Pengembangan 5 Daerah Wisata Prioritas Terus Digencarkan, Bantu Tingkatkan Kesejahteraan

Pengembangan 5 Daerah Wisata Prioritas Terus Digencarkan, Bantu Tingkatkan Kesejahteraan
info gambar utama

Saat ini, rencana investasi di lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) terus berjalan dengan harapan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini sebagaimana bersumber dari keterangan tertulis Kemenparekraf.

Pada acara "The Weekly Brief With Sandi Uno" yang diselenggarakan di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pada Senin (24/7/2023), Menparekraf Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada beberapa proyek investasi yang sedang berlangsung di kelima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

“Contoh proyek investasi pariwisata yang sedang berjalan adalah di Danau Toba dengan nilai investasi sebesar Rp600 miliar untuk pembangunan Hotel Labersa Kaldera Resort. Dan juga di Labuan Bajo yang mempunyai banyak sekali proyek pembangunan yang berjalan. Kita terus dorong agar konsepnya adalah pariwisata hijau,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Terdapat beberapa perusahaan seperti PT. Aqua Village Sebayur, PT. Bangun Indah Internasional, PT. Surya Cahaya Properti, Vasanta Group, PT. Bukit Bangkao Lestari, dan PT. QRPG Komodo Resort yang tengah berinvestasi dalam pembangunan vila dan hotel berbintang di Labuan Bajo.

Sementara itu, di wilayah DPSP Manado-Likupang, direncanakan pembangunan Hotel Marriott di Minahasa Utara dengan perkiraan nilai investasi sebesar Rp1,5 triliun, Hotel Westin di Kota Manado dengan perkiraan nilai investasi sebesar Rp2 triliun, dan Vasa Hotel Manado di Kota Manado dengan perkiraan nilai investasi sebesar Rp1 triliun.

Pengembangan Baru Kawasan Wisata Borobudur, Makin Apik dengan Berbagai Daya Tarik

Penyetaraan investasi

Mengacu dari data realisasi investasi dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2021-2023 Triwulan I yang diolah oleh Kemenparekraf/Baparekraf, DPSP dengan realisasi investasi tertinggi berada di kawasan Mandalika (Nusa Tenggara Barat) dengan nilai realisasi sebesar 541,2 juta dolar AS.

Sebaliknya, DPSP dengan realisasi investasi terendah adalah Danau Toba (Sumatra Utara) dengan nilai realisasi sebesar 55,16 juta dolar AS.

Untuk DPSP Manado-Likupang, peringkat kedua diduduki dengan realisasi investasi sebesar 484,29 juta dolar AS, sedangkan Borobudur berada di posisi ketiga dengan realisasi investasi sebesar 366,63 juta dolar AS, dan Labuan Bajo dengan realisasi investasi sebesar 114,2 juta dolar AS.

Sekarang beberapa proyek investasi di 5 DPSP masih berlangsung dan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Upaya terus dilakukan untuk menarik lebih banyak investasi ke Danau Toba agar bisa menyamai tingkat investasi di Mandalika dan Likupang yang telah berhasil menarik banyak investasi dari dalam dan luar negeri.

Rencana ini mencakup berbagai program diversifikasi peluang investasi, pemetaan lahan yang jelas, penentuan positioning dan tema yang unik, pemilihan pengelolaan kawasan yang berpengalaman, pematangan konsep dan kesiapan proyek, komitmen dari pemerintah daerah, serta peningkatan konektivitas dan pemasaran.

Menikmati Rinding Allo, Desa Wisata di Sulawesi Selatan yang Berselimut Kabut

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini