Kenangan Adam Malik di Balik Bersatunya Negara Asia Tenggara di ASEAN

Kenangan Adam Malik di Balik Bersatunya Negara Asia Tenggara di ASEAN
info gambar utama

Pada 7 Agustus 1967, lima Menteri Luar Negeri negara Asia Tenggara bersidang di Bangsaen, Thailand. Mereka mencapai persetujuan untuk membentuk sebuah organisasi kerjasama negara-negara Asia Tenggara.

Baru pada 8 Agustus 1967, lima Menteri Luar Negeri dari Negara Asia Tenggara itu menandatangani deklarasi resmi yang menandai berdirinya organisasi kerjasama baru di Asia Tenggara yang kelak dinamakan Association of Southeast Asian Nation (ASEAN).

Mendorong Pendekatan Terpadu untuk Ekonomi Berbasis Data di ASEAN

Deklarasi yang terdiri dari tujuh pasal itu menegaskan bahwa organisasi baru ini didirikan untuk menggalang kerjasama bagi pertumbuhan ekonomi, pengabdian sosial, serta perkembangan kebudayaan negara anggotanya.

“Yang penting bagi kita adalah dasarnya, yaitu bekerjasama di bidang kebudayaan, ekonomi, distribusi, dan lain-lain. Sekalipun memang efek politisnya tidak bisa kita hindari,” ucap Menlu Adam Malik yang mewakili Indonesia yang dimuat Kompas.

Digagas sejak 1966

Menlu Adam Malik mengungkapkan bahwa kerjasama ini merupakan gagasan yang sudah diusahakan sejak Agustus 1966. Dalam kunjungannya ke Filipina, Adam Malik membahas hal itu dengan Menlu Filipina Narcisco Ramos.

Karena prakarsa Indonesia, dipersiapkan konsep mengenai pembentukan Organisasi Kerjasama tersebut. Di antara negara yang telah menyatakan kesediaannya adalah Filipina, Thailand, dan Malaysia.

Walau kemudian lancar, Adam Malik mengakui bahwa dia sendiri gelisah dan khawatir akan kemampuan pemimpin negara Asia Tenggara itu. Misalnya ada kecanggungan antara sesama Menteri Luar Negeri Asia Tenggara.

Siapkan Rp135 Miliar, Inggris Perpanjang Kemitraan Energi Rendah Karbon dengan RI

“Kami saat itu belum saling mengenal,” katanya.

Ditambah lagi, hambatan terbesar adalah masih adanya negara-negara yang sangat erat dengan Amerika Serikat yang membantu dalam perang Vietnam. Padahal mereka ingin membentuk perhimpunan yang tak terlibat dalam politik.

“Ini suatu hambatan karena kita ingin membentuk suatu himpunan yang justru tidak mau berkelahi dengan siapapun dan untuk orang lain mana pun. Jadi mereka ikut ASEAN hanya dengan setengah hati. Namun, akhirnya mereka bisa diyakinkan untuk ikut,” paparnya.

Harapan untuk ASEAN

Adam Malik lantas mengungkapkan bahwa selesainya konfrontasi Indonesia-Malaysia telah menjadi titik balik akan persatuan Asia Tenggara. Menurutnya, ASEAN berhasil karena tidak didasarkan akan ikatan rasial, tujuan militer, atau mencari topangan negara besar.

“Tapi hanya persamaan nasib impian dan geografis,” paparnya.

Setelah dasawarsa kedua, Adam Malik menyebut ASEAN telah diakui bukan saja oleh anggotanya tetapi oleh pihak luar. Tetapi dirinya menekankan bahwa ASEAN tetap harus bekerja lebih keras.

Gelora Tak Terbendung: Pesona Subkultur Ultras Sepak Bola di Asia Tenggara

Dirinya menekankan bahwa tujuan ASEAN adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan meratakan kemakmuran rakyat di kawasan. Apalagi dirinya menekankan adalah upaya ASEAN membuktikan bukan sebagai fakta militer terselubung,

“Tunjukkan dengan bukti nyata bahwa ASEAN bukan fakta militer dan mau bekerja sama dengan pihak mana saja,” tegasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini