Yuk Main ke Tiga Pasar Wisata Tradisional di Yogyakarta!

Yuk Main ke Tiga Pasar Wisata Tradisional di Yogyakarta!
info gambar utama

Yogyakarta adalah kota dengan beribu wisata, membuatnya menjadi kota yang romantis dan membikin rindu, terutama bagi pelancong luar kota. Di setiap sisinya mengandung keajaiban dan warna-warna yang memberikan rasa yang beraneka ragam pula.

Beberapa sudut perkotaan Yogyakarta tidak pernah tidur, terdapat pasar-pasar tradisional yang sudah menjadi pusat perekonomian masyarakat sejak dahulu kala. Di sini tempat orang-orang mengejar rezeki, pun membelanjakan uangnya untuk kebutuhan dan jajanan-jajanan yang Jogja banget.

Bukan sekadar pasar, area perbelanjaan itu juga diakui sebagai ikon pariwisata yang dikenal sebagai market tourism. Sebagai pusat pariwisata, pasar tradisional memberikan pengalaman berbelanja yang berkesan.

Banyak hal yang dapat didapatkan ketika menyelami pengalaman berbelanja itu, mulai dari melihat suasana pasar yang khas, bangunan pasar lama yang membikin nostalgia, sampai beragam pernak-pernik dan oleh-oleh yang dapat dibeli di dalam pasar.

Yuk, sudah saatnya Kawan GNFI mencoba mengunjungi tiga rekomendasi pasar tradisional di Yogyakarta berikut:

1. Pasar Beringharjo

Pesona Pasar Beringharjo Yang Tak Ada Habisnya
info gambar

Pasar Beringharjo adalah pasar paling tua di Yogyakarta. Tercatat, pasar ini sudah ada sejak Kerajaan Mataram pertama kali didirikan pada abad ke-17 lalu. Karena statusnya sebagai pasar bersejarah itu, Pasar Beringharjo memegang status sebagai cagar budaya.

Bangunan Pasar Beringharjo tidak memiliki perubahan yang begitu signifikan. Pasar itu masih dijaga bentuk aslinya dengan desain klasik khas era kolonial dulu.

Panjangnya membentang dari pintu masuk utamanya yang berada di trotoar Malioboro sampai ke jalan dekat Taman Budaya. Berjalan dari depan ke belakang lumayan menguras tenaga.

Pada setiap jalan yang dilewati di dalam pasar, Kawan GNFI akan menemukan beragam seksi yang menjual barang yang berbeda-beda. Di bagian paling depan, terdapat pusat busana batik yang biasanya ramai sampai sore. Pusat batik ini menjadi incaran favorit para wisatawan, sehingga Kawan GNFI harus siap berdesak-desakkan.

Di seksi selanjutnya, terdapat pusat jualan busana casual. Tidak jarang ada pula yang menjual busana-busana thrift, yaitu pakaian bekas masih layak pakai. Di sesi selanjutnya terdapat oleh-oleh seperti anyaman, jajanan pasar, sampai rempah-rempah. Di sesi paling belakang pasar, terdapat beragam warung makan, pedagang sayur, buah, dan daging.

Baca juga:1,7 Ton Kepiting Bakau Maluku Tembus Pasar ASEAN

2. Pasar Prawirotaman

Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta
info gambar

Jika pergi ke selatan Malioboro, Kawan akan menemukan Pasar Prawirotaman. Pasar Prawirotaman terletak di Jalan Parangtritis, dekat Jalan Prawirotaman yang terkenal sebagai “Bali-nya Jogja” karena banyak turis asing berlalu-lalang dan menginap di sana.

Tidak lupa juga banyak bar yang menjual minuman alkohol dengan live music dan rave yang membuat suasanya semakin seperti Bali.

Pasar Prawirotaman mudah dilihat karena bangunannya menjulan tinggi. Pasar ini menjadi pasar paling modern di Yogyakarta karena ia mengalami renovasi besar-besaran. Prawirotaman memiliki tempat parkir basement, eskalator, sampai lift untuk memudahkan mobilitas pengunjung.

Para pedagang di sini sudah ditata rapi menurut jenis dagangan. Di lantai satu terdapat pusat jualan daging, di lantai dua ada pusat berjualan sayur dan bumbu-bumbuan, sedangkan di lantai tiga adalah pusat buah-buahan.

Di lantai empat atau rooftop, Kawan dapat menikmati kuliner yang banyak jenisnya. Rooftop pasar ini menjadi tempat ikonik untuk menikmati kota Yogyakarta dari atas, terutama di sore hari.

Baca juga: Harta Karun Budaya: Menjelajahi Ragam Pasar Terapung di Asia Tenggara

3. Pasar Lempuyangan

Jenang Gempol Pincuk Legendaris di Pasar Lempuyangan - Blog Ardian Kusuma
info gambar

Jika Kawan GNFI baru datang ke Yogyakarta lewat Stasiun Lempuyangan, jangan lupa Kawan mampir ke Pasar Lempuyangan. Jaraknya tidak begitu jauh, Kawan hanya perlu berjalan sekitar 10 menit.

Pasar Lempuyangan memang tidak sebesar dua pasar sebelumnya, tetapi, pasar ini adalah yang paling tradisional di antara kedua pasar tersebut, sehingga suasana tradisionalnya lebih kerasa.

Pasar ini juga menjual banyak kebutuhan sehari-hari, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan beragam produk daging.

Tidak lupa juga ada beberapa jajanan yang layak dicicipi di dalam Pasar Lempuyangan, seperti jamu dan beragam makanan tradisional lainnya. Pasar ini cocok menjadi tempat mampir untuk melepas lelah setelah menjalani perjalanan panjang dengan kereta api.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LG
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini