Pelestarian Ngobeng, Tradisi Makan Bersama Warga Palembang sejak Berabad Silam

Pelestarian Ngobeng, Tradisi Makan Bersama Warga Palembang sejak Berabad Silam
info gambar utama

Masyarakat Palembang, Sumatra Selatan memiliki tradisi makan bersama yang bernama ngobeng. Tradisi makan bersama ini ternyata telah dilakukan sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam.

Dimuat dari Kompas, tradisi masih dipertahankan seorang pria bernama Ahmad Rivai di Kampung Palembang, Kelurahan 4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1. Dirinya dibantu beberapa rekannya mempersiapkan makanan khas timur tengah.

Tari Gending Sriwijaya, Tari Penyambutan dan Lambang Keagungan Kemaharajaan Sriwijaya

Sebelum memasak dirinya menyiapkan sejumlah peralatan yang dibutuhkan, seperti dandang tembaga berdiameter sekitar 1 meter untuk tempat menanak nasi minyak. spatula dipersiapkan untuk mengaduk bahan dan batang kayu disediakan untuk bahan bakar.

“Kalau memakai gas, matangnya tidak merata,” ujarnya.

Lesehan

Setelah semua hidangan telah siap untuk disantap, tamu dipersilahkan duduk ngidang atau lesehan mengelilingi hidangan. Satu hidangan dikelilingi delapan orang. Angka delapan bagi warga Palembang mempunyai filosofi sebagai angka kehidupan.

“Dalam satu hari ada 24 jam. Ketika waktu itu dibagi tiga, akan menjadi delapan. Delapan jam kita beribadah, delapan jam bekerja, dan delapan jam beristirahat,” kata Ali Hanafiah, budayawan Palembang.

Angka delapan juga melambangkan delapan anak sungai yang mengelilingi Palembang, dan pusatnya adalah Keraton Kesultanan Palembang Darussalam. Menurut Ali ngobeng sebenarnya mempunyai arti mengantarkan makanan dari dapur ke ruang makan.

Main Ke Palembang? Inilah 3 Rekomendasi Tempat Mie Celor Palembang

Karena di rumah limas tidak ada ruang khusus untuk makan, biasanya prosesi makan bersama dilakukan dalam ruangan yang paling luas di dalam rumah. Sebelum makan, tuan rumah akan berbicara untuk mempersilahkan tamu menikmati hidangan.

“Cara pengambilan makan pun harus mendahulukan yang paling tua di kelompok tersebut,” ucapnya.

Digelar dalam acara besar

Ali menyatakan tradisi ngobeng biasanya digelar untuk beragam acara, seperti kenduri, sedekahan, atau acara pernikahan. Tradisi ngobeng, katanya merupakan gambaran yang diadopsi dari acara rumpakan atau tradisi makan bersama orang Arab.

Hanya saja ada beragam adaptasi, seperti di komunitas Arab dalam satu nampan dikelilingi empat orang, di tradisi ngobeng dikelilingi delapan orang. Dalam rumpakan biasanya tamu langsung makan dalam nampan, tetapi di ngobeng makanan diantarkan.

Mengenal 5 Stadion Piala Dunia U-17 di Indonesia, Ada Sejarahnya!

Proses akulturasi budaya juga memunculkan percampuran antara orang Palembang dan luar Palembang. Dengan kekuatan ini, Palembang memiliki keunggulan yang menarik minat para wisatawan untuk datang.

Salah satunya, tradisi ngobeng. Tradisi ini nantinya akan dijadikan salah satu paket wisata untuk pelancong. Dengan memasukkan tradisi ngobeng dalam kalender wisata unggulan Palembang diharapkan bisa melestarikan tradisi.

“Kegiatan ini tentu menarik untuk memberikan gambaran mengenai tradisi masyarakat Palembang pada masa lalu yang telah jarang ditemui pada masa sekarang,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini