Kualitas Madu Sumbawa Berkah dari Produksi yang Melestarikan Hutan

Kualitas Madu Sumbawa Berkah dari Produksi yang Melestarikan Hutan
info gambar utama

Kabupaten Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah daerah penghasil madu hutan terbaik di Indonesia. Hal ini karena Sumbawa mempunyai hutan dengan luas sekitar 350.000 hektare atau 40 persen dari luas total hutan di NTB.

Desa Batudulang, di Kecamatan Batulanteh yang berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut merupakan salah satu pusat madu hutan di Sumbawa. Desa ini terdapat di tepi hutan yang dilingkupi hawa sejuk.

“Hutan menyediakan makanan bagi lebah, hewan penyerbuk tanaman,” tulis IDR dalam Manisnya Madu, Terjaganya Hutan yang dimuat Kompas.

Cerita Warga Sumbawa yang Sejahtera karena Industri Madu Hutan

Para petani di sana bergabung dalam Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS) yang telah digagas sejak 2005. Organisasi ini mengajarkan cara memproses sarang lebih hasil panen agar lebih higienis.

“Madu lebih bersih, kadar air juga lebih rendah,” kata fasilitator JMHS, Julmansyah.

Panen berlimpah, hutan terjaga

Hal yang positif bagi Julmansyah adalah cara ini membuat madu terlihat lebih bersih secara kasatmata. Tidak ada remah-remah terapung di permukaan madu. Petani kini juga tidak mengambil seluruh madu yang ditemukan sekaligus.

JMHS mengajarkan para petani cara mengambil sarang dalam tiga kesempatan yang masing-masing berselang 15 hari. Dengan cara itu, anak lebah tetap hidup, hasil panen juga akan lebih banyak.

Hubungan Letusan Tambora, Monster Frankenstein, dan Penemuan Sepeda

Dalam catatan Kompas, pada 2006 silam, harga madu Sumbawa Rp12.000 per botol dengan isi 680 milimeter (ml). Tetapi 6 tahun kemudian harganya bisa naik dua kali lipat mencapai Rp55.000 per mil.

“Produksi rata-rata madu Sumbawa dari Desa Batudulang sekitar 10 ton per tahun,” ucapnya.

Koperasi

Dikatakan oleh Julmansyah, sebagian besar madu hasil produksi ini akan dijual secara ritel di Rumah Madu di Sumbawa. Ada berbagai kemasan yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

“Terkini ada kemasan botol kaca kecil, botol plastik sedang, botol plastik besar, dan botol seukuran wadah selai,” paparnya.

JMHS juga mengajak petani berkumpul dalam koperasi. Melalui koperasi Hutan Lestari, petani diharapkan lebih berdaya. Selain itu petani juga diajari membuat produk dari olahan madu sehingga ada produk madu Sumbawa dari hulu ke hilir.

Pulau Moyo, Destinasi Favorit untuk Menyepi Para Pesohor Dunia

“Terkini para petani sudah memiliki lilin dan juga sabun yang terbuat dari madu,” jelasnya.

Sementara itu setelah masa panen tanaman, seperti padi, kemiri dan kopi usai. Para petani ini akan secara berkelompok pergi ke hutan. Bagi warga, madu dan hasil pertanian saling melengkapi terutama adalah menjaga hutan tetap lestari.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini