Alvinia Christiany, Pejuang “Teman Autis”: Dari Kegelisahan Hingga Raih Penghargaan

Alvinia Christiany, Pejuang “Teman Autis”: Dari Kegelisahan Hingga Raih Penghargaan
info gambar utama

Di Indonesia, autisme bukanlah hal yang tabu untuk diperbincangkan. Dikutip dari situs Autisme Indonesia, autisme adalah gangguan perkembangan yang terjadi saat masa perkembangan awal anak. Gangguan ini dapat diidentifikasi dengan adanya kesulitan komunikasi, interaksi sosial, perilaku dan aktivitas yang kaku. Autisme dapat ditemukan pada anak-anak yang pintar maupun yang memiliki kepribadian santai. Anak dengan autisme mungkin juga memiliki kebutuhan lain seperti ADHD dan disleksia yang perlu diintervensi.

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), WHO memperkirakan bahwa 1 dari 160 anak di dunia menyandang autisme. Angka ini dapat bervariasi tergantung pada metode diagnosis, kriteria inklusi, dan ketersediaan layanan kesehatan. WHO juga menyatakan bahwa autisme merupakan salah satu penyebab utama kecacatan pada anak-anak dan remaja, serta berdampak pada kesehatan fisik, mental, sosial, dan ekonomi mereka.

Belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita autisme di Indonesia. Namun, berdasarkan beberapa sumber, diperkirakan bahwa Indonesia memiliki penyandang spektrum autisme sebanyak 2,4 juta orang dengan pertambahan penyandang baru 500 orang/tahun.

Ini Dia 5 Alasan Orang Bahagia Setelah Nonton Film Horor

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyebutkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan prevalensi autis dari 1 per 1000 penduduk menjadi 8 per 1000 penduduk dan melampaui rata-rata dunia yaitu 6 per 1000 penduduk.

Sayangnya, di Indonesia masih banyak stereotip negatif dan kasus perundungan terhadap penyandang autis di lingkungan masyarakat. Seringkali, mereka dianggap “aneh” dan mengalami perlakuan diskriminatif. Orang dengan autisme sering dianggap sebagai sumber penularan penyakit, sehingga mereka sering dihindari dan diisolasi dalam lingkup pertemanan.

KemenPPPA juga mengungkapkan bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi oleh penyandang autisme di Indonesia, seperti kurangnya kesadaran masyarakat, stigma negatif, diskriminasi, kurangnya layanan kesehatan dan pendidikan yang inklusif, serta kurangnya dukungan dari pemerintah dan swasta.

Hal inilah yang juga disadari oleh Alvinia Christiany. Melihat maraknya hal tersebut terjadi di Indonesia, membuat hati Alvinia bersama rekan-rekannya tergerak untuk mendirikan komunitas Teman Autis. Alvinia menjelaskan bahwa terbentuknya komunitas Teman Autis dipicu oleh kegelisahan dalam hatinya. Mereka bersama teman-temannya menyaksikan autisme kerap mengalami perlakuan yang tidak adil.

Awalnya, organisasi ini telah digagas sejak tahun 2017 dengan nama Proyek Light It Up. Namun, baru pada April tahun 2018, komunitas ini mengesahkan perubahan nama menjadi Teman Autis. Seperti namanya, kelompok yang didirikan oleh Alvinia, Ratih, dan rekan-rekannya bertujuan untuk lebih memahami, mendukung, dan membantu para penyandang autisme.

Museum Batik Sudah Dibuka, Jadi Sarana Baru untuk Pengetahuan Tentang Batik
Teman Autis yang melakukan gerak jalan sambil sosialisasi tentang autisme di Car Free Day di Sudirman, Jakarta pada 30 Juli 2017 (dok. pribadi/Alvinia Christiany)
info gambar

Komunitas Teman Autis adalah sebuah organisasi sosial yang bergerak di bidang advokasi dan edukasi tentang autisme. Visi komunitas ini adalah untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, toleran, dan peduli terhadap penyandang autisme. Misi komunitas ini adalah untuk memberikan informasi yang benar dan akurat tentang autisme, serta memberikan dukungan moral dan materiil kepada penyandang autisme dan keluarganya. Tujuan komunitas ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup penyandang autisme, serta menghapus stigma dan diskriminasi yang ada di masyarakat.

Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut, komunitas Teman Autis melakukan berbagai kegiatan, seperti:

  • Mengadakan seminar, workshop, diskusi, dan pelatihan tentang autisme bagi masyarakat umum, guru, orang tua, dan penyandang autisme.
  • Mengadakan kampanye sosial melalui media sosial, poster, spanduk, dan video untuk menyebarkan pesan positif tentang autisme.
  • Mengadakan kunjungan ke sekolah-sekolah inklusif, pusat-pusat rehabilitasi, dan rumah-rumah penyandang autisme untuk memberikan bantuan dan motivasi.
  • Mengadakan acara-acara kreatif dan rekreasi bersama penyandang autisme, seperti lomba mewarnai, bermain musik, olahraga, piknik, dan lainnya.
Koteka Papua, Pakaian Tradisional yang Punya Nilai Sosial dan Budaya Kaya

Dalam kurun waktu lima tahun sejak berdiri, komunitas Teman Autis telah berhasil menciptakan dampak positif bagi banyak pihak. Beberapa dampak yang dapat disebutkan adalah:

  • Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang autisme. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh komunitas Teman Autis pada tahun 2023, sebanyak 87% responden mengaku lebih paham tentang apa itu autisme setelah mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas ini.
  • Meningkatkan keterampilan dan kepercayaan diri penyandang autisme. Berdasarkan testimoni yang diberikan oleh beberapa orang tua penyandang autisme, anak-anak mereka menjadi lebih aktif, mandiri, dan bahagia setelah berinteraksi dengan komunitas Teman Autis. Mereka juga menjadi lebih terbuka untuk belajar hal-hal baru dan mengekspresikan diri mereka.
  • Meningkatkan kerjasama dan solidaritas antara penyandang autisme, keluarga, guru, dan masyarakat. Berdasarkan laporan kegiatan yang dibuat oleh komunitas Teman Autis, sebanyak 1.500 orang telah terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas ini sejak tahun 2018. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, usia, gender, agama, dan profesi.

Selain menciptakan dampak positif, komunitas Teman Autis juga telah meraih beberapa prestasi yang membanggakan. Beberapa prestasi yang dapat disebutkan adalah:

  • Mendapatkan penghargaan sebagai Organisasi Sosial Terbaik dari Kementerian Sosial Republik Indonesia pada tahun 2020.
  • Mendapatkan dukungan dana dari Yayasan Astra pada tahun 2021.
  • Mendapatkan apresiasi dari Presiden Republik Indonesia pada peringatan Hari Autisme Sedunia pada tahun 2022.

Alvinia Christiany adalah salah satu contoh dari generasi muda Indonesia yang memiliki semangat dan dedikasi untuk memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan dunia. Ia menginspirasi kita semua untuk lebih memahami, mendukung, dan membantu para penyandang autisme, serta menghargai keberagaman yang ada di masyarakat. Ia juga menunjukkan bahwa autisme bukanlah sebuah hambatan, melainkan sebuah keunikan yang dapat menjadi kekuatan. Dengan menjadi teman bagi penyandang autisme, kita dapat menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik.

Atas karya-karyanya tersebut, Alvinia Christiany berhasil menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards (Astra) 2022 Bidang Pendidikan. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan dan apresiasi Astra terhadap semangat keberagaman anak muda Indonesia yang bersatu membangun bangsa dengan memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya melalui lima bidang, yakni kesehatan, pendidikan, teknologi, lingkungan, dan kewirausahaan.

Digital Nomad? Gaya Hidup Kerja yang di Gandrungi Anak Muda
Alvinia Christiany Pejuang
info gambar

Semangat Alvinia dan kisah sukses komunitas Teman Autis menjadi cerminan inspiratif bagi kita semua untuk merangkul perbedaan, memahami keunikan setiap individu. Ketika kita menjadi teman bagi penyandang autisme, kita membantu membuka pintu menuju dunia yang lebih beragam, penuh kasih, dan penuh penghargaan terhadap keistimewaan yang setiap orang bawa.

Mari kita semua bersama-sama berpartisipasi dalam upaya ini, mendukung mereka, dan menjadikan penyandang autisme dapat tumbuh dan berkembang dengan potensi yang mereka miliki.

#kabarbaiksatuindonesia

Sumber:

  • https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/pejuang-teman-autis/
  • https://www.kompasiana.com/diahworosusanti/651798f708a8b53d4077c992/alvinia-christianya-sosok-pejuang-teman-autis-yang-menginspirasi
  • https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1682/hari-peduli-autisme-sedunia-kenali-gejalanya-pahami-keadaannya
  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1631/autisme
  • https://www.liputan6.com/disabilitas/read/5065722/1-dari-160-anak-di-dunia-menyandang-autisme-segera-deteksi-dini-untuk-penanganan-terbaik
  • https://www.researchgate.net/profile/Yostan-Labola-2/publication/329092028_Data_Anak_Autisme_Belum_Akurat/links/5bf51da4a6fdcc3a8de65e2a/Data-Anak-Autisme-Belum-Akurat.pdf
  • https://www.fadevmother.com/2023/09/alvinia-christiany-pendiri-teman-autis.html
  • https://www.idntimes.com/life/inspiration/laven-nia/perjuangan-tumpas-stigma-teman-autis-c1c2?page=all
  • https://www.idntimes.com/life/inspiration/olivia-erwima/alvinia-christiany-dan-perjuangannya-melawan-stigma-autisme-c1c2
  • https://temanautis.com/
  • https://digstraksi.com/jangan-dimusuhi-berikut-5-tips-menjadi-teman-seorang-autisme/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini