Achmad Irfandi: Pendiri Kampung Lali Gadget, Tempat mengenal Permainan Tradisional

Achmad Irfandi: Pendiri Kampung Lali Gadget, Tempat mengenal Permainan Tradisional
info gambar utama

Pemandangan anak-anak bermain permainan tradisional sudah sangat jarang terlihat. Permainan seperti lompat tali, petak umpet, dan engklek kehilangan penggemarnya. Salah satu penyebabnya dikarenakan anak-anak diera digital lebih akrab bermain gadget, bahkan ada diantara mereka mengalami penyakit kecanduan gadget. Tapi tahukah kawan, ada sebuah gerakan yang dipelopori oleh Achmad Irfandi yang berupaya memperkenalkan kembali permainan tradisional pada anak-anak?

Achmad Irfandi yang akrab disapa Mas Irfandi adalah pemuda asli dari Dusun Bendet, Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Sejak SMP, Mas Irfandi aktif dalam kegiatan pramuka. Kemudian, di tingkat perguruan tinggi, Mas Irfandi mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Surabaya dengan jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sampai memperoleh gelar magister. Persahabatannya dengan alam dan dunia pendidikan lah yang melatarbelakangi lahirnya Kampung Lali Gadget (KLG).

Kampung Lali Gadget (KLG) berawal dari kegiatan literasi yang dilakukan oleh Mas Irfandi bersama temannya di kampung halaman setiap dua minggu sekali pada tahun 2018. Pada kegiatan itu, selain belajar anak-anak juga diperkenalkan beberapa permainan tradisional. Tawa dan antusias anak-anak dalam bermain menumbuhkan semangat dalam diri Mas Irfandi untuk mengembangkan kegiatan literasi tersebut menjadi kegiatan yang benar-benar befokus pada permainan tradisional.

8 Jenama Indonesia Sambangi Korsel di Road to JMFW 2024

Mas Irfandi menjelaskan bahwasanya permainan tradisional adalah warisan budaya bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Contohnya saja seperti kalimat ini “hom pimpah alaihom gambreng” memiliki makna yang begitu dalam yang singkatnya berarti Tuhan menciptakan manusia dan kepada Tuhan manusia kembali, dan sebelum kembali manusia harus berkontribusi. Kalimat ini lah yang dijadikan mantra bermain di KLG.

Salah satu program KLG adalah layanan mingguan yang diisi dengan kegiatan bermain dan workshop membuat mainan menggunakan bahan dari alam. Setiap minggu tema kegiatannya berbeda-beda seperti main air, main angin, main batu, main daun, main batang, dan sebagainya. KLG mempunyai data puluhan permainan tradisional dari hasil riset kecil-kecilan yang dilakukan supaya anak-anak tidak pernah bosan dan selalu senang bermain di KLG.

KLG juga berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan perguruan tinggi untuk terus dapat mengembangkan permainan tradisional tersebut dengan harapan dapat memberikan dampak positif untuk perkembangan anak-anak, baik itu karakter, pola pikir, kesehatan dan lain sebagainya. Sejauh ini selama KLG berjalan hampir 6 tahun, orang tua anak-anak banyak yang memberikan testimoni positif. Anak yang belum bisa membaca, ketika kesenangannya terpenuhi, keinginannya untuk belajar terpancing. Anak yang biasanya hanya menghabiskan waktu bermain gadget dirumah, bisa lebih bijaksana dalam menggunakan gadgetnya.

Kerja keras Mas Irfandi membuatnya berhasil memenangkan penghargaan Satu Indonesia Awards yang diselenggarakan Astra di bidang pendidikan pada tahun 2021 sebagai penggerak konservasi budaya. Berkat hal ini, KLG kini dikenal luas sebagai sebuah yayasan yang mempelopori kegiatan pendidikan informal berbasiskan permainan tradisional yang dikunjungi oleh 500 hingga 1000 anak setiap bulannya.

Bisma Karisma Wakili Indonesia di Kompetisi Dance Internasional Korea Selatan

Harapan Mas Irfandi dengan adanya KLG, Permainan tradisional dapat diminati lagi dan terus diwariskan turun-temurun. Anak-anak dapat mempunyai pilihan permainan lain selain gadget, karena anak-anak bukannya tidak tertarik bermain permainan tradisional tetapi ketidaktahuan lah yang memjadi permasalahannya. Serta tumbuhnya sikab bijaksana dalam penggunaan teknologi. Seperti kata Mas Irfandi dalam Apresiasi Satu Indonesia Award ke 12 Astra “Kalau semua orang berlomba-lomba dalam kemajuan teknologi, lalu siapa yang memikirkan dampak negatif dari perkembangan teknologi itu?”.

#Kabarbaiksatuindonesia

Referensi:

https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/penggerak-konservasi-budaya-kampung-lali-gadget/

Talkshow Good Movement by GNFI Academy “Kisah Inspiratif Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards: Menggapai Impian, Membangun Bangsa”.

https://filmfreeway.com/Pelita_Dalam_Jenaka_Anak

https://www.jawapos.com/surabaya-raya/01350903/achmad-irfandi-pendiri-kampung-lali-gadget

https://www.youtube.com/c/KampungLaliGadget

https://www.instagram.com/kampunglaligadget

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini