Sang Pendobrak Perubahan dari Baduy Dalam

Sang Pendobrak Perubahan dari Baduy Dalam
info gambar utama

Rimbunan pepohonan Pegunungan Kendeng menyibak asri, di wilayah ini urang kanekes tinggal. Urang Kanekes atau yang kita kenal dengan nama Suku Baduy tinggal di wilayah Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Ketika mendengar nama Suku Baduy mungkin langsung terlintas dibenak kita, sekelompok masyarakat adat yang tinggal di pedalaman serta menutup diri dari dunia luar. Namun, hal tersebut dapat dipatahkan saat kawan bertemu dengan Narman.

Siapa sangka, pria Baduy yang tidak pernah mengenyam bangku pendidikan formal ini berhasil melejitkan dan mengharumkan masyarakat baduy, hingga ke penjuru Indonesia bahkan, ke manca negara melalui produk kerajinan lokal.

Produk tersebut ia beri nama merk Baduy Craft yang menjual beraneka ragam kerajinan lokal khas Baduy seperti tas, gelang, cincin rotan, baju adat, syal dan kain tenun.

Kerajinan Baduy Craft |Foto: Baduy Craft/instagram.com/baduycraft
info gambar

Melihat potensi kreativitas pengrajin Baduy yang tidak diimbangi dengan akses jalan memadai, membuat langkah Narman tergerak. Pada tahun 2017, Narman mulai memasarkan produk tetangganya melalui media daring seperti Instagram serta marketplace seperti Bukalapak dan Tokopedia.

Selain itu, untuk menjangkau masyarakat lebih luas pameran satu ke pameran lainnya juga Narman jajaki. Meski, pada awalnya sempat ditentang oleh Kepada Adat Baduy, Narman tak jua gentar.

Di awal-awal dulu saya dapat teguran dari Kepala Adat Baduy karena dianggap saya melanggar Adat dengan menggunakan HP, teknologi. Ya, saya sadar memang saya melanggar tapi kemudian saya jelaskan bahwa yang saya lakukan ini bukan saya ingin gaya-gayaan, mengikuti dunia luar,” ucap Narman

Baca juga: Elsa Maharani, Berdayakan Perempuan Melalui Kampung Jahit

Setapak demi setapak langkah kaki Narman menyusuri jalan berbatu di Pegunungan Kendeng. untuk berpindah ke desa sebelah. Sekadar untuk mengunggah konten atau melayani pesanan pembeli hal tersebut karena di kampungnya tidak ada sinyal. Tidak cukup itu, tantangan lainnya datang dari segi produksi.

Belum tersedianya rumah produksi khusus, membuat Narman terkadang sulit jika mendapat pesanan dengan kuantitas banyak karena produk yang dihasilkan benar-benar asli buatan tangan dan setiap orang pasti menghasilkan motif yang berbeda karena tarikan tangannya juga berbeda.

Perkembangan teknologi terutama media sosial yang pesat menurut Narman membawa dampak positif karena produknya lebih mudah untuk mendapat atensi publik.

Akan tetapi juga berdampak negatif karena algoritma sosial media terus berkembang dan saat ini agar bisa menyajikan konten dengan engangement tinggi pasti harus mengikuti trend.

Sementara, kebanyakan trend yang ada selama ini bertentangan dengan adat suku Baduy yang ditakutkan justru ia akan merusak stigma positif masyarakat luas terhadap suku Baduy sebelumnya.

Kini, sudah ada lebih dari 30 orang pengrajin yang mempercayai Narman untuk memasarkan hasil kreativitas mereka dan omzet penjualan dalam sebulannya pun bisa mencapai 50 juta.

Baca juga: Tidak Hanya Berjualan, Es Gak Beres Juga Bermanfaat bagi Orang Lain

Banyak juga anak-anak muda Baduy yang ikut terinspirasi oleh Narman. Ditambah pada 2018, Narman menjadi peraih penghargaan di bidang kewirausahaan SATU Indonesia Awards dari ASTRA dengan program ‘Sang Pembuka Cakrawala Baduy.’

Setelah mendapatkan penghargaan apresiasi SATU Indonesia Awards sangat berdampak apalagi dari segi exposure, lebih banyak dikenal. Mungkin dari tulisan-tulisan teman wartawan juga sangat membantu. Selain itu, saya pribadi jadi lebih semangat lagi, termotivasi dan lebih bisa melihat proyeksi kedepan.

Narman mengatakan untuk rencana kedepannya selain terus, menjalankan dan mengembangkan usaha kerajinan lokal masyarakat baduy, ia juga sedang merintis usaha di bidang pariwisata.

Narman berharap dengan adanya pengunjung yang datang untuk berwisata atau sambaing budaya ke Baduy dapat meningkatkan geliat wisata dan juga akan membeli oleh-oleh kerajinan lokal Baduy. Sehingga, selain dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan ekonomi hal ini juga dapat mengenalkan masyarakat baduy pada dunia lebih luas.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini