Embun Beku Muncul di Dieng Selama Tiga Hari Berturut-turut, Apa Alasannya?

Embun Beku Muncul di Dieng Selama Tiga Hari Berturut-turut, Apa Alasannya?
info gambar utama

Kawasan Dataran Tinggi Dieng yang terdapat di Jawa Tengah saat ini tengah dalam suasana dingin-dinginnya. Bahkan suhu udara di Dieng bisa mencapai di bawah 0 derajat celcius pada pagi hari sebelum matahari terbit.

Karena suhu yang dingin ini membuat munculnya embun beku yang dapat ditemukan di kawasan Candi Arjuna pada pagi hari, sebelum matahari terbit. Menurut Unit Pelaksana Tugas (UPT) Dieng Banjarnegara embun beku muncul selama tiga hari.

Produk Kuliner UMKM Warga Desa Sikunang di Dataran Tinggi Dieng

“Dieng ramai karena embun beku tiga hari berturut-turut. Banyak wisatawan yang datang berburu embun beku,” kata Kepala UPT Sri Utami yang dimuat Kompas.

Sri Utami mengakui fenomena embun beku tahun ini lebih banyak muncul karena dinginnya suhu di Dieng. Hal ini kemudian ditambah tidak adanya hujan yang turun di kawasan itu, sehingga embun beku sering muncul.

Mengapa ada embun beku?

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Hery Susanto Wibowo menjelaskan bahwa secara meteorologi, fenomena tersebut dikenal sebagai frost atau embun beku. Hal ini berbeda dengan salju yang terbentuk sebagai partikel presipitasi atmosfer.

“Embun beku merupakan fenomena munculnya butiran es di permukaan. Masyarakat lokal lebih mengenal fenomena tersebut sebagai embun upas,” jelasnya.

Hery mengungkapkan bahwa secara klimatologis tekanan udara pada periode Juni-Juli-Agustus (JJA) lebih tinggi di Benua Australia yang mempunyai tekanan tinggi dibandingkan Benua Asia dengan tekanan rendah.

Cukur Rambut Gimbal, Budaya Ruwat yang Masih Lestari di Dataran Dieng

Menurutnya, penurunan suhu yang terjadi secara kontinyu sejak malam hingga dini hari menyebabkan embun yang semula terbentuk dan menyelimuti rumput, dedaunan, atau tanaman kemudian membeku.

“Fenomena ini bukanlah kejadian luar biasa dan umumnya terjadi di musim kemarau antara Juni-September. Terkadang, fenomena ini juga terjadi pada Mei, namun mulai intens dan sering mulai Juni dan puncaknya di Agustus,” katanya.

Berdampak buruk bagi petani

Karena fenomena embun beku tersebut mampu mendongkrak kunjungan wisatawan. Dalam sepekan terakhir, jelas Sri Utami terjadi kenaikan secara signifikan. Bahkan akhir pekan ada kenaikan hingga 85 persen.

“Biasanya dua hari pada akhir pekan kunjungan hanya 7 ribu orang. Tetapi akhir pekan lalu menjadi 13 ribu. Berarti ada kenaikan sekitar 85 persen,” ujarnya.

Biasanya para wisatawan yang hendak berburu embun beku, harus dilakukan sebelum matahari muncul. Hal ini ketika terkena sinar matahari, lapisan es yang menyelimuti rerumputan akan mencair dan menghilang.

Kawasan Dieng Akan Dipercantik untuk Meningkatkan Daya Tarik

Tetapi embun beku ternyata memberikan dampak buruk kepada para petani. Pasalnya embun beku itu mematikan bagi tanaman kentang. Disebutkan oleh Kepala Desa Dieng Kulon Slamet Budiono selalu muncul sepekan terakhir.

“Dari laporan yang masuk, kawasan pertanian kentang yang terkena embun beku seluas 4-5 hektare. Dampaknya, tanaman kentang seperti terbakar ketika terkena bun upas tersebut,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini