Rumah Gadang Hampir Tinggal Sejarah dan Ornamen Gedung Pemerintah

Rumah Gadang Hampir Tinggal Sejarah dan Ornamen Gedung Pemerintah
info gambar utama

Kekayaan budaya Indonesia sangat beragam. Hal ini terbukti dari interaksi sosial masyarakat, tradisi, serta rumah adat.

Rumah tradisional di Indonesia mempunyai beragam bentuk arsitektur. Setiap rumah memiliki makna dan fungsi yang berbeda-beda. Salah satunya adalah Rumah Gadang yang merupakan rumah tradisional yang terdapat dalam kawasan Minangkabau.

Rumah Gadang memiliki bentuk gonjong karena atapnya agak runcing dan melengkung tinggi. Hal ini bermakna seperti 'tanduk kerbau'. Berdasarkan sejarah Minangkabau, 'manang' dan 'kabau' memiliki arti saat perang dengan zaman kerajaan Majapahit, pasukan Majapahit membawa kerbau yang sangat garang dan sangar.

Sementara itu, warga asli Minangkabau hanya membawa kerbau yang sangat lapar dan akhirnya tanduk kerbau yang sedang lapar itu menanduk kerbau dari Majapahit hingga terkapar. Hasilnya, kerbau dari masyarakat Minangkabau menang.

Rumah tradisional tersebut biasanya memiliki bentuk alur dan pola mengikuti kearifan lokal masyarakatnya. Menurut jurnal yang dikemukakan oleh Maulana dkk yang berujudul 'Pola Ruang Dalam Bangunan Rumah Gadang di Kawasan Alam Surambi Sungai Pagu – Sumatra Barat', beberapa pola pada suatu ruangan memiliki dasar-dasar yang dijadikan model untuk beberapa bangunan.

Bentuk tersebut bisa sama ataupun serupa, seperti berulang-ulang. Kawan, suatu pola cenderung dilakukan berulang-ulang, sehingga menjadi suatu tradisi dalam kawasan. Misalnya bentuk gonjong dalam Rumah Gadang yang dibuat secara beruntut tergantung jenis Rumah Gadang yang digunakan.

Suatu warisan kebudayaan pola-pola yang tercipta berasal dari generasi-generasi sebelumnya. Pola tersebut sudah menjadi pemahaman, kesepakatan, dan sebuah pengetahuan sehingga terus bertahan untuk dipakai ke masa-masa sesudah itu.

Rumah Gadang biasanya akan diturunkan dari generasi ke generasi. Namun, biasanya di Minangkabau, pewarisan Rumah Gadang akan diturunkan kepada anak perempuan.

Pewarisan Rumah Gadang kepada anak perempuan dikarenakan masyarakat Minangkabau sangat menjunjung tinggi wanita. Mereka menganut sistem matrilineal. Apabila suatu keluarga tidak memiliki anak perempuan, penghuni dari Rumah Gadang tersebut terancam tidak ada.

Rumah Gadang bagi masyarakat Minangkabau sangat penting karena setiap rumah memiliki fungsi. Salah satu jenis Rumah Gadang yaitu Rumah Gadang rakyat dua.

Baca juga: Menanti Hadirnya Jembatan Bangka-Sumatra, Infrastruktur Masa Depan Indonesia

Rumah Gadang memiliki anjuang yang berfungsi sebagai tempat terlaksananya kegiatan-kegiatan adat. Kawan, secara umum rumah ini anti terhadap gempa bumi. Hal ini karena pasak yang dipasang pada bangunan itu saling terikat. Bangunan tradiosional tersebut juga dipasang diatas batu yang sangat keras sehingga mampu untuk menahan goncangan gempa.

Guru Besar Silat Elang Putih Batu Payung mengatakan, "Minangkabau ini berprinsip Alam Takambang Jadi Guru. Sama halnya dengan Rumah Gadang, maka Rumah Gadang seperti karet, karet jika kita tarik secara berlawanan maka dia akan putus, tetapi jika karet mengikuti arah kemana dia ditarik, maka tidak akan putus, begitulah kerja dari Rumah Gadang yang mampu menahan datangnya gempa bumi".

Gempa bumi tidak menganggu keberadaan Rumah Gadang, tapi jika terjadi gempa bumi disusul dengan tsunami, tentu akan sangat mengancam. Mengingat wilayah Sumatra Barat rawan akan bencana gempa bumi dan tsunami.

Keberadaan Rumah Gadang semakin menipis jumlahnya seiring dengan pembangunan rumah modern yang semakin masif. Pembangunan rumah modern dinilai lebih bisa mengikuti zaman. Selain itu, banyaknya developer perumahan modern yang menawarkan harga dan juga tempat yang nyaman membuat bangunan tradisional ini mulai ditinggalkan.

rumah gadang yang dihancurkan
info gambar

Kawasan kampung penulis sendiri berada di wilayah kabupaten 50 kota, tepatnya di Desa Batu Payung. Di sana keberadaan Rumah Gadang dapat dihitung dengan jari. Dahulu saat Rumah Gadang masih ada, di sana menjadi tempat bermain, memasak, dan kegiatan latihan budaya seperti Randai, Tari Piring, dan sebagainya.

Baca juga: Kereta Cepat Whoosh Resmi Beroperasi, Awal Modernisasi Transportasi Massal

Namun, semua hal tersebut kini tinggal kenangan. Rumah Gadang harus dipertahankan. Rumah Gadang bisa dibuat strukturnya lebih modern seperti rumah pada umumnya. Sebagai tambahan, saat ini hanya Gedung Pemerintah yang selalu meniru Rumah Gadang berbentuk gonjong dan juga fasilitas umum seperti Bandara Internasional Minangkabau yang masih menggunakan konsep Rumah Gadang.

Referensi:

https://media.neliti.com/media/publications/111066-ID-pola-ruang-dalam-bangunan-rumah-gadang-d.pdf

https://www.harianhaluan.com/news/pr-106957379/unik-kenapa-rumah-gadang-sumbar-tahan-gempa-ternyata-ini-rahasianya-nomor-3-oalah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini