Cerita Bung Karno Berdendang Bersama Warga Maluku Tenggara Barat

Cerita Bung Karno Berdendang Bersama Warga Maluku Tenggara Barat
info gambar utama

Ir Soekarno pernah menginjakkan kakinya di pantai sunyi di Desa Alusi Krawain, Kecamatan Kormomolin, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku pada 1958. Dirinya bernyanyi sambil bergandengan tangan bersama warga desa.

“Tak ada jarak. Semua orang boleh berjabat tangan, mencium tangannya, bahkan memegang atau merangkul tubuhnya,” kata Cirilius Amelwatin, sesepuh Alusi Krawain yang dimuat Kompas.

Cara Cerdik Bung Karno Tekan Amerika Serikat yang Ingin Bebaskan Agen CIA

Ketika itu, empat kapal berlabuh di lepas pantai terpencil di tengah Pulau Yamdena. Sekoci-sekoci itu bermunculan membawa sejumlah tentara yang langsung mengepuh kampung, ada juga yang muncul dari hutan sekitar desa.

Awalnya warga ketakutan sehingga masuk ke rumah dan mengunci pintu. Apalagi saat itu tak ada perangkat desa karena semua pergi ke Saumlaki untuk menyambut kedatangan Soekarno ke Kepulauan Tanimbar.

Dendang untuk Soekarno

Para tentara kemudian meminta warga untuk datang ke pantai karena Presiden Soekarno akan datang. Warga yang baru pulang dari kebun diminta segera ke pantai, saat melihat Bung Karno mereka kemudian melambaikan tangan.

Bung Karno mendarat menggunakan sekoci, kaum ibu membentangkan kain tenun Tanimbar untuk pijakan sang presiden. Bagi masyarakat Tanimbar, kain tenun memiliki arti penting dalam kegiatan adat.

Cerita Sekolah Ongko Loro, Tempat Bung Karno Mengenyam Pendidikan Dasar

Bung Karno yang berjas dan berpeci tak henti-hentinya memekikan kata “Merdeka”. Warga tak kalah semangat, mereka juga menyambut salam perjuangan tersebut. Walau Bung Karno tak menyampaikan apa-apa.

“Beliau hanya bilang tertarik datang ke Alusi Krawain, entah tertarik apa,” kata Cirlius.

Selebihnya Soekarno menghabiskan waktu dengan menyanyikan lagu-lagu nasional sambil bergandengan tangan dengan masyarakat. Sesekali perempuan tua meneriakkan hip hip hura dan menghadiahkan sebuah tifa, suling bambu, kain tenun.

Dikenang

Masyarakat yang mengenang kehadiran Bung Karno kemudian memberikan pantai itu dengan nama Pantai Beliau. Sebuah lagunya pun dikarang tokoh desa, Roymondus Sorlury hingga rencana membuat tugu.

“Niat membangun tugu peringatan menandai kedatangan Bung Karno hingga kini belum terwujud,” kata Kepala Desa Alusi Krawain Wiro Atdjas.

Tujuan Soekarno datang ke Alusi Krawain masih menimbulkan misteri. Dari sana Soekarno kemudian pergi ke Saumlaki. Di tempat ini pun banyak masyarakat yang ingin menyaksikan Bung Karno.

Kisah Perjalanan Bung Karno ke Tanah Suci yang tak Hanya Demi Gelar Haji

Di sebuah lapangan, Soekarno berpidato tanpa teks, mengobarkan semangat sebagai bangsa merdeka. Bagi F Salemboen, tokoh adat Olilit yang juga Ketua IX Majelis Latupati Maluku menganggap ini kedekatan antara raja dan rakyat.

“Mengingat saat itu sebagai dekatnya hubungan antara rakyat dan pemimpinnya,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini