Mengenal Biodiesel, Minyak dari Tumbuhan Pengganti Solar

Mengenal Biodiesel, Minyak dari Tumbuhan Pengganti Solar
info gambar utama

Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewan. Digunakan sebagai bahan bakar alternatif, biodiesel ini diharapkan dapat menjadi inovasi yang dapat digunakan sebagai sumber energi baru yang tentunya lebih ramah lingkungan serta memiliki harga yang terjangkau bagi masyarakat luas.

Pengertian, manfaat, dan proses pembuatan biodiesel

Ilustrasi Biodiesel | freepic.com/vecstock
info gambar

Perlu diketahui, bahwa biodiesel adalah jenis bahan bakar yang dihasilkan melalui reaksi kimia antara minyak nabati berbagai jenis biji-bijian (bio-oil) atau lemak hewan dengan alkohol. Biodiesel ini juga dikenal dengan nama biosolar, yang mana pengolahan minyak nabati ini merupakan bahan utama dalam pembuatan diesel yang diimplementasikan dengan komposisi khusus.

Para pengembang mengharapkan, biodiesel ini dapat menjadi bahan bakar dengan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Berbeda dengan minyak bumi yang kita gunakan saat ini merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, bahkan banyak ilmuwan menyebutkan bahan bakar ini akan segera habis dalam waktu yang singkat.

Dari pengertiannya saja, kita dapat tahu manfaat dari pengebangan biodiesel ini dan salah satunya adalah bertujuan untuk menggantikan minyak bumi sebagai penggunaan bahan bakar mesin diesel. Adapun keunggulan dan manfaat lainya adalah:

  • Mengurangi emisi gas rumah kaca dan karbon monoksida
  • Limbah nabati menjadi berkurang
  • Tidak mengandung racun, sehingga aman dalam penyimpanan
  • Dalam proses pembuatan tidak memerlukan teknologi tinggi
  • Limbah dari proses pengolahan biodiesel berupa zat cair atau gliserin dapat melalui pengolahan kembali menjadi bahan utama pembuatan sabun

Dalam proses pembuatan biodiesel melibatkan transesterifikasi secara dua tahap, yaitu pemisahan gliserol dari minyak nabati atau lemak hewan untuk menghasilkan ester metil yang merupakan komponen utama biodiesel. Selanjutnya dilakukan proses pencucian, pengeringan, dan filtrasi. Berikut adalah beberapa tahapan cara pembuatan biodiesel yang dikutip dari solarindustri.com yaitu:

  • Transesterifikasi

Proses ini yaitu percampuran antara kalium hidroksida (KOH) dan metanol (CH0H) dengan minyak sawit. Proses ini akan berlangsung sekitar jam pada suhu 58-65°C. Bahan yang pertama kali masuk ke dalam reaktor adalah asam lemak kemudian melalui proses pemanasan hingga suhu tertentu.

Reaktor transesterifikasi dilengkapi dengan pemanas dan pengaduk. Selama proses pemanasan, pengaduk dijalankan. Pastikan suhu reaktor tetap pada 63°C, campuran metanol dan KOH dimasukkan ke dalam reaktor dan waktu reaksi mulai dihitung pada saat itu. Pada akhir reaksi ini pula akan terbentuk metil ester dengan konversi sekitar 94%.

Barulah hasil ini akan diendapkan selama rentang waktu khusus, guna untuk memisahkan gliserol dan metil ester. Gliserol berada di lapisan bawah karena berat jenisnya lebih besar daripada metil ester. Kemudian, gliserol dikeluarkan dari reaktor agar tidak mengganggu proses transesterifikasi II. Selanjutnya pengendapan dilakukan kembali selama rentang waktu khusus agar gliserol lepas dari metil ester.

  • Pencucian

Hasil pengendapan pada transesterifikasi II dilakukan pencucian pada suhu sekitar 55°C, agar menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan. Senyawa tersebut seperti sisa gliserol dan metanol. Pencucian berjumlah tiga kali sampai pH campuran menjadi normal (pH 6.8-7.2).

  • Pengeringan

Untuk menghilangkan air yang bercampur dalam metil ester, maka dilakukan pengeringan pada suhu 130°C, sekitar 10 menit. Pengeringan dilakukan dengan cara memberikan panas pada produk dengan suhu sekitar 95°C secara sirkulasi.

  • Filtrasi

Terakhir adalah proses filtrasi yang bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel pengotor biodiesel, seperti karat (kerak besi) yang berasal dari dinding reaktor atau dinding pipa atau kotoran dari bahan baku. Filter berukuran sama atau lebih kecil dari 10.

Perlu diketahui, bahwa dalam bahan bakar kita mengenal istilah oktan sementara di biodiesel atau bahan bakar diesel dikenal dengan sebutan cetane number atau CN. Nah, makin tinggi nilai CN dalam biodiesel maka makin cepat pembakarannya dan mesin pun dapat bekerja secara optimal.

Peluang potensi pengembangan biodiesel di Indonesia

Biodiesel | youtube.com/kementrianESDM
info gambar

Indonesia yang kaya akan sumber daya alam seperti kelapa sawit dan jarak pagar yang merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan biodiesel, bisa menjadi potensi besar untuk pengembangan biodiesel ini. Terlebih permintaan pasar akan solar sebagai bahan bakar transportasi semakin meningkat saat ini.

Jika dikembangkan secara terpadu dan baik, tentu potensi pengembangan biodiesel di Indonesia akan menjadi lebih baik dan perekonomian pertanian juga semakin berkembang. Terlebih kita tahu bahwa permintaan pasar yang tinggi, sementara pasokan bahan bakar yang mulai langka atau susah didapatkan. Jika dikembangkan, ini dapat menjadi dukungan untuk pemerintah dalam program energi terbarukan berkat pengembangan biodiesel ini.

Jika memang dikembangkan dengan baik tentunya biodiesel ini dapat menjadi ekspor ke beberapa negara dan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi masyarakat Indonesia, khususnya di bidang pertanian sawit dan jarak pagar.

Peran biodiesel dalam mengurangi emisi gas rumah kaca

Ilustrasi perkotaan|| pexels.com/Rabiabtr
info gambar

Seperti yang telah dijelaskan tadi, biodiesel yang terbuat dari minyak nabati atau hewani ini memiliki sifat yang ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Nah, tak heran jika penggunaan biodiesel dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Biodiesel memiliki kadar sulfur yang rendah sehingga menghasilkan emisi belerang yang lebih sedikit.

Jika digunakan dalam jangka panjang, penggunaan biodiesel ini juga dapat membantu menurunkan efek pemanasan global perubahan iklim.

Hal ini dibuktikan dalam beberapa penelitian nasional bahkan internasional yaitu menggunakan Life Cycle Analysis (LCA) yang membuktikan bahwa penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar diesel/solar (biodiesel) akan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 50 – 60 persen.

Selain penelitian di atas, European Commission juga melakukan penelitian pada 2013 lalu yang menemukan bahwa apabila biodiesel sawit yang dihasilkan dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan methane capture, mengakibatkan pengurangan emisi GRK mencapai 62 persen jika dibandingkan biodiesel berbahan dasar bukan dari kelapa sawit. Dalam penelitian tersebut, biodiesel dari bunga matahari mampu mengurangi intensitas karbon hingga 58 persen, biodiesel dari biji rapa (rapeseed) 45 persen, dan biodiesel dari kedelai sebesar 40 persen.

Dari beberapa penelitian ini, tentu sudah memberikan bukti bahwa biodiesel memang baik dan tepat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Dampak sosial dan lingkungan dari penggunaan biodiesel

Perkebuunakan Kelapa Sawit | youtube.com/kementrianESDM
info gambar

Jika biodiesel dikembangkan dengan baik, tentu akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di sektor pertanian dan industri bioenergi. Terlebih kehidupan petani kelapa sawit atau jarak pagar dapat meningkat secara pendapatan dan membantu diversifikasi ekonomi daerah tersebut.

Pembuatan biodiesel juga berpotensi menyebabkan deforestasi jika tidak dilakukan secara berkelanjutan. Untuk itu perlunya dukungan pemerintah, perusahaan elite kelapa sawit,dan masyarakat setempat untuk bersama-sama mengembangkan biodiesel ini sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan.

Namun sayang, dampak sosial ini terkadang mendapat kendala terutama bagi perusahaan-perusahaan sawit besar yang berkuasa. Terkadang mereka hanya ingin meraup untung, tanpa memikirkan para petani kelapa sawit dan jarak pagar. Sehingga penggunaan biodiesel ini tidak dapat dirasakan oleh semua orang dengan harga yang terjangkau. Perlu pengkajian khusus pemerintah agar masyarakat Indonesia dapat merasakan biodiesel secara merata. Bukan hanya itu, pemerintah juga harus mengambil langkah untuk melawan perluasan perkebunan yang dilakukan secara ilegal.

Sumber

  • https://ebtke.esdm.go.id/post/2021/02/18/2797/inovasi.produksi.biodiesel.berbasis.tanaman.jarak.pagar
  • https://solarindustri.com/blog/apa-itu-biodiesel/
  • https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/peluang-potensi-pengembangan-biodiesel-cukup-besar

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Deka Noverma lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Deka Noverma.

DN
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini