Mahasiswa KKN UGM Berkolaborasi dengan BPBD Kab. Gorontalo, Galakkan Mitigasi Bencana

Mahasiswa KKN UGM Berkolaborasi dengan BPBD Kab. Gorontalo, Galakkan Mitigasi Bencana
info gambar utama

Kecamatan Batudaa Pantai merupakan salah satu daerah di Kabupaten Gorontalo yang menawarkan keelokan kawasan pesisir pantai yang berdampingan langsung dengan kemegahan batudaa (artinya batu besar dalam bahasa lokal Gorontalo) berupa dataran tinggi. Kondisi geografis tersebut sontak memberi Batudaa Pantai panorama alam yang indah nan memikat. Sayangnya, hal yang sama pun menjadikan kawasan pesisir Batudaa Pantai sangat rentan terhadap ancaman bencana alam, khususnya tsunami dan tanah longsor.

Bencana tsunami adalah akibat dari gangguan geologis, seperti gempa bumi di dasar laut, letusan gunung berapi di bawah laut, dan pergeseran lempeng atau longsor di dasar laut. Dampak dari bencana tsunami bisa sangat mematikan seperti merusak infrastruktur, menghilangkan sumber daya, dan merugikan ekonomi lokal. Sementara itu, bencana tanah longsor adalah peristiwa pergerakan massa tanah, bebatuan, atau material lain yang bergerak secara tiba-tiba atau melambat ke bawah lereng.

Tanah longsor disebabkan oleh hujan berlebihan, gempa bumi, erosi, atau aktivitas manusia seperti penebangan hutan. Dampak dari bencana tanah longsor juga sangat mematikan. Contohnya, akses jalan menjadi terganggu, infrastruktur rusak, bencana dan penyakit ikut terpicu, dan ekonomi lokal merugi.

Baca juga: Lakukan Hal Ini untuk Turut Berkontribusi terhadap Mitigasi Bencana

Sosialisasi mitigasi bencana oleh mahasiswa KKN-PPM UGM bersama BPBD Kabupaten Gorontalo | Sumber: Vania Adelia

Berangkat dari problematika tersebut, mahasiswa KKN-PPM UGM berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo dalam menggalakkan mitigasi bencana di Kecamatan Batudaa Pantai. Kolaborasi ini dilakukan dalam bentuk pengadaan sosialisasi dan pemasangan plang jalur evakuasi. Mahasiswa KKN-PPM UGM mengusung Desa Olimoo’o dan Desa Lamu menjadi ujung tombak dalam gerakan mitigasi bencana di Kecamatan Batudaa Pantai.

BPBD Kabupaten Gorontalo diwakili oleh Bapak Satrio selaku Kepala Divisi Penanggulangan Bencana dan tim mengunjungi langsung mahasiswa KKN-PPM UGM di Desa Olimoo’o dan Desa Lamu untuk bersinergi bersama. Fokus dari BPBD dalam kerja sama tersebut adalah mensosialisasikan mitigasi bencana sebagai upaya meningkatkan IKD atau Indeks Ketahanan Daerah di kawasan pesisir.

Baca juga: KKN PPM UGM Ajarkan Siswa SD tentang Mitigasi Gempa, Sadar Bencana Sedari Diri

BPBD Kabupaten Gorontalo juga sekaligus datang untuk meninjau langsung titik lokasi pemasangan plang jalur evakuasi di Desa Olimoo’o dan Desa Lamu. Sedikit banyak Bapak Satrio dan tim memberi saran dan masukan kepada Josse Rizal, mahasiswa Sekolah Vokasi UGM selaku pelaksana program kerja.

Contohnya, tim BPBD berpesan agar batas aman ketinggingan titik kumpul ditetapkan pada ketinggian 15 meter di atas permukaan air laut untuk titik kumpul sementara dan 20 meter untuk titik kumpul tetap. Tim BPBD juga memberikan pengarahan terkait pemilihan warna plang dan ketentuan teknis lainnya yang dapat diterapkan dalam pemasangan plang jalur evakuasi.

“Pemasangan plang jalur evakuasi di Desa Olimoo’o dan Desa Lamu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana, sehingga diharapkan masyarakat akan lebih akrab dengan rute yang aman dan cepat untuk dievakuasi saat bencana datang,” terang Josse menjelaskan tujuan program kerjanya.

Mahasiswa KKN-PPM UGM berkolaborasi dengan BPBD Kabupaten Gorontalo dalam meningkatkan keawasan masyarakat akan bencana | Sumber: Vania Adelia

Selain itu, harapannya langkah ini juga membantu meningkatkan koordinasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan BPBD Kabupaten Gorontalo dalam mempersiapkan dan merespons bencana. Dengan melibatkan masyarakat dan karang taruna dalam pemasangan plang jalur evakuasi, masyarakat akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat bencana dan pencegahannya serta mempromosikan budaya kesiapsiagaan dalam kehidupan sehari-hari.

“Selain dampak langsung dalam hal pengetahuan dan persiapan, harapannya dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan profil keselamatan dan ketahanan Desa Olimoo'o dan Desa Lamu secara keseluruhan. Kolaborasi semacam ini merupakan bentuk nyata bagaimana pendidikan dan aksi komunitas dapat bersinergi untuk mengatasi tantangan bencana dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sigap bencana,” tambah Josse.

Penulis: Nurul Dita Ayuningtyas dan Josse Rizal Wachid, Sekolah Vokasi UGM

Redaktur: Geraldy Kianta, Fakultas Kehutanan UGM

Fotografer: Vania Adelia, Fakultas Farmasi UGM dan Sheva Rahman, Fakultas Teknik UGM

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini