Bom Oppenheimer Meledak, Apa Dampaknya terhadap Indonesia?

Bom Oppenheimer Meledak, Apa Dampaknya terhadap Indonesia?
info gambar utama

Sejarah mencatat bahwa diledakannya bom atom buatan Oppenheimer memberi dampak kepada Indonesia.

Film Oppenheimer belakangan ini menjadi buah bibir di seluruh dunia. Tak terkecuali Indonesia, penikmat film berbondong-bondong menyaksikannya di bioskop.

Film Oppenheimer bercerita tentang kehidupan seorang fisikawan Amerika Serikat Julius Robert Oppenheimer. Ia dikenal sebagai ilmuwan yang turut serta dalam pembuatan bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada 1945.

Diledakannya bom atom buatan Oppenheimer berefek besar terhadap situasi dunia. Setelah Hiroshima dan Nagasaki hancur lebur karena bom tersebut, Jepang menyerah kepada sekutu dan Perang Dunia Kedua berakhir. Indonesia pun turut terkena dampaknya.

Pembuatan Bom Atom di Indonesia, Amerika Meradang

Bom Oppenheimer Membuka Jalan bagi Indonesia Merdeka

Seperti diketahui, Jepang dan AS terlibat langsung dalam Perang Dunia Kedua. Saat insiden pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945, Jepang sedang menguasai Indonesia. Sementara itu, AS telah mengembangkan bom atom lewat proyek riset yang disebut Manhattan Project di mana ada banyak ilmuwan yang tetlibat dan salah satunya adalah Oppenheimer.

Setelah bom Oppenheimer diledakkan, Jepang yang juga sedang dibayangi ancaman serangan Uni Soviet menyerah tanpa syarat ke sekutu pada 15 Agustus 1945. Dengan demikian, ini membuat adanya kekosongan kekuasaan di Indonesia.

Setelah informasi mengenai menyerahnya Jepang beredar, dorongan agar Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pun menguat. Hanya saja, ada silang pendapat antara golongan tua dan golongan muda mengenai kapan waktu yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Golongan muda mendesak Sukarno dan Mohammad Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan secepatnya. Sementara itu, golongan tua meminta dilakukan perhitungan politik yang matang terlebih dahulu. Golongan tua pun ingin Indonesia merdeka melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk oleh Jepang.

Menanggapi hal tersebut, golongan muda membawa Suarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus dini hari dengan harapan mereka tak kena pengaruh Jepang. Ahmad Soebardjo yang beras dari golongan tua kemudian menyusul ke Rengasdengklok untuk berunding dengan golongan muda. Hasilnya, disepakati proklamasi akan dilakukan pada 17 Agustus 1945.

Setelah golongan muda dan Ahmad Soebarjo bersepakat mengenai waktu proklamasi, Sukarno dan Hatta dipulangkan ke Jakarta pada malam harinya. Keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus, proklamasi kemerdekaan yang sudah direncanakan pun benar-benar dilakukan dengan mengambil tempat di halaman rumah Bung Karno, Jl. Pegangsaan Timur no. 56, Jakarta.

Keberuntungan Kokura, Kota yang Luput dari Bom Atom



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini