Utang Luar Negeri Indonesia Alami Penurunan pada Mei 2023

Utang Luar Negeri Indonesia Alami Penurunan pada Mei 2023
info gambar utama

Pada akhir Mei 2023, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai 398,3 miliar dolar AS, mengalami penurunan dari posisi akhir April 2023 yang sebesar 403,0 miliar dolar AS. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam keterangan tertulis Bank Indonesia.

Dalam perkembangannya, pertumbuhan ULN Indonesia mengalami kontraksi sebesar 1,7% (year-on-year/yoy), yang lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang mencapai 1,3% (yoy). Penurunan pertumbuhan ULN ini terutama disebabkan oleh penurunan ULN sektor swasta.

Meskipun terjadi penurunan, ULN Indonesia pada Mei 2023 masih terkendali, terlihat dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang menurun menjadi 29,7% dari rasio bulan sebelumnya yang mencapai 30,0%.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, dengan dominasi ULN jangka panjang yang mencapai pangsa sebesar 87,3% dari total ULN.

Industri Mamin RI Jadi Primadona Investor Asing, Ini Penyebabnya!

ULN pemerintah

Pada akhir Mei 2023, posisi Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah mencapai 192,6 miliar dolar AS, mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang sebesar 194,1 miliar dolar AS, atau tumbuh sebesar 2,3% (year-on-year/yoy).

Penurunan posisi ULN pemerintah disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman luar negeri dan jatuh tempo beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) domestik.

Pemerintah tetap berkomitmen untuk mengelola ULN dengan hati-hati, efisien, dan akuntabel, termasuk memastikan kredibilitas dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga tepat waktu.

Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN pemerintah diarahkan untuk mendukung upaya Pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif dan belanja prioritas, khususnya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid di tengah ketidakpastian perekonomian global.

Dukungan ULN tersebut mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,1% dari total ULN pemerintah); administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,9%); jasa pendidikan (16,8%); konstruksi (14,2%); serta jasa keuangan dan asuransi (10,2%).

Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang, dengan pangsa mencapai 99,8% dari total ULN pemerintah.

Indonesia Punya Potensi Besar dalam Pertumbuhan Ekonomi Hijau dan Dekarbonisasi

ULN swasta juga menurun

Pada akhir Mei 2023, posisi Utang Luar Negeri (ULN) swasta mencapai 196,5 miliar dolar AS, mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang sebesar 199,5 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi sebesar 5,8% (year-on-year/yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 4,6% (yoy).

Kontraksi ULN swasta ini disebabkan oleh turunnya ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) dan lembaga keuangan (financial corporations), masing-masing mengalami kontraksi sebesar 5,3% (yoy) dan 7,6% (yoy), dibandingkan dengan kontraksi 4,8% (yoy) dan 3,9% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Dari segi sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor jasa keuangan dan asuransi, industri pengolahan, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,0% dari total ULN swasta.

Penting untuk mencatat bahwa ULN swasta juga masih didominasi oleh ULN jangka panjang, dengan pangsa mencapai 74,8% terhadap total ULN swasta.

Agar struktur ULN sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap perkembangan ULN dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN akan terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisir risiko yang mungkin timbul.

Ekonomi Digital RI Bisa Tembus Rp1.950 Triliun pada 2025, Ini Penggeraknya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini