Momen Pembuka Jalan bagi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Jepang Dibom, Lalu Menyerah

Momen Pembuka Jalan bagi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Jepang Dibom, Lalu Menyerah
info gambar utama

Pada 1945, ada momen yang membuka jalan bagi diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia, yakni dibomnya Jepang yang disusul dengan menyerahnya negara itu dalam perang.

Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dibom oleh Amerika Serikat pada 1945 di tengah berlangsungnya Perang Dunia II. Bom atom pertama dijatuhkan pada tanggal 6 Agustus 1945 di Hiroshima, diikuti oleh bom atom kedua yang dijatuhkan pada tanggal 9 Agustus 1945 di Nagasaki. Dua serangan ini memiliki dampak besar dengan menyebabkan infrastruktur kota banyak yang hancur dan rusak berat, serta jatuhnya banyak korban jiwa.

Hiroshima dan Nagasaki dibom sebagai bagian dari pergerakan militer Amerika Serikat dalam persaingan di wilayah Pasifik dengan Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara yang menjadi musuh utama kubu Sekutu, yang mana Amerika Serikat tergabung di dalamnya.

Tidak diketahui angka yang pasti dan benar-benar akurat mengenai jumlah korban. Hanya saja, selama ini diyakini ada ratusan ibu orang yang terdampak bom di kedua kota. Namun yang jelas, Dampak dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sangat mengerikan.

Bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki adalah bom atom. Adapun tersebut adalah jenis senjata yang menggunakan reaksi nuklir untuk melepaskan energi dalam bentuk ledakan yang sangat besar.

Bom atom pertama yang dijatuhkan di Hiroshima disebut "Little Boy", sedangkan bom atom kedua yang dijatuhkan di Nagasaki disebut "Fat Man". Kedua bom atom ini adalah hasil dari Manhattan Project, sebuah proyek riset rahasia yang dilakukan oleh Amerika Serikat selama Perang Dunia II untuk mengembangkan senjata nuklir.

Selain Sukarno-Hatta, Deretan Tokoh Ini Juga Berperan Penting dalam Proklamasi Kemerdekaan

Jepang Menyerah Tanpa Syarat

Pemboman Hiroshima dan Nagasaki berdampak luas. Tak hanya bagi Jepang dan Amerika Serikat, Indonesia pun turut merasakan dampaknya, utamanya secara politik.

Hancur leburnya Hiroshima dan Nagasaki membuat Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat. Adapun menyerahnya Jepang secara resmi baru terjadi pada pada 2 September 1945 yang ditandai dengan penandatanganan Instrumen Penyerahan Jepang di atas kapal USS Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo. Instrumen ini ditandatangani oleh perwakilan Jepang dan berbagai negara Sekutu. Dengan menyerahnya Jepang ini, maka berakhir pula Perang Dunia II.

Menyerahnya Jepang bisa dipahami mengingat saat itu situasi yang mereka hadapi memang serba sulit.

Menyerahnya Jepang juga pemerintahan kolonial mereka yang ada di Indonesia sejak 1942 harus berakhir. Tidak ada lagi dukungan politik dan militer yang membuat Jepang bisa menjalankan pemerintahan di negara jajahannya. Dengan kata lain, Indonesia tak lagi berada di bawah kontrol Jepang.

Situasi ini berarti kekosongan kekuasaan di Indonesia sedang terjadi. Militer Jepang yang tadinya menjadi golongan berkuasa pun tidak lagi memiliki legitimasi. Indonesia pun memanfaatkan situasi ini dengan memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Apa Yang Terjadi Jika AS Tidak Jatuhkan Bom Nuklir di Hiroshima dan Nagasaki ?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini