat tetap menyisihkan waktu untuk urusan religi menjadi beberapa hal yang mereka syukuri.

Senyum Ceria: Ajak Anak-Anak Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut melalui Sikat Gigi Massal

Setiap harinya, fokus kegiatan mereka hanya terbagi menjadi tiga: pagi hingga siang bertani; sore hingga malam mengaji; dan selebihnya digunakan untuk mengistirahatkan diri.

Dusun Kalilembu merupakan salah satu pemasok kentang utama dari Kabupaten Wonosobo, terutama untuk wilayah Jawa Tengah. Dianugerahi tanah yang gembur, kentang menjadi komoditas ideal bagi para petani Kalilembu untuk menggantungkan hidup. Dengan ini, penduduk Dusun Kalilembu berusaha untuk mengembangkan potensi alam sebagai bentuk pembangunan hubungan dengan lingkungan atau hablum minal alam.

Nang kene, kentang uwis sing paling sae sih, mas. Bahasane, nek ora ana kentang, nyong gak urip (Kalau di Dusun Kalilembu, kentang sudah menjadi komoditas unggulan. Jika tidak ada kentang, Saya tidak bisa hidup),” kata Fulan.

Hasil Panen Kentang Dusun Kalilembu | Foto: @kknugm.kejajar
info gambar

Garis kehidupan yang dijalani oleh masyarakat di Dusun Kalilembu sebagai seorang petani dan juga santri sederhananya merupakan implementasi dari konsep hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal alam. Hal ini merupakan budaya Dusun Kalilembu yang menjadi ciri khas dari dinamika berkehidupan mereka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini