Indonesia Buktikan Keberhasilan Hutan Berkelanjutan, Jadi Contoh untuk Negara-negara AIS

Indonesia Buktikan Keberhasilan Hutan Berkelanjutan, Jadi Contoh untuk Negara-negara AIS
info gambar utama

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS 2023, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, berbagi pengalaman Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim melalui kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan dan inovasi.

Pengalaman ini diakui oleh dunia internasional dan disampaikannya kepada delegasi Forum Negara-Negara Pulau dan Kepulauan (AIS) dalam acara Workshop "Forest Powers for Climate Action" di Nusa Dua, Bali, pada tanggal 10 Oktober 2023. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Nurbaya membahas keberhasilan Indonesia dalam mengurangi dampak perubahan iklim melalui inovasi dan kebijakan pengelolaan hutan yang efektif.

"Pemerintah Indonesia telah mendapatkan pengakuan dunia atas keberhasilannya dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dari Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD+) pada periode 2014-2016 sebesar 20,25 juta ton CO2eq, dan telah menerima Result Based Payment sebesar USD 103,8 juta," tutur Menteri Siti

Ia menegaskan prestasi ini sebagai bukti konkret dari kesungguhan Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Keberhasilan ini bukan hanya menunjukkan sikap berani Indonesia dalam menghadapi ancaman perubahan iklim, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dalam negeri dan di mata dunia internasional.

Siti juga mengajak negara-negara pulau dan kepulauan anggota AIS Forum untuk menggali lebih dalam ambisi mereka. Dia mendorong kolaborasi yang lebih erat dan inisiatif baru yang bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim.

Langkah-langkah ini diharapkan sejalan dengan upaya merangsang pertumbuhan ekonomi berbasis karbon rendah, terutama melalui sektor kehutanan. Ajakan ini mencerminkan tekad Indonesia untuk terus berperan aktif dalam memimpin perubahan positif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Hutan Mangrove: Penjaga Iklim yang Terlupakan

"Perubahan iklim bukan hanya merupakan tantangan global yang tidak mengenal batas-batas negara, namun juga merupakan isu yang membutuhkan solusi yang perlu dikoordinasikan di tingkat internasional untuk membantu negara-negara berkembang menuju ekonomi rendah karbon," jelasnya.

Indonesia telah menetapkan target net sink karbon pada tahun 2030 melalui program ambisius yang disebut Indonesia's FOLU net sink 2030. Program ini didasarkan pada perbaikan kebijakan dan langkah-langkah korektif dalam sektor kehutanan selama periode yang berlangsung tidak kurang dari tujuh tahun.

Langkah-langkah perbaikan ini melibatkan penguatan kebijakan, pengimplementasian program yang lebih terstruktur, dan peningkatan dalam proses kerja, termasuk penggunaan sistem pemantauan dan verifikasi yang ketat untuk mengukur keluaran, hasil, dan dampak dari tindakan korektif tersebut.

Upaya yang signifikan ini dalam mengurangi emisi dari sektor FOLU di Indonesia memiliki dampak besar, karena diharapkan dapat menyumbang sebanyak 60% dari target penurunan emisi nasional yang tercantum dalam Komitmen Nasional yang Ditentukan Sendiri (ENDC) Indonesia.

Hal tersebut mencerminkan komitmen Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim dengan tindakan konkret, menciptakan fondasi yang kokoh menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Penjelajahan Tim Peneliti di Hutan Kalimantan Tengah Temukan 16 Potensi Spesies Baru

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini