Berbagai Olahan Lidah Buaya Kreasi Giwangan Turut Andil dalam Kotabaru Heritage Festival

Berbagai Olahan Lidah Buaya Kreasi Giwangan Turut Andil dalam Kotabaru Heritage Festival
info gambar utama

Kelurahan Giwangan turut memeriahkan Kotabaru Heritage Festival yang diselenggarakan pada 6–9 Juli 2023 di Stadion Kridosono, Kota Yogyakarta dengan mengenalkan berbagai produk olahan UMKM. Produk olahan yang dihadirkan pada acara tersebut berupa olahan jamur dan lidah buaya. Bahan baku produk olahan lidah buaya berasal dari kebun PKK RW 11 yang ditanam dan dibudidayakan untuk kepentingan warga RW 11 Kelurahan Giwangan.

Produk olahan yang dibuat dari lidah buaya berupa es krim lidah buaya, minuman nata aloe vera, dawet lidah buaya, ronde lidah buaya, jelly nata aloevera, pelepah lidah buaya, serta peyek lidah buaya. Berbagai olahan lidah buaya ini dijual dengan harga yang sangat bersahabat yang berkisar dari harga Rp3.000 hingga Rp30.000.

UMKM olahan lidah buaya ini awalnya terbentuk dari salah satu warga yang mengikuti pelatihan pengolahan lidah buaya yang diselenggarakan oleh BIMTEK Yogyakarta. Setelah mengikuti pelatihan tersebut dan merasakan banyaknya manfaat dari tanaman lidah buaya, Ibu Tatik, yang merupakan perwakilan pelatihan tersebut berinisiatif untuk menerapkan ilmunya dan mulai membudidayakan tanaman lidah buaya di kebun rumahnya.

Hasil Olahan Lidah Buaya | Foto: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Kami sempat bertemu dan berbincang dengan beliau. Menurutnya, budidaya tanaman lidah buaya tersebut terbilang cukup mudah dengan rajin melakukan pemupukan setiap 1 bulan sekali dan tanaman lidah buaya akan siap panen setelah 1 tahun. Terdapat dua jenis lidah buaya yang dibudidayakan oleh Bu Tatik, yaitu lidah buaya Jawa dan lidah buaya Pontianak.

Menurut penuturan Bu Tatik, terdapat perbedaan yang mencolok di antara kedua jenis lidah buaya tersebut, yaitu lidah buaya Jawa memiliki bintik-bintik di bagian pelepahnya. Selain itu, kata beliau, lidah buaya Jawa juga memiliki sedikit rasa pahit jika diolah menjadi makanan dan minuman.

Fosil Purba Berumur Jutaan Tahun dari Jembarwangi Berhasil Direkontruksi

Umumnya, lidah buaya ini siap untuk dipanen dan diolah saat usianya sudah menginjak satu tahun. Menariknya, budidaya hasil dari kebun keluarga ini mampu menghasilkan tanaman lidah buaya yang besar hingga mampu mencapai besar tangan manusia dewasa.

Selain melakukan budidaya tanaman lidah buaya, Ibu Tatik juga mendirikan UMKM Pelangi dan mulai mencoba untuk mengkreasikan lidah buaya menjadi berbagai olahan makanan menggunakan resepnya sendiri. Ia mengakui bahwa banyak dibutuhkan uji coba untuk menghasilkan produk olahan lidah buaya yang cocok bagi semua kalangan dan menghasilkan rasa yang enak.

Mengingat lidah buaya merupakan jenis tanaman yang cukup unik apabila diolah menjadi makanan, Ibu Tatik senantiasa mendalami dan mempelajari pengolahannya sehingga menghasilkan olahan makanan yang enak namun memiliki banyak khasiat dan tentunya sehat bagi tubuh. Selain dijadikan sebagai produk olahan makanan, hasil panen lidah buaya juga kadang kala diperjual belikan kepada masyarakat sekitar yang sudah terlebih dahulu memesan pelepah lidah buaya.

Kebun Lidah Buaya | Foto: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Saat ini, Ibu Tatik sudah memasarkan produk olahan lidah buayanya melalui media sosial, khususnya WhatsApp, dan biasanya dipasarkan pada masyarakat sekitar terlebih dahulu. Dengan mengusung brand “Grengseng” yang memiliki makna semangat yang membara, UMKM lidah buaya yang dimiliki oleh Bu Tatik ini juga sudah dikenal oleh beberapa kalangan, termasuk perkantoran-perkantoran di sekitar wilayah Giwangan sehingga sering dipesan dalam jumlah banyak untuk acara-acara besar tertentu.

5 Cara Membangun Networking Bagi Anak Muda

Produk olahan makanan yang dihasilkan oleh UMKM Pelangi menjadi sangat populer dan menjadi produk unggulan karena inovasi-inovasi yang dihadirkan dalam setiap produknya. Hal tersebut juga terjadi karena belum banyak UMKM yang menjadikan lidah buaya sebagai bahan dasar olahan makanan dan minuman. Dengan demikian, hal ini bisa dijadikan sebagai ciri khas sekaligus keunikan dari UMKM milik Bu Tatik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini