Datuk: Posisi Tinggi dan Pemimpin di Budaya Minang

Datuk: Posisi Tinggi dan Pemimpin di Budaya Minang
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Pemimpin merupakan sosok yang menjadi garda terdepan dalam mengatur maupun mengayomi suatu kelompok maupun masyarakat. Dalam kebudayaan di Indonesia yang sangat beragam ini terdapat berbagai macam sebutan bagi seorang pemimpin yang ditunjuk oleh kaumnya. Di Minangkabau, posisi tersebut dikenal sebagai Datuk atau datuak. Begitupun yang terjadi di Nagari Kacang, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok.

Datuk atau dikenal dengan datuak merupakan sosok yang menjadi pemuka disuatu adat didaerahnya. Prosesi pengangkatan datuak sendiri memiliki banyak tahapan yang perlu dilaksanakan sebelum adanya pengangkatan datuak.

Di Nagari Kacang, penulis berkesampatan untuk melihat secara langsung prosesi pengangkatan tersebut mulai dari persiapan hingga penghujung prosesi. Prosesi pengangkatan datuak dimulai dengan rapat yang laksanakan di Kerapatan Adat Nagari atau KAN yang pada saat itu bertepatan di Jorong Balai-balai, Nagari Kacang Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Rapat ini sendiri mengumpulkan banyak tokoh adat untuk merumbukkan dan menyetujui bahwa seseorang tersebut disetujui untuk diangkat atau diberikan gelar datuak.

Apabila persetujuan telah dihantarkan, maka prosesi berikutnya ialah batagak gala yang dilangsungkan di Rumah Gadang, yang pada saat itu berada di Jorong Balai-balai, Nagari Kacang Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Prosesi batagak gala diiringi dengan pemberian gelar kepada calon datuak dan juga pemotongan jawi atau kerbau sebagai bentuk hadiah kepada masyarakat. Kerbau tersebut nantinya akan dijadikan jamuan kepada masyarakat

Baca juga: Mengenal Kerupuk Klejat, Kerupuk dari Kerang Laut Khas Bali

Prosesi batagak gala dimulai dengan pertemuan sekaligus pemberian gelar yang dilakukan di Rumah Gadang yang mana turut mengundang masyarakat untuk menghadiri prosesi tersebut. Dalam prosesi ini, terdapat serangkaian kegiatan yang dilakukan, mulai dari pembacaan tugas dari datuak, serta ikrar atau janji yang harus dilakukan oleh calon datuak untuk mengemban amanah dan melaksanakan tugasnya setelah menjadi seorang datuak.

Setelah prosesi tersebut telah selesai dilaksanakan, maka para tokoh adat serta datuak yang ditunjuk diarak oleh masyarakat untuk kembali kerumahnya yang mana dilanjutkan dengan acara Alek Nagari atau Pesta sebagai bentuk perayaan akan ditunjuknya pengangkatan datuak tersebut.

Sebagai seorang yang berasal dari Minangkabau yang hidup di perkotaan, Acara atau Prosesi yang dilakukan di Nagari Kacang ini sendiri sangat mencerminkan akan budaya Minangkabau yang masih kental itu sendiri. Hal inilah yang, bagi penulis, menjadi suatu concern bagi masyarakat kita, khususnya Minangkabau yang mana kebudayaan sendiri kian lama memudar seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi.

Kebudayaan Minang yang kian lama hilang dan jarang lagi kita temui di daerah perkotaan, khususnya Ibukota Sumatera Barat, Kota Padang menjadi hal yang menakutkan bagi masyarakat itu sendiri mengingat semakin lama hal ini dibiarkan, maka kebudayaan tersebut disuatu daerah akan menghilang.

Baca juga: Pemerintah Klaim Biodiesel Turunkan 27,8 Juta Emisi Karbon pada 2022

Bagi penulis pribadi, sangat mengapresiasi nagari-nagari yang ada di Sumatera Barat masih sangat kental akan kebudayaan minang tersebut. Hal ini, secara tidak langsung menjadi sebuah langkah atau usaha agar kebudayaan suatu adat tidak punah. Dan tidak hanya itu, kaum muda pun juga turut melangkahkan kakinya agar melakukan hal yang sama dan bahkan mencoba memperkenalkan budaya minangkabau di seluruh Indonesia.

Sebagai contoh Darak Badarak yang menggunakan alat musik tradisional Minangkabau yang kemudian dikombinasikan dengan musik moderen yang menghasilkan sebuah pertunjukkan yang dilakukan di Indonesia's Got Talent. Dan juga ada sekolompok pemuda, salah satunya Praz Teguh yang juga turut melakukan hal yang sama, tapi dengan skena yang berbeda. Dengan slogannya "Minangkan Indonesia", Praz Teguh dan kawan-kawan juga turut mengenalkan budaya Minangkabau keranah yang lebih luas agar kebudayaan tersebut tidak punah dan bahkan dikenal diseluruh Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini