Ithuk-ithukan, Ungkapan Syukur Masyarakat Osing di Banyuwangi atas Melimpahnya Air

Ithuk-ithukan, Ungkapan Syukur Masyarakat Osing di Banyuwangi atas Melimpahnya Air
info gambar utama

Masyarakat dari Suku Osing di Banyuwangi punya ritual bernama ithuk-ithukan. Lewat ritual tersebut, mereka mengungkap rasa syukur atas melimpahnya air.

Bagi masyarakat manapun, air tentu menjadi sumber daya alam yang begitu berharga. Karena itu pula, ketersediaan air yang melimpah adalah hal yang patut disyukuri.

Ithuk-ithukan adalah cara Suku Osing punya untuk mengungkap rasa syukur tersebut. Sebelumnya perlu diketahui, Suku Osing adalah kelompok masyarakat yang berada di Banyuwangi. Mayoritas masyarakat Suku Osing berada di Desa Kemiren.

Meski mendiami Jawa Timur dan punya, Suku Osing punya ritual-ritual tertentu yang begitu khas dan berbeda dengan Suku Jawa yang hidup berdampingan dengan mereka, di mana ithuk-ithukan adalah salah satunya.

Dalam ithuk-ithukan, masyarakat Suku Osing menggelar berbagai acara, mulai dari arak-arakan hingga makan dan doa bersama.

Barong Ider Bumi, Upacara Adat Masyarakat Osing untuk Menolak Bala

Mengenal Ritual Ithuk-ithukan

Dalam bahasa setempat, Ithuk artinya alas makan yang terbuat dari daun pisang. Saat ithuk-ithukan dilaksanakan, masyarakat memang memasak aneka hidangan yang disajikan di atas ithuk untuk kemudian diarak beramai-ramai untuk kemudian dibagi-bagikan setelah sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pembacaan doa.

"Ithuk ini juga diambil dari kata kepethuk. Thuk lalu menjadi ithuk. Banyaknya ithuk yang disajikan ini menandakan jangan sampai ada masyarakat yang lapar. Semua harus kebagian, bahkan yang sedang sakit sekali pun akan kami antarkan ithuk ini ke rumahnya," ujar sesepuh Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Sarino seperti dicatat laman resmi Kemenko PMK.

Saat mengarak ithuk, para laki-laki mengenakan baju serba hitam dan perempuan mengenakan kebaya serta jarik Banyuwangi yang juga berwarna hitam. Sambil berbaris, mereka membawa baskom berisi ithuk di atas kepala.

Di Dusun Rejopuro, arak-arakan dimulai dari perkampungan warga menuju sumber air yang bernama Sumber Hajar. Orang-orang di Dusun Rejopuro memang biasa memanfaatkan air dari Sumber Hajar untuk memenuhi kebutuhan mereka, sehingga ithuk-ithukan pun dilaksanakan di sana.

Lantas, kapan biasanya masyarakat Suku Osing melaksanakan ithuk-ithukan? Ternyata, ada pula aturan mengenai waktunya. Adapun waktu pelaksanakan ithuk-ithukan adalah setiap tanggal 12 Zulkaidah.

Menariknya lagi, ithuk-ithukan tak hanya wujud rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki berupa air. Namun, ritual ini juga sarana berkumpul bersama bagi masyarakat. Dengan kata lain, ithuk-ithukan adalah ritual yang berguna bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada tuhan sekaligus sesama manusia.

Keunikan Desa Wisata Osing Kemiren Banyuwangi

Referensi:

  • https://www.kemenkopmk.go.id/tradisi-ithuk-ithukan-merawat-tradis-merawat-mata-air

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini