Kisah Perjalanan Bung Karno ke Tanah Suci yang tak Hanya Demi Gelar Haji

Kisah Perjalanan Bung Karno ke Tanah Suci yang tak Hanya Demi Gelar Haji
info gambar utama

Presiden Soekarno pernah mendapatkan keberkahan luar biasa karena bisa menunaikan ibadah haji pada tahun 1955. Dia dan rombongan berangkat pada Juli 1955 dan harus menempuh perjalanan panjang menggunakan pesawat.

Tak tanggung-tanggung, waktu tempuh ketika itu bisa mencapai 6 hari. Lamanya waktu tempuh itu karena pesawat harus transit di banyak negara, seperti Thailand, Singapura, India, Irak, Mesir, dan Uni Emirat Arab.

Cerita Kegelisahan Bung Karno dalam Perjalanan Menemukan Tuhan

“Di hari Jumat tahun 1955 aku menjalankan ibadah haji di Mekkah. Naik haji di hari yang suci ini membikin seseorang menjadi Haji Akbar, Haji Besar. Ini menandakan bahwa orang mempunyai jiwa keagamaan tujuh kali lebih dalam daripada manusia biasa rata-rata,” tulisnya.

Keberkahan lain yang didapatkan Bung Karno dan rombongan pada ibadah haji kala itu adalah bisa melihat berbagai momen penting. Salah satunya penyucian Ka’bah dan penggantian kain yang menyelimutinya yakni kiswah.

Ziarah ke makam nabi

Soekarno, Hatta, dan Sjahir/Instagram
info gambar

Sampai ke Mekkah di musim haji tahun 1955, membuat Bung Karno datang tidak hanya sebagai pemimpin Islam, namun juga tokoh besar dunia. Pasalnya dirinya salah satu pencetus Gerakan Non Blok dan Konferensi Asia Afrika.

Dipaparkan dari Tirto, upacara penyambutan pun digelar oleh Raja Saud bin Abdulaziz Al Saud. Saat itu penyambutan dilakukan dengan dikibarkan bendera merah putih, ditembakkan meriam sebanyak 21 kali dan dikumandangkan lagu kebangsaan dua negara.

UNESCO Tetapkan Arsip Pidato Bung Karno sebagai Memori Dunia

Pada buku Kesaksian tentang Bung Karno yang ditulis Mangil Martowidjojo disebutkan berbagai aktivitas presiden pertama Indonesia di Arab Saudi ini. Pada 25 Juli 1955, Bung Karno beserta rombongan melakukan aktivitas ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

“Lama Bung Karno berdiri mengheningkan cipta, berdoa di samping makam Nabi Muhammad di Madinah itu, sedangkan rombongan yang sangat kecil jumlahnya itu berdiri di belakang termasuk saya,” tulis Mangil.

Tidak hanya naik haji

Soekarno/Instagram
info gambar

Pada 26 Juli 1955, Bung Karno dan rombongan berangkat dari Jeddah menuju Mekkah menggunakan pakaian ihram untuk berumrah. Pada 28 Juli 1955 sore, Bung Karno pergi menuju Arafah untuk wukuf pada esok harinya.

Malam hari, mereka menuju Muzdalifah, Bung Karno mengumpulkan batu di sini untuk melontar, tengah malam, mereka menuju Mina. Pada hari Raya Idul Adha, Bung Karno melontarkan batu.

Usai melakukan rangkaian lontar batu, dia dan rombongannya menuju Mekkah untuk tawaf dan sai. Usai tawaf dan sai, Bung Karno beserta rombongan bertolak ke Mina, pada 31 Juli 1955 sore, Bung Karno melontarkan batu.

Kamar Kecil Bung Karno di Penjara Banceuy Tempat Lahirnya Pledoi Bersejarah

Bung Karno juga mengusulkan kepada pemerintah Arab Saudi agar memperbesar Masjidil Haram. Sebagai seorang insinyur, Soekarno melihat bangunan Masjidil Haram masih bisa diperbesar dan menampung lebih banyak jemaah haji yang datang.

Setelah mendengarkan penjelasan Soekarno, pemerintah Arab Saudi akhirnya mau memperbesar Masjidil Haram seperti yang ada seperti sekarang ini. Sumbangan Soekarno lainnya bisa disaksikan yaitu Pohon Soekarno.

Memang saat datang ke Tanah Suci, Bung Karno mengusulkan agar Raja Saud melakukan penghijauan Padang Arafah. Sehingga Soekarno mengirimkan ribuan bibit pohon mimba ke Arab Saudi yang kini tumbuh subur.

Ketika pulang dari ibadah haji, Bung Karno pun mendapat sebuah hadiah mobil Chrysler Crown Imperial dari Raja Arab Saudi. Mobil itu disebut telah ditaksir oleh Bung Karno selama dipakai di Arab Saudi.

“Presiden Soekarno, mobil Chrysler Crown Imperial ini telah tuan pakai selama berada di sini. Sekarang, saya menyerahkan kepada tuan sebagai hadiah,” kata Bung Karno dalam Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini