Mariana Yunita dan Upayanya Mengadakan Edukasi Kesehatan Seksualitas Komprehensif di NTT

Mariana Yunita dan Upayanya Mengadakan Edukasi Kesehatan Seksualitas Komprehensif di NTT
info gambar utama

Perempuan yang menginspirasi ini bernama lengkap Mariana Yunita Hendriani Opat. Ia merupakan founder Tenggara Youth Community, yakni organisasi kepemudaan yang berfokus pada isu hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR).

Komunitas Tenggara atau Tempat Gabungnya Gerakan Remaja lahir sebagai respon atas keresahan yang Mariana Yunita dan teman-temannya alami, yaitu karena belum adanya wadah untuk mempelajari pendidikan seksualitas yang komprehensif di NTT, terutama di wilayah Kupang dan sekitarnya. Padahal, mereka meyakini bahwa hak kesehatan seksual dan reproduksi adalah dasar dari hak asasi manusia, apalagi kita sudah tidak asing lagi dengan slogan “Sexual Rights is Human Rights”.

Bersama teman-temannya di komunitas Tenggara, perempuan yang akrab disapa Tata ini menginisiasi sebuah program yang bernama Bacarita Kespro. Bacarita diambil dari bahasa setempat yang berarti bercerita, sedangkan Kespro merupakan akronim dari kesehatan reproduksi. Bacarita Kespro merupakan program edukasi kesehatan seksualitas komprehensif yang menyasar kalangan anak-anak dan remaja kategori PMSEU (poor, marginal, socially excluded, underserved) di daerah Indonesia Timur, khususnya NTT.

Pelajar Indonesia Sabet 4 Medali pada Olimpiade Informatika Internasional 2023 di Hungaria

Melalui program Bacarita Kespro, komunitas Tenggara mengadakan edukasi kesehatan seksualitas kepada anak-anak dan remaja berusia 7 hingga 24 tahun dengan materi yang berstandar WHO dan Kementerian Kesehatan. Mereka melakukan pembelajaran tersebut dengan cara-cara yang seru dan tidak membosankan, serta menyesuaikannya dengan tingkat umur dan kebutuhan anak-anak.

Latar Belakang Bacarita Kespro

Pada acara talkshow Good Movement yang menghadirkan tiga penerima penghargaan SATU Indonesia Award bidang kesehatan pada Selasa (05/09), Tata bercerita bahwa alasan ia mendirikan Tenggara Youth Community dan mengadakan program Bacarita Kespro adalah berawal dari keresahannya tentang terbatasnya akses anak-anak dan remaja setempat terhadap pendidikan seksualitas yang komprehensif. Lebih dari itu, Tata juga merupakan penyintas kekerasan seksual di masa remajanya.

Menurutnya, pendidikan seksualitas yang dilakukan di sekolah melalui mata pelajaran biologi atau penjaskes hanya menyentuh dasar-dasar tentang sistem reproduksi dan pengenalan terhadap perbedaan anatomi tubuh laki-laki dan perempuan. Materi-materi tersebut belum sampai pada tahap mengenalkan anak kepada tubuhnya secara utuh.

Di sisi lain, pendidikan seksualitas yang komprehensif dapat membuat anak menjadi sadar akan hak atas tubuh mereka, sehingga anak-anak respect terhadap tubuh mereka sendiri, juga respect pada perubahan seksualitas dan reproduksi yang dialami orang lain. Yang paling penting adalah edukasi seksualitas secara komprehensif dapat berperan dalam mencegah aksi kekerasan seksual.

Selain itu, tidak adanya wadah bagi para penyintas kekerasan seksual menjadi concern tersendiri bagi Tata. Para penyintas ini cenderung menyembunyikan apa yang dialami karena takut dihakimi dan masih lekatnya stigma buruk terhadap korban pelecehan seksual. Ini tentu saja tidak baik untuk perkembangan psikis mereka karena dapat menyebabkan trauma, kecemasan, hingga depresi.

Oleh karena itu, selain mengadakan edukasi tentang kesehatan seksualitas yang komprehensif, komunitas Tenggara juga berperan sebagai tempat yang aman bagi para penyintas kekerasan seksual untuk bercerita tanpa merasa dihakimi, karena terkadang mereka hanya butuh untuk didengarkan dan didukung.

KTT ke-43 ASEAN Hasilkan 93 Proyek Senilai Rp586 Triliun

Tantangan dan Harapan

Tata mengaku tidak mudah untuk menjalankan program edukasi ini. Banyak tantangan yang ia dan tim hadapi, terutama karena isu yang diangkat termasuk tabu di masyarakat. Sangat jarang orang yang berani berbicara tentang seksualitas di tempat umum. Kebanyakan dari mereka menganggap seksualitas adalah pornografi, sehingga pembicaraannya harus dihindari.

Selain itu, tantangan lain datang dari tokoh agama setempat. Mereka malah berpendapat bahwa pembelajaran seksualitas malah akan menggiring anak-anak untuk melakukan seks bebas yang dilarang keras oleh agama.

Seiring berjalannya waktu, perjuangan yang Tata dan komunitasnya lakukan tidak sia-sia. Program ini telah membuka mata masyarakat sekitar mengenai pentingnya pendidikan seksualitas. Komunitas Tenggara pun tidak hanya melibatkan anak-anak, melainkan orang tua dan pendamping untuk diedukasi juga.

Kini, komunitas yang berdiri sejak 2016 ini sudah mengedukasi 4.000+ remaja dan bekerjasama dengan lebih dari 30 komunitas di daerah NTT. Menjadi pemenang pada ajang Satu Indonesia Awards 2020 yang diselenggarakan oleh Astra berdampak positif pada semakin dikenalnya komunitas ini oleh banyak pihak.

“Harapannya saya dan teman-teman dapat menyelesaikan modul tentang edukasi seksualitas yang sesuai dengan konteks lokal di daerah kami karena modul yang selama ini digunakan, meskipun berstandar WHO, tetapi dalam beberapa hal kurang cocok jika diterapkan di sini,” ujar Tata saat ditanya oleh pemandu acara mengenai harapan yang ingin diwujudkan ke depannya.

Selain membuat modul, Tata juga berencana akan membuat kurikulum tentang pendidikan seksualitas yang bekerja sama dengan pihak sekolah. Komunitas Tenggara pun akan meluaskan jangkauan kegiatan ini dengan memprioritaskan rural area dan menggandeng teman-teman tuli.

Semoga semangat Tata dalam melakukan kegiatan Bacarita Kespro dapat menginspirasi para pemuda di Indonesia untuk menciptakan program-program baru yang dapat berkontribusi pada pengembangan dan pembangunan masyarakat.

Eksotisme Tersembunyi Pulau Maratua yang Terletak di Timur Kalimantan

Sumber: Talkshow Good Movement by GNFI, Instagram Tenggara NTT, dan Podcast Basuara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DY
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini