Garuda Tak Jadi Merger, Hanya Citilink-Pelita Air yang Digabung

Garuda Tak Jadi Merger, Hanya Citilink-Pelita Air yang Digabung
info gambar utama

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir mengungkapkan skema terbaru penggabungan tiga maskapai penerbangan nasional. Rencananya, PT Citilink Indonesia akan merger dengan PT Pelita Air Service (PAS), sedangkan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan tetap berdiri sendiri sebagai maskapai premium kebanggaan Indonesia.

Skema ini berubah dari pernyataan Erick pada 22 Agustus lalu yang mengatakan bahwa ketiga maskapai pelat merah itu akan disatukan. Dia pun ingin rencana merger bisa terlaksana tahun ini atau selambat-lambatnya awal 2024 jika tidak bisa dikebut.

"Garuda tetap sendiri. Citilink dan Pelita (digabung) karena Garuda kan sudah bagus, Citilink dan Pelita kita lebur," kata Erick di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Rencana Merger Garuda Cs, Ini Dampaknya bagi Maskapai Indonesia

Merger antara Citilink dan Pelita Air diprediksi Erick dapat menurunkan harga tiket. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah pesawat terbang komersial milik BUMN. Dia berkata, kalau terjadi kenaikan jumlah armada penerbangan dan didukung kompetisi terbuka dengan maskapai swasta, maka harga tiket bisa menjadi lebih murah.

Namun, penurunan itu tidak serta-merta terjadi, melainkan membutuhkan waktu. Pasalnya, pihak swasta memegang kendali harga tiket pesawat sebesar 65 persen, sementara porsi BUMN hanya 35 persen.

"Enggak bisa cepat, kalau jumlah pesawatnya nambah, kompetisinya terbuka, ya tiketnya menurun," ujar Erick.

Dia menyebut, Indonesia saat ini memiliki 550 pesawat, sedangkan jumlah ideal yang dibutuhkan sebanyak 750 unit. Itu artinya, Indonesia masih membutuhkan tambahan 200 pesawat lagi.

Dari 550 pesawat, kata dia, hanya 140 unit yang dioperasikan BUMN semenjak pandemi Covid-19 yang terdiri dari: 20 pesawat milik Pelita Air, 60 pesawat Garuda, dan 50 pesawat Citilink.

"Hari ini total pesawat di Indonesia 500 lebih belum (beroperasi) kembali seperti sebelum Covid-19. Pelita yang baru punya 9 dan sekarang 12 pesawat, kita dorong di 20-an bisanya karena kondisi leasing pesawat sudah mulai pulih," paparnya.

Setelah merger, Erick menargetkan jumlah pesawat yang bisa dioperasikan oleh ketga maskapai itu mencapai 170 pesawat pada 2026.

Garuda Indonesia Gaet Penghargaan "The World’s Best Airline Cabin Crew" Skytrax Lagi!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini